Kisah Perjuangan Mbah Tamhid di Zaman Kemerdekaan, Hidup Menderita
Merdeka.com - Pada zaman kemerdekaan dulu, para pejuang Indonesia hidup penuh penderitaan. Di samping harus berperang mempertaruhkan jiwa dan raga, di kala menjalani hidup pun mereka harus serba kekurangan.
Realita hidup di zaman perjuangan itulah yang diungkapkan Mbah Tamhid (100), salah seorang pejuang dari Laskar Sabilillah asal Blitar, Jawa Timur.
“Saya ikut-ikut berjuang. Tetapi tidak membawa senjata api. Senjata saya hanya pedang dan bambu runcing,” kata Mbah Tamhid dikutip dari kanal YouTube Album Sejarah Indonesia.
-
Apa makna pahitnya perjuangan dalam hidup? Setiap momen pahit memiliki potensi untuk menghasilkan sesuatu yang manis.
-
Bagaimana cara menghadapi pahitnya perjuangan? Hidup adalah campuran antara pahit dan manis, tapi terserah kita untuk menemukan kebahagiaan dalam keduanya.
-
Mengapa pahitnya perjuangan penting dalam hidup? Terimalah saat-saat pahit, karena itu membentuk siapa kita dan menjadi apa kita.
-
Siapa yang pernah mengalami masa sulit? Momen 8 Artis Mengenang Masa Sulit, Ada yang Mau Makan 3.000 Mikir Panjang dan Bahkan Rela Menjadi Supir Artis.
-
Dimana kita bisa menemukan pahitnya perjuangan? Menerima yang pahit dan manis adalah yang membuat hidup lengkap.
-
Apa isi kata-kata perjuangan hidup? Kata kata perjuangan hidup berikut ini bisa membantumu bangkit dari keterpurukan dan rasa putus asa. Dirangkum merdeka.com dari brilio.net dan berbagai sumber, Kamis (19/10) berikut 90 kata kata perjuangan hidup penuh motivasi pantang menyerah selengkapnya.
Lantas seperti apa perjuangan Mbah Tamhid pada masanya? Berikut selengkapnya:
Ikut Latihan Militer di Zaman Jepang
©YouTube/Album Sejarah Indonesia
Waktu zaman Penjajahan Jepang, Mbah Tamhid ikut pelatihan menjadi seorang Seinendan (organisasi barisan pemuda). Waktu itu ia mengenakam seragam yang celananya terbuat dari karung goni dan topinya dari tikar. Selain itu masing-masing pemuda diharuskan membawa Tepo (replika senjata).
“Celana dari karung goni itu berat sekali, mas. Kami juga dijemur sama Batalyon-nya dari jam 8 pagi sampai siang hari. Berdikari, pulang cari makan sendiri,” kata Mbah Tamhid.
Mbah Tamhid mengatakan, mereka yang tidak ingin mengikuti pelatihan Seinendan akan dibawa ke Pantai Jolosutro dan Pantai Tambak untuk dipekerjakan membuat pertahanan laut. Biasanya mereka pulang sudah dalam kondisi meninggal. Maka tak heran Mbah Tamhid lebih memilih ikut Seinendan walaupun harus menjalani pelatihan yang keras.
Perjuangan Mbah Tamhid Melawan Belanda
©YouTube/Album Sejarah Indonesia
Mbah Tamhid dulu berjuang di daerah Blitar. Ia bercerita, saat itu perang berlangsung begitu sengit. Tembak-tembakan terjadi di berbagai tempat. Dalam perang itu banyak teman-teman dari Mbah Tamhid yang gugur.
“Kami berlarian ke sana ke mari. Musuh kita senjata lengkap. Bedhil, canon, mortir. Kalau kena canon sama mortir bisa mati. Semisal jaraknya beberapa meter ke sana, ledakannya bisa membuat kita yang duduk di sini mati,” kata Mbah Tamhid.
Rakyat dan Tentara Bersatu
©YouTube/Album Sejarah Indonesia
Mbah Tamhid bercerita, pada zaman itu tentara dan rakyat bersatu dalam melawan Belanda. Jika tentara bertempur langsung di garda terdepan, rakyat menyediakan persediaan makanan bagi para tentara. Bahkan terkadang mereka juga ikut maju ke medan perang bersama tentara.
“Semisal ada tentara di suatu daerah. Pasti akan dicarikan makanan sama rakyat. Makanan bungkusan. Dikira makanannya enak, ya nggak. Nasi jagung, mas. Karena kebutuhan, menderita sekali. Dulu sebelum tidur saya selalu menangis, kenapa saya tidak meninggal saja dari pada jadi tentara seperti ini,” kenang Mbah Tamhid.
Rahasia Panjang Umur Mbah Tamhid
©YouTube/Album Sejarah Indonesia
Mbah Tamhid mengatakan rahasianya bisa mencapai usia 100 tahun adalah banyak-banyak minum air putih. Setiap pagi, ia terbiasa minum satu botol air putih yang sudah dimasak sore hari sebelumnya.
“Jadi orang itu kalau bangun tidak minum dulu itu seperti motor tapi olinya kering. Makanya harus minum air putih, biar memperlancar pencernaan di dalam. Air akan membantu peredaran dalam tubuh,” kata Mbah Tamhid dikutip dari kanal YouTube Album Sejarah Indonesia pada 30 Agustus 2022. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Para purnawirawan Brimob kenang masa lalu saat menjalankan tugas di daerah operasi Timor Timur, penuh kenangan dan ancaman yang mencekam.
Baca SelengkapnyaJenderal TNI bongkar cerita saat dirinya sakit di hutan yang bikin merinding.
Baca SelengkapnyaBerikut kesaksian pilu anggota KKO TNI AL saat berjuang di operasi Dwikora hingga nyaris meregang nyawa. Simak informasinya.
Baca SelengkapnyaBngsawan yang lahir di Madura ini adalah pembela rakyat kecil.
Baca SelengkapnyaPada 1947, umat islam Tanah Air berperang melawan Belanda pada hari ketiga puasa.
Baca SelengkapnyaTekadnya yang kuat membuat dirinya berani maju secara terbuka untuk menghadapi sekutu. Muslihat tak peduli meski hujan peluru terjadi di sana.
Baca SelengkapnyaHarun Kabir selalu berkata, kalau kita tidak manusiawi, lalu apa bedanya kita dengan para penjajah yang kita perangi?
Baca SelengkapnyaTokoh perjuangan kemerdekaan asal Tanah Datar ini mulai dilupakan, bahkan namanya sendiri sudah diajukan sebagai pahlawan nasional sejak lama
Baca SelengkapnyaIa tewas sesaat setelah melakukan serangan kepada tentara penjajah
Baca SelengkapnyaDengan tekad yang kuat dan penuh keberanian untuk menentang dan melawan pihak kolonial, Depati Amir mendapatkan dukungan penuh dari masyarakat Bangka.
Baca SelengkapnyaKakek penjual kacang keliling ini ceritakan masa lalunya pernah jadi korban penculikan Jepang, kisahnya viral.
Baca SelengkapnyaCerita prajurit TNI tugas di Intan Jaya, Papua dan harus mengalami tidak lancarnya dukungan logistik.
Baca Selengkapnya