Profil Profesor Nidom, Penemu Ramuan Penangkal Virus Corona

Merdeka.com - Senin (2/3) Presiden Jokowi mengumumkan dua WNI di Indonesia terinfeksi corona. Corona yang menyerang dua WNI tersebut merupakan corona jenis baru (SARS-COV-2). Kedua WNI tertular corona setelah seorang turis dari Jepang berkunjung ke rumahnya di Depok.
Kabar WNI di Indonesia terkena corona tentu jadi perhatian khusus berbagai pihak. Banyak masyarakat Indonesia yang kemudian panik mengetahui kabar tersebut.
Oleh sebab itu, masyarakat Indonesia perlu meningkatkan kewaspadaannya terhadap ancaman virus corona. Chairul Anwar Nidom, seorang peneliti dari Surabaya, Jawa Timur menemukan penangkal ampuh virus corona.
Penangkal Virus Corona
Penangkal virus corona itu adalah curcumin yang ada pada jahe, kunyit, sereh dan temulawak yang banyak ditemukan di Indonesia.
Kabar penemuan tersebut disampaikan oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa melalui akun instagramnya beberapa waktu lalu(18/2). Sebuah video diunggah dalam akun instagramnya.
Unggahan tersebut sudah ditonton lebih dari 52.000 orang dan mendapat komentar sebanyak 370 pengguna instagram.
Profil Chairul Anwar Nidom
2020 Merdeka.com/airc.unair.ac.id
Di balik penemuan penangkal virus corona itu ada peneliti yang bekerja dengan tekun dan sungguh-sungguh. Sosok tersebut adalah Chairul Anwar Nidom, seorang dosen di program studi Sains Veteriner Universitas Airlangga, Surabaya.
Penemuan terkait penangkal virus corona bukan hal pertama yang membuat namanya dikenal publik. Di Indonesia, namanya sering disebut-sebut setiap kali ada pembahasan mengenai flu burung.
Putra Asli Jawa Timur
2020 Merdeka.com/news.unair.ac.id
Chairul Anwar Nidom ialah putra Jawa Timur asli. Ia lahir di Pasuruan pada 8 Maret 1958. Nidom juga merupakan salah satu peneliti di bidang flu burung yang dimiliki Indonesia. Ia mendalami spesialisasinya ini di University of Tokyo, Jepang.
Pada tahun 2003, Nidom mendapat tawaran dari Departemen Pertanian untuk menjadi bagian dari tim Peneliti Penyakit Unggas Nasional. Tim penelitian itu dibentuk untuk mencari tahu mengapa angka kematian unggas di Indonesia jumlahnya bisa sampai tidak terkontrol. Dari penelitiannya diketahui bahwa penyebab kematian unggas di Indonesia adalah jenis virus flu burung yang berasal dari Guangdong, China.
Penemuan itu membuat namanya dikenal publik, bahkan sampai di tataran dunia. Kini namanya kembali hadir ke permukaan setelah dikabarkan menemukan penangkal virus corona. Guru besar Biokimia dan Bilogi Molekuler Unair itu menemukan penangkal virus corona atau COVID-19 dari curcuma atau sari rempah-rempah.
Penemuan Terbaru Terkait Virus Corona
Menurut Nidom, ada dua macam virus corona yaitu low pathogenic dan high pathogenic. Sifat virus corona yang low pathogenic berada di saluran atas dan memiliki sifat yang tidak terlalu ganas. Sementara virus corona high pathogenic respektornya berada di paru-paru dan bisa berakibat fatal pada manusia penderita corona.
2020 Merdeka.com/rayakudus.com
Di Indonesia, tanaman yang mengandung curcuma seperti jahe, kunyit, sereh, temulawak sangat mudah ditemui. Ibu-ibu biasanya juga menanam tanaman-tanaman tersebut di kebun atau di halaman rumah.
(mdk/alz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya