Inspiratif, Bocah 15 Tahun Berhasil Jual Kostum Jaranan Banyuwangi hingga Luar Negeri
Merdeka.com - Kisah inspiratif ini datang dari Yuzheldi Dea Mahendra, bocah 15 tahun sudah menghasilkan uang dari hobi yang digelutinya sejak kecil.
Pelajar asal Dusun Kedungrejo, Desa Sambimulyo, Kecamatan Bangorejo, Kabupaten Banyuwangi itu sudah memiliki bisnis dari hasil karya tangannya sendiri. Dia berjualan kostum dan berbagai aksesoris jaranan buto atau jaranan Banyuwangi.
Jauh sebelum menjual hasil karyanya, sejak duduk di bangku sekolah dasar, Yuzheldi suka menonton jaranan Banyuwangi dan mengenakan make up. Selanjutnya, saat bersekolah di SMP Negeri 1 Bangorejo, Yuzheldi mengikuti ekstrakurikuler Jaranan Buto.
-
Apa pekerjaan anak ini? Di usianya masih masih belia, RA yang duduk di kelas 6 Sekolah Dasar (SD) ini harus merasakan kerasnya hidup. Ia harus menjadi tulang punggung keluarga dan merawat orang tuanya.
-
Bagaimana anak ini mencari uang? Mampu mengumpulkan uang hingga Rp150 ribu untuk digunakan membantu orang tua yang berprofesi sebagai nelayan.
-
Siapa yang sukses jadi pengusaha di usia muda? Hal ini telah dibuktikan Via, yang dulunya hanya seorang pembantu dengan penghasilan Rp20.000 sehari. Namun, kini Via telah menjadi pengusaha muda yang sukses dan mandiri.
-
Siapa yang bisa melakukan hobi ini? Aktivitas seni ini dapat dilakukan secara mandiri atau bersama keluarga dan teman, yang membuatnya menjadi hobi sosial yang bermanfaat.
-
Siapa yang terinspirasi untuk membuka usaha? Usaha ini bermula dari suami Qori yang memiliki ketertarikan dalam dunia kuliner.
Jual Hasil Karya hingga Luar Negeri
©2022 Merdeka.com/Dok. Desa Sambimulyo
Yuzheldi kemudian mengembangkan hobinya akan jaranan dengan belajar membuat kostum jaranan buto. Dia mendapatkan ilmu menjahit dari sang ayah. Dalam praktiknya, ia mengembangkan ilmu menjahit dari sang ayah sampai akhirnya bisa membuat kostum-kostum jaranan buto.
"Gara-gara saya bisa produksi kostum itu, saya berpikir dari ide-ide kakak saya gimana caranya saya bisa jadi kayak kakak saya," tutur Yuzheldi, dikutip dari akun Instagram @bangorejo24jam, Selasa (8/11/2022).
Yuzheldi mengaku mulai bisa membuat kostum jaranan saat dirinya duduk di bangku kelas 8 SMP. Dia kemudian mengunggah hasil karyanya ke berbagai akun media sosial seperti facebook dan Instagram.
Singkat cerita, dari promosi di media sosial itulah karyanya kemudian diminati pembeli dari berbagai daerah, mulai dari Kalimantan, Sumatera, Lampung, bahkan hingga ke Suriname.
Hingga kini, pelajar SMK 8 Muhammadiyah Siliragung ini mengaku sudah ratusan kodi kostum jaranan buto dan aksesoris yang telah di kirim keluar Jawa.
Bikin Bangga
©2022 Merdeka.com/Dok. Desa Sambimulyo
Kepala Desa Sambimulyo, Andik Santoso, mengaku bangga dengan anak muda yang mampu menghasilkan rezeki dari hobi yang ditekuni serta dapat memanfaatkan zaman digital seperti saat ini.
Andik pun berharap semangat Yuzheldi menekuni hobi hingga kemudian berbuah rezeki bisa menular kepada anak-anak muda lain.
"Semoga Yuzheldi bisa menginspirasi pemuda-pemuda di nusantara dengan berkarya berdasarkan hati yang bergembira atau hobi ini," kata dia. (mdk/rka)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dari keterampilannya ini, rata-rata ia mampu mengumpulkan cuan hingga Rp5 juta per bulannya.
Baca SelengkapnyaDari ide kreatifnya ini, Ia berhasil meraup omzet hingga Rp15 juta.
Baca SelengkapnyaOmzet yang didapatkan dari baju anak unik untuk satu kali ekspor bisa mencapai Rp100 juta. Sedangkan untuk omzet dalam negeri biasanya Rp30 juta.
Baca SelengkapnyaUntungnya, sang ibu membebaskan dirinya untuk menjadi apa saja yang ia sukai.
Baca SelengkapnyaDi usia 19 tahun, ia merintis usaha gelangnya sendiri tanpa menggunakan sponsor dari siapapun.
Baca SelengkapnyaBermula dari hobi, pemudi asal Indramayu ini ciptakan kain simpul yang bernilai ekonomi tinggi
Baca SelengkapnyaSeorang pemuda tepian Rawa Pening memberdayakan masyarakat dalam mengolah eceng gondok menjadi kerajinan yang punya nilai jual.
Baca SelengkapnyaDi sela-sela kesibukannya berkuliah di Universitas Boyolali, Dimas mengisi waktu dengan menggeluti usaha topeng reog gedruk.
Baca SelengkapnyaTidak ada yang tahu bahwa hobi saat masa kecil bisa membawa berkah di kemudian hari.
Baca SelengkapnyaMuhammad Shofiyullah memulai bisnisnya dengan jualan celana jeans kepada teman-teman kuliahnya di Malang. Kini ia jadi crazy rich daerah.
Baca SelengkapnyaSelain memproduksi, Dendi juga memiliki misi lain yakni ingin membantu perekonomian warga di sekitar tempat tinggalnya.
Baca SelengkapnyaSalah satu keunikan dari produk rajutannya adalah turut mengangkat kebudayaan Banten dengan membuat karakter hewan badak.
Baca Selengkapnya