Kiai Kholil Bangkalan Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Ini Alasannya
Merdeka.com - Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Miftachul Akhyar mendukung pemberian gelar pahlawan nasional kepada Syaikhona Muhammad Kholil atau yang lebih dikenal dengan sapaan Kiai Kholil Bangkalan.
"Syaikhona Kholil memang layak mendapatkannya," ujarnya di Surabaya, mengutip dari liputan6.com, Senin (22/3/2021).
Perjuangan
-
Siapa yang menetapkan Kiras Bangun sebagai Pahlawan Nasional? Pada 2005, nama Kiras Bangun ditetapkan menjadi salah satu Pahlawan Nasional Indonesia oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
-
Siapa yang dijuluki pahlawan ekonomi nasional oleh KKP? Budi menilai pemindang sebagai salah satu pahlawan ekonomi nasional.
-
Bagaimana dukungan untuk Khofifah-Emil? Pasangan ini memperoleh dukungan dari 15 partai politik, termasuk partai parlemen maupun non-parlemen.
-
Kenapa Raja Ali Haji diangkat jadi pahlawan nasional? Pada tahun 2004, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan Raja Ali Haji sebagai pahlawan nasional Indonesia. Pahlawan Nasional Indonesia
-
Mengapa Pemprov Kaltim menerima penghargaan? Penghargaan ini menjadi inspirasi juga motivasi untuk Pemprov Kaltim agar terus membangun komitmen melaksanakan RB yang berdampak. Mudah-mudahan tahun depan kita bisa pertahankan dengan program yang lebih baik lagi,' ujar Sri Wahyuni setelah menerima penghargaan.
-
Siapa yang menaruh hormat pada Kolonel Kawilarang? Banyak pasukannya yang menaruh hormat padanya.
Menurut Miftachul Akhyar, perjuangan Kiai Kholil untuk bangsa Indonesia tidak perlu dipertanyakan lagi. Bahkan beberapa ulama yang menjadi muridnya telah lebih dulu menyandang gelar pahlawan nasional.
"Syaikhona Kholil adalah inspirasi bagi semua anak bangsa, sejak dulu sampai sekarang," ujarnya.
Lebih lanjut, Ketua DPP Bidang Agama dan Masyarakat Adat Partai NasDem Hasan Aminuddin berharap pemerintah bisa memberikan gelar pahlawan nasional untuk Syaikhona Kholil bisa di tahun ini.
Anggota DPR RI itu mengatakan, kendatipun keluarga Syaikhona Kholil tidak memerlukan gelar tersebut, namun pemerintah dinilai wajib memberikan penghormatan kepada ulama yang dikenal sebagai guru para pahlawan nasional saat ini.
Diakui Masyarakat
R Nasih Aschal, salah satu cicit Syaikhona Kholil Bangkalan menyatakan, sebenarnya nama besar Syaikhona Kholil sudah diakui masyarakat terutama kalangan santri dan orang-orang Nahdlatul Ulama. Termasuk peran beliau menggerakkan santrinya, KH Hasyim Asy’ari Jombang (pendiri NU) untuk melawan penjajah.
“Sejarah perjuangan Syaikhona Cholil terekam begitu kuat, ketika perjuangan santri-santri beliau mendapatkan gelar pahlawan dan berjasa memperjuangkan kemerdekaan Indonesia,” ungkapnya, mengutip dari laman NU Jatim, Selasa (8/9/2020).
Para Murid
Sosok Sayikhona Kholil dikenal sebagai salah satu gurunya para kiai dari berbagai daerah di Indonesia. Beberapa muridnya yang dikenal luas oleh masyarakat yakni KH. Hasyim Asy’ari pendiri Jam’iyah Nahdlatul Ulama (organisasi terbesar di Indonesia), Kiai Abdul Wahab Hasbullah (Jombang), Kiai Bisri Syansuri (Jombang), Kiai Abdul Manaf (Lirboyo-Kediri), Kiai Maksum (Lasem), Kiai Munawir (Krapyak-Yogyakarta), Kiai Bisri Mustofa (Rembang Jateng), Kiai Nawawi (Sidogiri), Kiai Ahmad Shiddiq (Jember), Kiai As’ad Syamsul Arifin (Situbondo), Kiai Abdul Majjid (Bata-Bata Pamekasan), Kiai Toha (Bata-Bata Pamekasan), Kiai Abi Sujak (Astatinggi Kebun Agung, Sumenep), Kiai Usymuni (Pandian Sumenep), Kiai Muhammad Hasan (Genggong Probolinggo), Kiai Zaini Mun’im (Paiton Probolinggo), Kiai Khozin (Buduran Sidoarjo).
