Jadi Penganut Buddha Seorang Diri, Begini Kisah Sumini yang Harus Ibadah ke Luar Kota
Merdeka.com - Bersahaja, itulah prinsip hidup yang terus dipegang oleh Sumini. Seorang pemeluk agama Buddha yang tinggal di Kampung Pandan, Desa Nglurup, Kecamatan Sampung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.
Dalam kisahnya yang dimuat di laman YouTube Jejak Richard (22/10), Sumini menceritakan pengalaman hidup sebagai satu-satunya pemeluk agama Buddha yang tinggal di kampung muslim tersebut.
Menurutnya, sisi toleransi yang dijunjung tinggi warga Kampung Pandan amat ia rasakan. Bahkan saking tolerannya, ia ikut merasakan hari raya agama lain seperti saat Lebaran Idul Fitri. Di momen itu, warga kerap berbondong-bondong datang untuk bersilaturahmi ke rumahnya dan berbagi kebahagiaan.
-
Bagaimana cara warga Indramayu menyambut Ramadan dengan tradisi Ngunjung? Acara ini menjadi salah satu penanda bagi masyarakat untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadan. Biasanya, makam-makam di perdesaan akan menjadi ramai saat warga mengadakan tradisi Ngunjung.
-
Bagaimana cara menunjukkan semangat silaturahmi di hari raya? Selain dengan kunjungan, kita bisa menyemarakan semangat silaturahmi saat hari raya lewat kata-kata positif berikut ini.
-
Mengapa orang mengucapkan Ucapan Halal Bihalal Idulfitri? Halal bihalal umumnya diisi dengan kegiatan bermaaf-maafan dan mengucapkan kata-kata ucapan halal bihalal Idulfitri yang menyentuh hati.
-
Apa yang membuat kata-kata lebaran di perantauan terasa menyentuh? Kata-kata lebaran di perantauan dapat menjadi penguat hati di kala bersedih. Lebaran memang menjadi salah satu momen yang paling dinanti untuk berkumpul bersama keluarga dan sanak saudara. Namun, terdapat beberapa kondisi yang terkadang membuat sejumlah orang terpaksa tak bisa pulang ke kampung halaman.Sehingga, mereka harus menetap terlebih dahulu di tanah perantauan.
-
Kenapa tamu harus disambut dengan baik di Lebaran? Menerima tamu dengan tangan terbuka merupakan salah satu adab yang harus dijalankan saat Lebaran. Anda harus menghormati dan menyambut kedatangan tamu dengan senang hati tanpa menolaknya. Ini dapat memberikan suasana yag positif dan menyenangkan.
-
Siapa yang ikut merayakan? Raline Shah Sebagai bintang utama acara, Raline Shah bersyukur dapat merayakan penambahan usia dengan orang-orang terdekatnya.
Pengalaman-pengalaman unik lainnya juga ia rasakan, seperti ketika harus beribadah ke luar kota yang selama ini ia jalankan dengan senang hati. Berikut kisah selengkapnya.
Tidak Merasa Kesepian
Kisah Sumini jadi satu satunya penganut Agama Buddha di Kampung Pandan Ponorogo.
©2021 YouTube Jejak Richard/editorial Merdeka.com
Dalam unggahan tersebut, Sumini bercerita banyak kepada sang kreator video yang diketahui bernama Richard itu.
Menurut Sumini, kendati ia hidup seorang diri sebagai pemeluk agama Buddha di Kampung Pandan, dirinya tidak pernah merasa kesepian.
Menurutnya, warga sekitar yang mayoritas Muslim kerap bersilaturahmi tanpa ada batasan apapun. Selain itu beberapa pemeluk Agama Buddha lainnya juga acap berkunjung ke rumahnya saat waktu-waktu tertentu terutama di bulan Waisak.
"Saya tidak merasa kesepian di sini, dan biasa saja" terang Sumini
Ikut Merayakan Hari Raya Idul Fitri Bersama Warga Kampung Pandan
Sumini juga bercerita jika dalam satu tahun dirinya bisa merayakan hari raya keagamaan sebanyak dua kali. Yang pertama ketika Waisak dan kedua saat Hari Raya Idulfitri.
Saat Idulfitri, ia biasa menerima tamu dari warga sekitar yang berbondong-bondong datang untuk bersilaturahmi ke rumahnya. Bahkan ia juga turut berkumpul bersama warga lain dalam menyemarakkan suka cita di hari raya umat Muslim tersebut.
"Saat lebaran itu saya biasanya di rumah dan banyak warga lingkungan di sini yang datang untuk bersilaturahmi. Saya sendiri bisa merasakan dua kali hari raya dalam satu tahun, seprti hari raya saya Waisak, dan Lebaran," terang Sumini sambil tersenyum.
