Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mengintip Kediri Ratusan Tahun Lalu Melalui Cagar Alam Manggis Gn. Kluet Gadungan

Mengintip Kediri Ratusan Tahun Lalu Melalui Cagar Alam Manggis Gn. Kluet Gadungan cagar alam manggis. ©2021 Merdeka.com/ deanitaputri/ monyet ekor panjang di luar kawasan Cagar Alam Manggis Gadunga

Merdeka.com - Tahun 1919 seorang Houtvester (Pejabat Kehutanan) dari Belanda, Sijfert Hendrik Koorders berhasil membuat pemerintah kolonial Hindia Belanda akhirnya menetapkan sejumlah cagar alam sebanyak 55 lokasi di seluruh Indonesia.

Tujuh tahun sebelumnya tepatnya pada tanggal 22 Juli 1912, Kooders mendirikan Perkumpulan Perlindungan Alam Hindia Belanda (Nederlandsch Indische Vereeniging tot Natuurbescherming) yang berlokasi di Bogor seperti yang tercatat dalam buku Sang Pelopor karya Pandji Yudistira.

Koorders sendiri menjabat sebagai ketua perkumpulan tersebut sejak awal berdirinya hingga tahun terakhir kehidupannya (1912-1919), dan terus mendesak pemerintah kolonial Hindia Belanda menerbitkan Undang-undang Cagar-Cagar Alam (Natuurmonumenten Ordounantie) yang akhirnya terbit pada tahun 1916.

Dari rangkaian peristiwa tersebut kemudian lahirlah salah satunya yakni Cagar Alam Manggis Gadungan di Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri pada tahun 1919, melalui Surat Keputusan Gubernur Belanda GB No.83/Stb/No.392/1919. Memiliki luas awal 12 hektar, kini setelah pengukuran terbaru luasnya bertambah menjadi 13,36 hektar.

“Kalau pada zaman Belanda dulu Cagar Alam Manggis itu namanya Gn. Kluet Gadungan, mungkin maksudnya Kelud ya,” ujar Siti Nur Laili, Kepala Resort Konservasi Wilayah III penanggung jawab Cagar Alam Manggis dan Besowo Gadungan.

Selain Cagar Alam Manggis Gadungan, cagar alam lainnya di Kabupaten Kediri yakni Cagar Alam Besowo Gadungan di Kecamatan Kepung. Dua cagar alam yang memiliki fungsi esensial di Kediri ini, sayangnya memang tidak terlalu kentara keberadaannya.

Lindungi Pohon Leses yang Berumur Ratusan Tahun

cagar alam manggis

©2021 Merdeka.com/ foto oleh: Laili/ Pohon Leses (Ficus albipila) Cagar Alam Manggis

Umumnya cagar alam di suatu daerah memiliki suatu ciri khas atau keistimewaan terkait flora maupun fauna yang dilindungi misalnya seperti Cagar Alam Waigeo Barat yang melindungi burung cenderawasih.

Sedangkan Cagar Alam Manggis sendiri sebenarnya tidak disebutkan kekhasannya atau keistimewaannya di Surat Keputusan Gubernur Belanda terdahulu. Hal itu pun yang akhirnya membuat BKSDA Kediri mencoba mencarinya sendiri.

“Berdasarkan pengamatan kami, di Cagar Alam Manggis itu ada pohon terbesar namanya pohon Leses. Pohon itulah yang jadi rumah ribuan kalong yang merupakan jenis Ficus albipila, jadi kita perkirakan, mungkin kekhususannya Cagar Alam Manggis itu untuk melindungi Ficus,” tutur Laili.

Pohon leses satu-satunya yang dimaksud ini, diduga sudah ada saat penetapan Cagar Alam itu sendiri, sehingga diperkirakan kini telah berusia sekitar satu abad lebih.

Pohon leses Cagar Alam Manggis tersebut memiliki keliling akar tampak sepanjang 700 cm atau 7 meter. Sedangkan tinggi batang bebas cabangnya yakni sekitar 15 meter.

Sedangkan Ficus lain yang tumbuh sebagai tumbuhan asli di Cagar Alam Manggis di antaranya meliputi pohon gondang (Ficus variegate), luwingan (Ficus hispida), ringin (Ficus benjamina), awar awar (Ficus septica), preh (Ficus sp), dan ringin walik (Ficus curzii).

Selain itu flora lainnya yang juga merupakan tumbuhan asli dalam cagar alam tersebut yaitu kemiri, bendo, cembirit, aren, kedoya, jingkat, pule, salam, suren, tutup, wadang, jambu hutan, kayu manis, randu, munung/siwil kutil, dan nongko nongkoan.

Dipercaya Sebagai Alas Simpenan Oleh Warga Sekitar

infografis cagar alam manggis

©2021 Merdeka.com/ animarda

Cagar Alam Manggis dikenal oleh warga sekitar sebagai Alas Simpenan. Konon, cagar alam tersebut memunculkan fenomena yang masih menjadi misteri hingga kini, yaitu perihal pasang surut air di daerah tersebut.

