Nabung 34 Tahun, Kakek Buruh Bangunan Asal Madiun Ini Wujudkan Impian Naik Haji
Merdeka.com - Raut bahagia begitu terpancar di wajah salah satu calon jemaah haji di Asrama Embarkasi Surabaya (AHES) Sukolilo, Rabu (8/6). Pria sepuh bernama Mohammad Djaelani (62) itu mengaku sangat senang lantaran berhasil mewujudkan mimpinya untuk pergi ke tanah suci.
Ia kemudian menceritakan masa-masa gigihnya dalam mengumpulkan rupiah, di mana penghasilannya sebagai pekerja bangunan selalu ia sisihkan agar bisa menunaikan rukun Islam yang kelima itu. Saat ditemui, bapak tiga orang anak yang masuk Kelompok Terbang (Kloter) 7 Embarkasi Surabaya ini tak henti-hentinya berucap syukur.
"Saya merantau ke daerah lain menjadi kuli bangunan sejak tahun 80-an, saat itu sudah ada niat menabung untuk biaya naik haji," tutur calon haji asal Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, tersebut dikutip dari laman resmi Kominfo Jawa Timur, Jumat (10/6).
-
Apa gelar yang diberikan kepada orang yang sudah haji? Masyarakat Indonesia tentu sudah tidak asing dengan penyebutan gelar Haji atau Hajah. Tidak bisa dipungkiri, masyarakat Indonesia memiliki tradisi memberi gelar 'Haji' atau 'Hajah' di depan nama orang usai menunaikan ibadah Haji.
-
Siapa jemaah haji termuda Bangka Belitung? Salah satu yang membuat haru adalah kisah Inas Syifa yang menjadi calon jemaah haji termuda di Bangka Belitung.
-
Siapa yang menabung selama 22 tahun untuk haji? Mahruf sampai detik ini masih tidak menyangka bisa berangkat haji sebentar lagi. Sebelumnya ia sudah menabung selama 22 tahun sejak 2002 silam dari penghasilannya sebagai penjual gorden keliling.
-
Siapa yang sedang bersiap berangkat haji? Rezky Aditya dan Citra Kirana telah mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang, termasuk melakukan manasik haji sebagai bekal ilmu sebelum mereka tiba di Mekkah dan Madinah.
-
Siapa yang excited mau umrah? 'Iya pertama kali. Kalau luar negeri sudah tahun lalu ke Sydney. Mereka excited banget. Mereka impiannya mau umrah,' ucap Indra dengan wajah penuh kebanggaan.
-
Apa yang diharapin orang ketika ucapin doa berangkat haji? Doa-doa tersebut bukan hanya sekadar kata-kata, tetapi juga bentuk dukungan spiritual dan emosional yang sangat berarti. Ketika seseorang menerima ucapan doa dari orang-orang terdekatnya, mereka merasa lebih tenang dan yakin bahwa perjalanan ibadah mereka mendapatkan perlindungan dari Allah SWT.
Menabung Lalu Dibelikan Sapi untuk Dijual
©2022 kominfo.jatimprov.go.id/ Merdeka.com
Dituturkannya dengan sumringah, keinginannya untuk berhaji begitu kuat sejak puluhan tahun lalu. Hal itu yang kemudian membuat Djaelani mampu mengumpulkan uang hingga Rp5 juta pada tahun 2007 untuk kemudian dibelikan sapi.
Bukan untuk dikonsumsi, sapi tersebut ia rawat untuk dijual kembali dua tahun kemudian sehingga bisa dibelikan sawah seharga Rp10 juta. Sayangnya uang tersebut masih kurang 2 juta, hingga Ia terpaksa meminjam di bank.
"Tahun 2007 itu saya beli sapi lalu 2 tahun kemudian dijual seharga 8 juta untuk beli sawah, tapi uang kurang terpaksa pinjam bank," urainya.
Sawah Terjual dan Daftar Haji Tahun 2011
Djaelani sejak awal memang bertekad bisa naik haji, ia bernazar jika ada yang beli sawahnya maka langsung daftar haji dari uang penjualan sawahnya. Hingga ada orang yang membeli sawahnya seharga 25 juta tanpa menawar.
"Alhamdulillah, ada orang yang membeli sawah saya 25 juta, langsung uang itu untuk daftar haji pada tahun 2011," ungkapnya.
Tak sampai di situ, usaha dan doanya juga didengar oleh sang Maha Kuasa hingga ia mendapat rezeki tambahan usai menjadi pengurus jenazah di desa sembari menjalankan pekerjaan utamanya yang masih di bidang pekerjaan bangunan.
Dari jerih payahnya itu, Ia berhasil berangkat ke tanah suci. Djaelani telah membuktikan dengan niat yang kuat dan doa yang terus dipanjatkan, semua keinginan akan bisa terwujud. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berkat kesabarannya selama bertahun-tahun, ia sebentar lagi bisa melihat Ka'bah secara langsung di usianya yang menginjak usia 73 tahun.
Baca SelengkapnyaMbah Suhriyeh mengaku tidak mendapatkan banyak uang. Hanya sekitar Rp30-40 ribu perhari saja.
Baca SelengkapnyaMbah Tono sudah 26 tahun menabung untuk berangkat haji
Baca SelengkapnyaJuru parkir ini membuktikan berangkat haji bisa tak hanya bisa dilakukan oleh orang kaya
Baca SelengkapnyaDua lansia ini mampu mewujudkan mimpinya setelah menabung selama puluhan tahun.
Baca SelengkapnyaShohib mengungkapkan rasa syukurnya bisa ke Baitullah karena hidupnya sebagai nelayan serba pas-pasa
Baca SelengkapnyaKisah Supartono, pemulung dan tukang becak asal Ponorogo yang berangkat haji tahun ini.
Baca SelengkapnyaPasutri ini bisa berangkat ke Tanah Suci berkat rajin menabung
Baca SelengkapnyaAda kalanya ia tak bisa menabung karena pasien pijatnya terlalu sedikit
Baca SelengkapnyaRamelan menjadi jemaah haji tertua di Banyumas setelah penantian selama 11 tahun.
Baca SelengkapnyaSetiap hari ia menabung seribu rupiah hingga Rp15 ribu.
Baca SelengkapnyaIa sudah lama ingin daftar haji, tapi baru tercapai saat usianya 94 tahun.
Baca Selengkapnya