Mengenal Muhammad Nursalim, Pejuang yang Dikubur Hidup-hidup di Benteng Pendem
Merdeka.com - Benteng Van Den Bosch atau yang dikenal dengan sebutan Benteng Pendem di Ngawi semakin tenar di masyarakat. Pesona bangunan klasik itu berhasil memikat masyarakat awam, pencinta fotografi, hingga para calon pengantin untuk melakukan prewedding di tempat bersejarah ini.
Benteng yang menjadi salah satu bukti kejayaan kolonial Belanda itu tidak hanya memiliki bangunan yang megah, tapi juga menyimpan sejarah kelam. Salah seorang tokoh pejuang bernama KH. Muhammad Nursalim dikubur hidup-hidup di dalam benteng tersebut.
Tokoh Agama di Ngawi
-
Dimana lokasi makam Belanda? Kompleks permakaman Belanda di Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar, Jawa Timur nasibnya miris.
-
Kenapa Makam Belanda di Majalengka kumuh? Makam-makam ini terlihat tak terawat karena di sekelilingnya ditumbuhi bermacam semak belukar. Belum lagi pepohonan yang dibiarkan tumbuh tanpa ditebang, membuat pulasara bangsa Eropa itu makin terlihat kumuh.
-
Siapa yang membangun Museum Benteng Heritage? Diketahui sang pemilik, Udaya Halim memang merestorasi bangunan yang sebelumnya merupakan asli peninggalan kejayaan Cina Benteng di masa silam.
-
Dimana Museum Benteng Heritage berada? Terdapat banyak jejak masa silam komunitas masyarakat Cina Benteng yang dipelihara, salah satunya adalah produk kecap tertua di Indonesia.
-
Siapa yang dimakamkan di kompleks pemakaman Inggris di Bengkulu? Konon, kompleks makam di Jitra Bengkulu ini juga menjadi tempat peristirahatan terakhir keempat anak dari Stamford Raffles sekaligus istri keduanya yaitu Sophia Hull.
-
Dimana makam bangsawan ini ditemukan? Makam ini ditemukan di sebuah Taman Arkeologi El Caño.
©2020 Merdeka.com/situsbudaya.id
Dikutip dari langar.co, KH. Muhammad Nursalim dikenal sebagai seorang tokoh agama di Ngawi pada akhir abad-19. Kiai Nursalim diberi tugas oleh Pangeran Diponegoro untuk menggalang kekuatan di wilayah Ngawi. Pasalnya, saat itu Pangeran Diponegoro sudah tertangkap oleh Belanda. Sedangkan, kekalahan pasukannya di Ngawi dinilainya masih terlalu dini.
Dalam buku Jejaring Ulama Diponegoro (2019), Zainul Bilal Bizawie menyatakan bahwasanya KH. Muhammad Nursalim merupakan putra dari Kiai Maktub, seorang Tumenggung Rojo Niti. Bizawie juga menyebut, dulunya kawasan Benteng Pendem adalah sebuah pesantren.
Pengikut Diponegoro yang Gigih
©2020 Merdeka.com/liputan6.com
Meskipun Pangeran Diponegoro telah ditangkap, Kiai Nursalim tetap gigih melawan pemerintahan kolonial Belanda. Antara tahun 1830-1839 ia bersama para pengikutnya tetap melakukan pembangkangan terhadap Belanda.
Dalam beberapa kali pertempuran, Kiai Nursalim dikisahkan mampu meloloskan diri dari peluru Belanda. Namun, Belanda tak kalah akal. Melalui sebuah siasat, Belanda berhasil menangkap sang kiai. Ia pun langsung dibawa ke dalam banteng.
Sesampainya di sana, ia diberondong peluru. Namun, tak satupun yang bersarang di tubuhnya. Ketika disiksa dengan senjata tajam dan pentungan, tubuh Kiai Nursalim juga kebal.