“Pada musim kemarau air di sumur bukannya surut maupun kering namun malah naik hingga 7 sampai 8 meter. Sebaliknya pada musim hujan airnya turun meski tidak mengganggu ketersediaan air warga,” terang Suprihadi, penjaga cagar alam tersebut sekaligus warga asli Manggis.

Dari latar itulah warga menyakini Cagar Alam Manggis sebagai “simpenan”, yang mungkin merujuk pada simpanan ketersediaan air di desa Manggis.

Habitat Monyet Ekor Panjang, Kalong, dan Kucing Hutan

cagar alam manggis

©2021 Merdeka.com/ deanitaputri/ monyet ekor panjang di luar kawasan Cagar Alam Manggis Gadunga

Cagar Alam Manggis sendiri juga merupakan habitat puluhan monyet ekor panjang. Monyet tersebutlah yang kemudian secara alami mengundang masyarakat untuk memberikan makanan kepada mereka di sekitar luar kawasan cagar alam.

Secara tidak resmi, akhirnya kawasan tersebut menjadi destinasi wisata untuk melihat dan memberi makan monyet ekor panjang. Menurut keterangan Zaenab (56 tahun), perempuan yang memiliki kios dan berjualan sehari-hari di sekitar luar kawasan Cagar Alam Manggis tersebut, jarang sepi pelanggan meski pandemi Covid-19.

Sebab dalam sehari meski hanya sebentar, orang kerap mampir untuk memberi makan monyet dan istirahat sejenak di warungnya.

cagar alam manggis

©2021 Merdeka.com/ foto oleh: Laili/ Burung Elang Ular Bido Cagar Alam Manggis

Sedangkan satwa yang dilindungi di Cagar Alam Manggis yakni burung raja udang,  elang ular bido, landak, dan trenggiling. Selain itu, fauna lain yang mendiami Cagar Alam Manggis di antaranya yaitu ayam hutan, burung jarakan, burung cucak hijau, burung cemblek, burung mprit, burung matenan, burung perkutut, burung derkuku, burung kutilang, burung kokok beluk, burung bubut jawa, burung pelatuk, kalong, elang, tokek, tupai, bunglon hijau, kucing hutan, ular kobra dan masih banyak lainnya.

Sebagai Jendela Kediri Masa Silam

cagar alam manggis

©2021 Merdeka.com/ foto oleh: arsip buku Sang Pelopor/ Potret Cagar Alam Manggis tempo dulu

Cagar Alam Manggis semakin dimantapkan keberadaannya di ketetapan Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor : SK.1861/Menhut-VII/KUH/2014. Di tahun tersebut pula sebuah jalan beraspal yang membelah Cagar Alam Manggis resmi ditutup.

Mulanya jalan yang diaspal tahun 1980-an itu dilalui banyak kendaraan mulai dari sepeda hingga truk. Keberadaan jalan itu pun mengancam keberlanjutan Cagar Alam Manggis.

Sebab menurut Laili, kendaraan yang berukuran besar akan kerap menggerus sedikit demi sedikit tanaman atau pohon di dekat aspal. Tak hanya itu, ditakutkan ada benih spesies tanaman asing yang terbawa oleh kendaraan-kendaraan yang lalu lalang yang kemudian tumbuh dan mengancam spesies tanaman asli Cagar Alam Manggis.

Tercatat pada laman Balai Besar KSDA Jawa Timur, fauna yang mendiami Cagar Alam Manggis juga terdapat Kijang dan Kancil. Sedangkan menurut Suprihadi, penjaga Cagar Alam Manggis maupun Laili, yang melakukan patroli setiap hari mengelilingi cagar alam tersebut, kini sudah tak menjumpai hewan-hewan itu.

“Mungkin keberadaan jalan itu sedikit banyak mempengaruhi kepunahan satwa-satwa yang ada di situ,” duga Laili.

Cagar Alam Manggis sendiri seperti cagar alam lainnya merupakan benteng terakhir perlindungan keanekaragaman hayati. “Kalau kita ingin tahu kondisi Kediri zaman dahulu itu seperti apa, hutannya itu ya seperti Cagar Alam Manggis itu, cagar alam itu menjadi benteng warisan terakhir plasma nutfah di sini.”

Sejak penutupan jalan beraspal tersebut, Laili mengatakan bahwa satwa-satwanya pun mulai berkembang biak lagi karena lebih bebas. Selain itu, BKSDA Kediri bersama relawan dan warga sekitar terus mengupayakan perlindungan Cagar Alam Manggis Gadungan.

