Marak Isu Penculikan Anak Bikin Resah Warga, Kapolres Jember Minta Ortu Tak Panik
Merdeka.com - Belakangan, isu penculikan anak menjadi topik perbincangan hangat di media sosial hingga membuat masyarakat resah.
Merespons isu tersebut, Kapolres Jember AKBP Hery Purnomo menegaskan tidak ada kasus penculikan balita dan siswa di Kabupaten Jember, Jawa Timur.
"Kami pastikan bahwa di Jember tidak ada aksi penculikan terhadap balita dan anak-anak usia sekolah seperti informasi di sejumlah media sosial. Di Jember sejauh ini aman dan kondusif," ujar AKBP Hery Purnomo di Mapolres Jember, Kamis (2/2/2023).
-
Siapa yang bilang media sosial berbahaya bagi anak? Seorang Ahli Bedah Umum asal Amerika Serikat (AS) Vivek Murphy mengatakan bahwa media sosial menghadirkan risiko besar bagi kesehatan mental remaja.
-
Apa saja bahaya media sosial untuk anak? Belum lagi prevalensi cyberbullying, diskriminasi, ujaran kebencian, dan postingan yang mempromosikan tindakan menyakiti diri sendiri yang dapat berinteraksi secara teratur dengan remaja, menurut APA.
-
Apa yang viral di Jawa Timur? Viral Momen Murid Pindah Sekolah Ditangisi Teman Sekelas, Kisah di Baliknya Bikin Haru
-
Dimana kasus ini menjadi perhatian luas? Kasus ini telah menarik perhatian luas di media sosial.
-
Apa dampak negatif media sosial untuk anak? Seringkali, anak-anak tidak menyadari risiko yang mengancam akibat penggunaan media sosial yang berlebihan.
-
Siapa saja yang memberi tekanan sosial pada anak? Peer pressure atau tekanan dari teman sebaya adalah tantangan yang mungkin dihadapi oleh anak-anak di sekolah atau saat bermain dengan teman-teman mereka.
Imbau Warga Hati-hati
Kapolres Jember mengimbau warga tidak panik dengan isu penculikan anak yang tersebar di sejumlah grup WhatsApp dan media sosial.
"Saya minta masyarakat berhati-hati terkait isu yang saat ini beredar masalah penculikan anak karena isu itu tidak hanya terjadi di Jember, di beberapa daerah lain juga sama," ungkapnya, dikutip Antara.
Dia mengimbau masyarakat agar tidak tersesat dengan informasi hoaks yang sengaja disebarkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
"Masyarakat tidak perlu takut dan resah secara berlebihan. Apabila mendapatkan informasi terkait isu penculikan anak, mohon dicek kebenaran informasi tersebut sebelum membagikan informasi itu kepada orang lain," imbaunya.
Selain itu, lanjut dia, orang tua juga perlu memberikan pemahaman kepada anak-anak agar waspada, hati-hati, dan tidak mudah percaya dengan orang lain apalagi yang tidak dikenalnya.
"Orang tua diimbau mengawasi anak-anak apabila berada di luar rumah dan jangan menggunakan barang mewah atau mencolok. Apabila melihat orang yang mencurigakan, segera melapor kepada petugas keamanan," pinta Hery.
Hoaks
©2022 Merdeka.com/Freepik
Sebelumnya, beredar video hoaks dengan narasi penculikan anak di Jember yang disebar di beberapa media sosial dan grup WhatsApp. Setelah dikroscek ternyata video tersebut adalah peristiwa kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Desa Plalangan, Kecamatan Kalisat, Kabupaten Jember.
Menindaklanjuti hoaks tersebut, Satreskrim Polres Jember melakukan pendalaman penyelidikan dan akan memburu pelaku yang membuat dan menyebarkan informasi hoaks yang meresahkan masyarakat.
Polres Jember akan menindak oknum tak bertanggung jawab itu sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. (mdk/rka)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kapolres mengatakan, kejatahan yang dilakukan anak-anak, biasanya dimulai dari telepon selulernya.
Baca SelengkapnyaKasus perundungan di Cilacap membuat publik geram. Namun pantaskah pelaku yang masih anak di bawah umur dipenjarakan?
Baca SelengkapnyaKasus asusila ini tak hanya merusak masa depan anak, namun juga membuat mereka harus berurusan dengan hukum.
Baca SelengkapnyaDirjen HAM menyebut tindakan merundung bisa mencederai martabat dan merugikan seseorang.
Baca SelengkapnyaKasus perundungan yang diduga melibatkan anak dari artis dan public figure Tanah Air menjadi perhatian Ririn dan Ibnu Jamil.
Baca SelengkapnyaPelaku inisial RZ (13), ZS (14), KD (13) dan AI (14).
Baca SelengkapnyaViral video bullying anak perempuan yang diduga masih pelajar sekolah menengah pertama (SMP).
Baca SelengkapnyaKapolda mengajak seluruh masyarakat terutama orangtua lebih memperhatikan pergaulan dan perkembangan putranya saat berada di luar rumah.
Baca SelengkapnyaKemen PPPA pada 2021 menunjukkan bahwa empat dari 100 anak usia dini pernah mendapatkan pengasuhan tidak layak.
Baca SelengkapnyaPemulihan psikologis dilakukan dengan koordinasi bersama Biro SDM Polda Metro Jaya.
Baca SelengkapnyaMiris, seorang bocah SD di Situbondo mengaku ikut-ikutan tren viral media sosial dengan menyakiti diri sendiri.
Baca SelengkapnyaTindakan negatif yang dilakukan anak bukan terjadi tanpa sebab. Hal ini bisa disebabkan oleh pengasuhan dan trauma masa kecil.
Baca Selengkapnya