Akhirnya, ia diikat dengan tali tambang. Dalam kondisi terikat dan tak bisa bergerak itulah, Kiai Nursalim dikubur hidup-hidup oleh kolonial Belanda. Tidak jauh dari sel tempatnya dipenjara itulah, sang kiai mengembuskan napas terakhirnya.
Sudah Dipugar
©2020 Merdeka.com/mistikus-sufi.blogspot.com
“Makam Mbah Muhammad Nursalim di Benteng Pendem tentu membawa aib pada Belanda karena Belanda ogah mencampuradukkan antara kepentingan orang mati dengan mereka yang masih hidup. Belanda pasti punya komplek pemakaman sendiri baik bagi kalangan mereka sendiri maupun kalangan musuh-musuhnya yang berbeda dengan tempat tinggalnya sehingga tidak mungkin orang Belanda menanam mayat musuhnya di kediamannya. Mbah Muhammad Nursalim adalah pengecualian itu. Makamnya di Benteng Pendem menunjukkan kapasitas sang pahlawan dan itu mencipratkan citra negatif ke pihak penjajah karena ada mayat yang tertanam di tempat mereka sehari-hari hidup. Makamnya di Benteng Pendem menunjukkan kapasitas sang pahlawan dan itu mencipratkan citra negatif ke pihak penjajah karena ada mayat yang tertanam di tempat mereka sehari-hari hidup,” tulis Mashuri Alhamdulillah dalam artikelnya yang berjudul Makam KH. Muhammad Nursalim, Kisah Lain di Balik Benteng Pendem Ngawi.
Dulu, makam Kiai Nursalim hanya berupa gundukan tanah dan bersemak. Tidak ada nisan yang menerangkan namanya, hanya ada sebuah pohon kamboja. Kini, makamnya telah dipugar dengan keramik biru laut. Lengkap dengan nisan yang bertuliskan nama sang kiai, tapi tidak tertera tanggal kelahiran dan kematiannya.
Pemugaran makam sang kiai dilakukan pada tanggal 17 Agustus 1992 oleh Komandan Batalyon Armed 12 sebagai bentuk penghargaan terhadap seorang pahlawan bangsa yang telah menumbuhkan aib pada nilai-nilai hidup yang dianut kolonial Belanda. (mdk/rka)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kyai Makmur ditembak Belanda karena tidak mau diajak bekerja sama.
Baca SelengkapnyaKompleks makam yang disebut dengan Kerkhof Peucut ini menjadi daya tarik wisata yang ada di Provinsi Aceh.
Baca SelengkapnyaMakam di Wlingi Kabupaten Blitar ini dulunya adalah kompleks makam mewah. Kini lokasinya dijadikan areal persawahan.
Baca SelengkapnyaTak hanya sebagai pemakaman umum, di makam Bergota Semarang terdapat beberapa makam tokoh pribumi penting pada masanya.
Baca SelengkapnyaHari ini adalah 128 tahun wafatnya Teuku Nyak Makam yang patut dikenang oleh masyarakat Indonesia.
Baca SelengkapnyaTak hanya soal keindahan alamnya, ternyata Karimunjawa juga punya berbagai peninggalan sejarah.
Baca SelengkapnyaBerbagai bentuk makam yang unik menjadi ciri khas Kerkhof Ampel. Nyaris semua model makam Eropa ada di sana.
Baca SelengkapnyaSaat masa penjajahan Belanda, lokasi kampung itu digunakan sebagai tempat para tentara Belanda melakukan kekerasan terhadap warga pribumi.
Baca SelengkapnyaKepalan tangan tersebut menjadi simbol perjuangan Bagindo Aziz Chan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Kota Padang.
Baca SelengkapnyaPotret makam para Pejuang Indonesia terbengkalai di pelosok desa Sumedang, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaTekadnya yang kuat membuat dirinya berani maju secara terbuka untuk menghadapi sekutu. Muslihat tak peduli meski hujan peluru terjadi di sana.
Baca SelengkapnyaSimak cerita di balik tempat bersejarah dan saksi bisu ditangkapnya Pangeran Diponegoro.
Baca Selengkapnya