“Kemarin akhir tahun 2020, kami bersama relawan dan warga sekitar menanami daerah buffer zone pohon-pohon jenis yang ada di dalam cagar alam serta pohon makanan monyet supaya tidak mengganggu kawasan pertanian sekitar cagar alam,” pungkas Laili. (mdk/amd)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
12 Wisata di Kediri Terpopuler 2024, Wajib Disambangi
12 Wisata di Kediri Terpopuler 2024, Wajib Disambangi

Jangan kelewatan untuk berkunjung ke tempat-tempat wisata di Kediri berikut ini.

Baca Selengkapnya
12 Tempat Wisata di Kediri yang Murah Meriah Bertema Alam, Cocok Jadi Destinasi Liburan Keluarga
12 Tempat Wisata di Kediri yang Murah Meriah Bertema Alam, Cocok Jadi Destinasi Liburan Keluarga

Berikut rekomendasi tempat wisata di Kediri yang murah meriah bertema alam selengkapnya.

Baca Selengkapnya
10 Wisata Kediri Terbaik yang Wajib Dikunjungi, Berikut Rekomendasinya
10 Wisata Kediri Terbaik yang Wajib Dikunjungi, Berikut Rekomendasinya

Jangan sampai kelewatan untuk mengunjungi tempat-tempat ini saat berlibur ke Kediri.

Baca Selengkapnya
5 Fakta Kediri Kabupaten Tertua Kedua di Jawa Timur, Namanya Disebut dalam Banyak Kitab Sastra Jawa Kuno
5 Fakta Kediri Kabupaten Tertua Kedua di Jawa Timur, Namanya Disebut dalam Banyak Kitab Sastra Jawa Kuno

Pada 2024 ini Kabupaten Kediri berusia 1220 tahun.

Baca Selengkapnya
Sensasi Berendam di Sendang Kun Gerit, Pemandian Alam Tersembunyi di Sragen yang Dipercaya Bisa Bikin Awet Muda
Sensasi Berendam di Sendang Kun Gerit, Pemandian Alam Tersembunyi di Sragen yang Dipercaya Bisa Bikin Awet Muda

Lokasi pemandian itu cukup strategis karena berada di sebuah lembah. Kolamnya juga jernih, karena bersumber pada sebuah mata air yang airnya tak pernah habis.

Baca Selengkapnya
Dua Desa di Banyumas Masuk 15 Besar Lomba Desa Wisata Nusantara, Ini Keunggulannya
Dua Desa di Banyumas Masuk 15 Besar Lomba Desa Wisata Nusantara, Ini Keunggulannya

Penilaian yang paling menonjol adalah pada pengelolaan BUMDes pada kedua desa wisata itu.

Baca Selengkapnya
Menilik Cilograng, Kota Kecil di Ujung Banten yang Ternyata Punya Geowisata Mengagumkan
Menilik Cilograng, Kota Kecil di Ujung Banten yang Ternyata Punya Geowisata Mengagumkan

Kota kecil dengan sedereta geowisata unik itu bernama Kecamatan Cilograng.

Baca Selengkapnya
Sensasi Mengunjungi Candi Gambar Wetan, Letaknya di Perbukitan Dekat Penampungan Lahar Gunung Kelud
Sensasi Mengunjungi Candi Gambar Wetan, Letaknya di Perbukitan Dekat Penampungan Lahar Gunung Kelud

Lokasi candi ini hanya bisa diakses menggunakan motor atau menumpang truk pasir

Baca Selengkapnya
Muncul saat akan Dibangun Bandara, Situs Bersejarah Ini Diyakini Dulunya sebuah Petirtaan
Muncul saat akan Dibangun Bandara, Situs Bersejarah Ini Diyakini Dulunya sebuah Petirtaan

Saat pembangunan bandara di Kediri, ditemukan sebuah situs bersejarah yang dahulu diyakini sebagai sebuah petirtaan.

Baca Selengkapnya
Potret Candi Bacem, Dulu Bangunan Megah Zaman Majapahit Kini Tersisa Tumpukan Batu Bata
Potret Candi Bacem, Dulu Bangunan Megah Zaman Majapahit Kini Tersisa Tumpukan Batu Bata

Sampai sekarang situs bersejarah yang dibangun pada masa Kerajaan Majapahit ini masih dikeramatkan masyarakat setempat.

Baca Selengkapnya
11 Wisata Pulau Bawean, Keindahan Tersembunyi di Luar Jawa Timur
11 Wisata Pulau Bawean, Keindahan Tersembunyi di Luar Jawa Timur

Gresik memiliki pulau yang tak kalah indah jika dibandingkan dengan Bali atau Karimunjawa. Pulau ini disebut dengan Pulau Bawean.

Baca Selengkapnya
Mengenal Kampung Heritage Sukadiri di Serang, Napak Tilas Jejak Pemerintahan Keraton Surosoan di Abad ke-17
Mengenal Kampung Heritage Sukadiri di Serang, Napak Tilas Jejak Pemerintahan Keraton Surosoan di Abad ke-17

Pengunjung seolah diajak napak tilas kejayaan Banten Lama, melalui sejumlah peninggalannya di kampung wisata tersebut.

Baca Selengkapnya