Beribadah ke Luar Kota
Kisah Sumini jadi satu satunya penganut Agama Buddha di Kampung Pandan Ponorogo.
©2021 YouTube Jejak Richard/editorial Merdeka.com
Sebagai penganut agama Buddha, biasanya Sumini akan melaksanakan ibadah di luar kota. Dalam sebulan ia bisa dua sampai tiga kali ke Vihara di Gasiran, Kabupaten Magetan, Jawa Timur.
Sumini biasa berangkat bersama dua warga dari desa lain, untuk bersama-sama beribadah di sana. Menurutnya, saat beribadah suasana di Gasiran sangat ramai dan kerap jadi tempat untuk saling berkumpul sesama pengikut ajaran Buddha.
"Biasanya kalau beribadah saya akan ke Gasiran di Magetan sana. Saya bersama dua warga lain dijemput untuk berangkat bersama. Di Gasiran saat Waisak gitu sangat ramai di luar itu saya beribadah sebanyak dua atau tiga kali sebulan jika ada keperluan," ungkapnya.
Mengundang Warga Saat Selamatan
Saat acara-acara keagamaan Buddha di kediamannya, Sumini juga kerap mengundang warga sekitar yang juga selalu ikut serta membantu saat dilangsungkan kendurenan bersama umat Buddha dari luar daerah.
Biasanya acara tersebut dilangsungkan untuk memperingati hari meninggalnya sang suami, dan kerap diadakan setelah waktu maghrib.
"Untuk acara keagamaan biasanya ada selamatan untuk suami saya. Biasanya waktu siang akan ada genduri dan malamnya berdoa bersama umat Buddha dari daerah lain. Dan saat genduri itu saya undang semua warga di sini dan mereka juga pada datang di acara selamatan itu," tutur Sumini.
Tidak Merasakan Perbedaan
Kisah Sumini jadi satu satunya penganut Agama Buddha di Kampung Pandan Ponorogo.
©2021 YouTube Jejak Richard/editorial Merdeka.com
Selama ini Sumini memang tinggal sendiri di rumah dan bekerja sebagai pencari batu di sungai untuk dijual sebagai bahan bangunan. Sang suami diketahui sudah meninggal dunia di tahun 2019 lalu. Sang putra pun sudah berkeluarga dan tinggal di luar desa.
Walau begitu ia tetap merasakan kebahagiaan kebersamaan dan tidak merasa kesepian karena di wilayahnya amat menjunjung tinggi keberagaman. Menurut dia, walaupun dirinya memeluk agama Buddha namun tidak ada perbedaan dengan umat Muslim di sana.
"Walaupun saya memeluk ajaran Buddha, tapi sama saja dengan umat Islam di sini. Jadi yang di sini akan ikut ke sana, dan yang di sana juga suka ikut di sini, tidak ada perbedaan apapun," terang Sumini. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Toleransi tinggi, mahasiswa ini selalu mengikuti perayaan Buddhis di kampusnya.
Baca SelengkapnyaToleransi saat Ramadan, salah satunya pengurangan jam kerja dengan maksud menghormati mereka yang berpuasa.
Baca SelengkapnyaDi sini warganya menjujung tinggi gotong royong dan saling mendukung peribadatan kelompok lain.
Baca SelengkapnyaWalaupun terbuka bagi siapapun, warga Thekelan tetap menjaga teguh adat istiadat dan tradisi mereka.
Baca SelengkapnyaPenting menjaga keberlangsungan lingkungan masyarakat yang damai dan toleran.
Baca SelengkapnyaPerayaan Idul Fitri di berbagai daerah biasanya dipadukan dengan kebiasaan masyarakat justru menguatkan semangat toleransi.
Baca SelengkapnyaTradisi ini dilakukan turun-temurun karena dianggap membawa keberkahan
Baca SelengkapnyaTurki merupakan salah satu negara yang masyarakatnya mayoritas muslim. Tradisi mudik di Turki untuk merayakan Idul Fitri yang biasa disebut 'Seker Bayram'.
Baca SelengkapnyaKepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Banyuwangi, 23-24 Agustus 2023.
Baca SelengkapnyaSaking harmonisnya hubungan antarwarga beda agama, kampung ini dijuluki Desa Pancasila.
Baca SelengkapnyaTanah Lapang Taman Blambangan sudah padat terisi sejak pukul 05.30 WIB. Ratusan kendaraan terparkir rapi di sisi taman.
Baca SelengkapnyaDi Provinsi Sumatra Utara, masyarakat menyambut bulan suci ini dengan ragam tradisi yang berbeda-beda dan tentunya penuh makna.
Baca Selengkapnya