Bahkan, menurut penuturan Kiai As’ad Samsul Arifin, Presiden RI pertama Ir. Soekarno merupakan murid tidak resmi Kiai Kholil Bangkalan. Ketika sowan ke Bangkalan, Kiai Kholil memegang kepala Bung Karno dan meniup ubun-ubunnya (Buku: KH. M. Kholil Bangkalan Biografi Singkat 1835-1925, hlm. 51-53).
Karomah
©2020 Merdeka.com/nu.or.id
Kiai Kholil Bangkalan dikenal memiliki banyak karomah. Sekitar tahun 1924, beliau mengutus santrinya yang bernama As’ad untuk mengirimkan tongkat dan tasbih kepada KH Hasyim Asy’ari. Tongkat dan tasbih itu menjadi isyarat langit yang dicari Kiai Hasyim Asy’ari. Kemudian terbentuklah Nahdlatul Ulama, yang kini menjadi organisasi Islam terbesar di Indonesia.
Sebelumnya, pada tahun 1920, sebanyak 67 ulama Nusantara berkumpul di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur. Selama sebulan, mereka bermukim di rumah Kiai Muntaha yang terletak di Desa Jengkebuen. Tujuan perkumpulan itu yakni untuk membahas kemunculan aliran baru yang gencar menyiarkan pemurnian ajaran Islam yang hanya berpedoman pada Al-Quran dan Hadis yang kemudian dikenal dengan nama Wahabi.
Para ulama resah karena aliran baru itu mengharamkan tahlil dan ziarah kubur, salah satu ajaran yang sudah lama dipraktikkan pengikut Ahlus Sunnah wal Jamaah yang dibawa Wali Songo ke tanah Jawa. Namun, mereka tidak menemukan solusi untuk meredam Wahabi.
Mereka pun sepakat membutuhkan fatwa Kiai Kholil Bangkalan yang tidak lain ialah mertua Kiai Muntaha. Belum sempat Kiai Muntaha menemui sang mertua, Kiai Kholil mengutus seorang muridnya ke rumah Kiai Muntaha. Kepada Nasib, muridnya, Kiai Kholil memintanya membaca surat As-Shaaf ayat 8 dan 9 kepada para ulama yang sedang berkumpul di rumah menantunya.
Setelah Nasib selesai membacakan ayat suci Al-Qur'an itu, para ulama puas dan kemudian pulang. Ayat itu menjadi fatwa yang mereka tunggu atas munculnya gerakan yang dicetuskan ulama Arab Saudi, Ibnu Abdul Wahhab yang pengaruhnya begitu kuat setelah Kota Mekkah ditaklukkan Kepala Suku bernama Al-Saud yang kemudian mendirikan kerajaan.
"Itulah karomah Kiai Kholil. Sudah tahu jawaban atas sebuah pertanyaan yang belum disampaikan," ujar Kiai As'ad. (mdk/rka)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Julukan Kota Zikir dan Selawat untuk Kabupaten Bangkalan tak bisa dipisahkan dari sosok Kiai Fakhrillah Aschal.
Baca SelengkapnyaAnugerah gelar Pahlawan Nasional itu diterima oleh ahli waris Abdul Chalim.
Baca SelengkapnyaKH Badruzzaman juga dikenal sebagai tokoh yang menyebarkan tarekat Al-Tijaniyah.
Baca SelengkapnyaUlama karismatik ini adalah gurunya para ulama dan pahlawan nasional Indonesia
Baca SelengkapnyaMahfud mengaku mengusulkan dua nama kiai besar dari Sukabumi dan Majalengka, Jawa Barat, sebagai tokoh pahlawan nasional.
Baca SelengkapnyaKaesang ke Blitar sebagai upaya memenangkan kandidat calon kepala daerah yang didukung PSI.
Baca SelengkapnyaSosok Pak Prodjo sangat membekas di hati Muhammadiyah. Karena itu, negara dianggap perlu memberikan apresiasi setinggi-tingginya.
Baca SelengkapnyaSosok Kiai Makki Nasir sangat dihormati di wilayah Madura
Baca SelengkapnyaKiai muda ini sangat digemari jemaahnya karena ceramah yang ia sampaikan.
Baca SelengkapnyaSetelah banyak belajar, Mbah Wahab menjadi salah satu ulama besar yang ikut mendirikan Nahdlatul Ulama.
Baca SelengkapnyaSosok pahlawan nasional yang pernah berjuang bantu Palestina sekaligus merumuskan Pancasila.
Baca SelengkapnyaCak Imin berziarah ke makam Bung Karno di Blitar, Jawa Timur.
Baca Selengkapnya