Ngamuk Bawa Pedang Bunuh Anak 9 Tahun, Pemuda di Pamekasan Terancam Hukuman Mati
Merdeka.com - Pemuda berinisial UA (20), warga Kelurahan Karangduwak, Kecamatan Kota Sumenep, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur terancam hukuman mati atau seumur hidup atau paling lama 20 tahun penjara. Aparat kepolisian dari Jajaran Pamekasan, Jawa Timur menjerat UA dengan ancaman hukuman tersebut setelah yang bersangkutan membunuh anak di bawah umur.
"Ancaman hukuman mati ini kami beri kepada tersangka karena berdasarkan hasil penyidikan petugas, pembunuhannya secara terencana," ujar Kasat Reskrim Polres Pamekasan AKP Adhi Putranto Utomo dalam keterangan pers di Mapolres Pamekasan, Senin (8/3/2021).
Kronologi Kejadian
-
Bagaimana pria itu membunuh anak tirinya? 'Mereka cekcok sehingga tersangka SE ini menusuk SR dan anaknya menggunakan pisau sehingga anak tidak tertolong lagi,' kata Kapolres Merangin AKBP Ruri Roberto.
-
Kenapa anak SD di Jombang tega menganiaya temannya? Diduga korban takut karena di lokasi kejadian ada teman pelaku.
-
Siapa pelaku penganiayaan? Viral Remaja Pukuli Bocah Lalu Mengaku sebagai Keponakan Mayor Jendera Sekelompok remaja tmenganiaya dan mencaci bocah di Bandung, Jawa Barat.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
-
Senjata apa yang digunakan pelaku? Terkait dengan senjata api yang dibawa pengemudi mobil tersebut, Kompol Margono mengatakan bahwa senjata yang digunakan pelaku diduga hanya senjata mainan.
-
Siapa pelaku pembunuhan mutilasi di Sleman? Pelaku adalah W, warga Magelang, dan RD, warga Jakarta. Berdasarkan hasil penyelidikan, pelaku dan korban sudah saling mengenal. Hingga kini polisi masih mendalami motif pelaku.
sxc.hu
Tersangka melakukan pembunuhan terhadap korban berinisial AA (9) asal Desa Taraban, Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan pada Minggu (7/3/2021).
Saat itu, sekitar pukul 23.45 WIB, korban berada di dalam kamar, sementara kedua orang tuanya, Untari (42) dan Karimullah (58) berada di ruang tamu rumah.
Tiba-tiba tersangka UA masuk ke rumah korban membawa sebilah pedang. Di sana UA mengamuk. Ibu korban Untari bergegas ke luar rumah dan melaporkan kejadian itu kepada bibinya, bahwa keponakannya UA sedang mengamuk di rumahnya. Sementara itu, ayah korban Karimullah melapor ke aparat desa setempat.
Nahas, setelah keduanya kembali ke rumah, anaknya AA sudah tidak bernyawa dengan kondisi telungkup bersimbah darah.
"Kala itu, pelaku sudah tidak ada di tempat kejadian perkara," terang Adhi Putranto, dikutip dari Antara (9/3/2021).
Aparat Desa Taraban selanjutnya melaporkan kejadian itu ke Mapolsek Larangan, kemudian dilanjutkan ke Mapolres Pamekasan.
Penangkapan Tersangka
Tersangka berhasil ditangkap petugas gabungan dari Polsek Larangan dan Reskrim Polres Pamekasan di rumah bibinya di Desa Taraban, Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan pada Senin (8/3/2021).
"Berdasarkan pengakuan tersangka, dia nekat mengamuk di rumah korban karena sebelumnya memang punya masalah dengan keluarganya, yakni ayah-ibunya," lanjut Adhi.
Kasat Reskrim Polres Pamekasan AKP Adhi Putranto Utomo tidak menjelaskan secara lengkap jenis permasalahan antara pelaku dan keluarga korban.
Dari keterangan pihak kepolisian diketahui bahwasanya tersangka UA telah merencanakan pembunuhan sejak dari rumahnya yang menargetkan keluarga Karimullah dan Undari.
Sita Barang Bukti
©2021 Merdeka.com/liputan6.com
Selain menangkap tersangka, polisi juga menyita sejumlah barang bukti yang terdiri dari sebilah pedang sepanjang 108 cm dengan gagang kayu yang dililit tali warna hitam dan sarung pedang yang terdapat tali berwarna merah kombinasi kuning dan variasi besi berwarna emas. Di pedang tersebut terdapat bercak darah.
Selain itu, polisi juga menyita satu kemeja warna hijau lumut bermotif garis yang terdapat saku di bagian dada sebelah kiri, satu lembar sarung warna hitam dengan kombinasi motif warna abu–abu, serta satu kaos dalam warna putih yang berlumuran darah.
Atas tindakan yang dilakukan, tersangka dijerat dengan Pasal 340 subsider Pasal 338, dan Pasal 351 ayat 3 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dengan ancaman hukuman mati atau seumur hidup atau paling lama 20 tahun penjara.
Kasat Reskrim Polres Pamekasan AKP Adhi Putranto Utomo menegaskan bahwasanya cara menyelesaikan masalah seperti yang dilakukan tersangka UA merupakan cara yang salah.
"Negara kita ini kan negara hukum. Jika ada masalah, sebaiknya diselesaikan secara hukum, bukan dengan cara kekerasan hingga menghilangkan nyawa orang lain seperti itu. Apalagi yang menjadi korban anak yang masih di bawah umur," tegasnya. (mdk/rka)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tersangka FO sempat membantah dan mengaku jika dirinya tidak melakukan penikaman terhadap korban CR.
Baca SelengkapnyaSeorang ibu di Surabaya menyiksa anak kandungnya sendiri yang masih berumur 9 tahun secara sadis.
Baca Selengkapnyapembunuhan terjadi di rumahnya, Kamis (11/1) pukul 21.30 WIB. Saat itu, korban, SR, sedang tidur sendirian di kamar belakang
Baca SelengkapnyaPelaku beraksi saat korban tinggal di rumah bersama adiknya yang berusia 5 tahun. Ibu dan ayah mereka ketika itu sedang bekerja.
Baca SelengkapnyaDitangkap Polisi, Ini Kronologi Pemuda Mabuk Tusuk Ibu-Ibu di Bogor hingga Berlumuran Darah
Baca SelengkapnyaPolisi menangkap pelaku pembunuhan pengusaha roti di Maros.
Baca SelengkapnyaPeristiwa tersebut terjadi saat korban dan ibunya tidur di kamar rumahnya, Selasa (19/11) dini hari
Baca SelengkapnyaMengejutkan, Pembunuh Bocah Perempuan dalam Karung di Bekasi Simpan Alat Dukun dan Foto Anak-Anak
Baca SelengkapnyaKorban dan pelaku hanya tinggal berdua serumah. Para saksi menyebut usai ditinggal ibunya, SPN kurang kasih sayang.
Baca SelengkapnyaSeorang pemuda di Maros, Sulawesi Selatan, MA (22) gelap mata setelah ditegur karena membawa pacarnya ke rumah. Dia tega membunuh kakak kandungnya AA (31).
Baca SelengkapnyaPelaku menyimpan dendam dan sakit hati kepada korban.
Baca Selengkapnyapelaku beralibi bukan sebagai sebagai pelaku, malah mencurigai pihak lain.
Baca Selengkapnya