Ratusan Rumah Warga Blitar Ada di Area Tanah Bergerak Tak Aman, Begini Nasib Mereka
Merdeka.com - Ratusan rumah warga Kabupaten Blitar, Jawa Timur, berada di area tanah bergerak dan termasuk zona tidak aman. Untuk itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar mengusulkan relokasi 117 rumah warga yang berada di kawasan berbahaya tersebut.
"Kami sedang menyiapkan rencana lokasi. Sekarang kami usulkan 117 rumah untuk relokasi. Kami upayakan berbagai hal demi keselamatan warga," tutur Kepala BPBD Kabupaten Blitar Ivong Bettryanto di Blitar, Rabu (23/11/2022).
Adapun beberapa daerah di Kabupaten Blitar yang masuk zona tidak aman karena berada di area tanah gerak antara lain Desa/Kecamatan Binangun, Desa Balerejo di Kecamatan Wlingi, kemudian Desa Kalitengah di Kecamatan Panggungrejo. Selanjutnya, Desa Purworejo Kecamatan Wates, Desa Maron Kecamatan Kademangan.
-
Dimana warga Blitar pindah? Antara tahun 1932 hingga 1940, ribuan masyarakat Blitar dikirim ke Sumatra dengan imbalan tanah pertanian yang luas.
-
Bagaimana kondisi rumah di permukiman terbengkalai? Rata-rata, rumah di permukiman padat tersebut masih berbentuk utuh, dan tak jauh dari pinggir jalan.Semakin dalam masuk ke dalam gang, beberapa rumah yang awalnya masih layak ditinggali, perlahan-lahan berganti menjadi rumah yang tampak rusak karena tidak terurus lama.
-
Bagaimana cara orang Blitar pindah? Mengutip Instagram @blitar.heritage, lebih dari 2.000 warga dari perdesaan miskin di Blitar diboyong pemerintah kolonial menuju Sumatra.
-
Di mana banjir merendam permukiman warga di Braga? Dalam unggahan di akun lain, ditampilkan kondisi air banjir dari luapan Sungai Cikapundung juga merendam permukiman warga di wilayah Braga.
-
Bagaimana kehidupan warga di pemukiman padat? Saat memasuki area perkampungan lebih dalam, kehidupan warganya pun masih begitu terasa.
-
Bagaimana warga di kampung itu? Selain memiliki pemandangan yang indah dengan hamparan rumput, warga di kampung tersebut dikenal ramah.
Korban Tanah Gerak
©2022 Merdeka.com/Dok. BPBD Kabupaten Blitar
Bahkan, tanah bergerak di Desa/Kecamatan Binangun sudah menyebabkan bangunan masjid dan rumah marbot rusak pada Minggu (20/11/2022) pagi.
Sebelumnya, kedua bangunan tersebut sudah retak sejak 17 Oktober 2022. Penyebab tanah retak di wilayah tersebut yakni intensitas hujan yang cukup tinggi.
BPBD Kabupaten Blitar juga telah meminta bantuan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung untuk melakukan kajian terkait dengan tanah gerak di Kabupaten Blitar.
Relokasi
©2022 Merdeka.com/Dok. BPBD Kabupaten Blitar
Dari hasil penjelasan PVMB diketahui bahwa jika sudah terbentuk rekahan, saat hujan turun dengan potensi tinggi maka potensi pergerakan tanah besar.
"Rekomendasinya adalah relokasi. Kemudian wilayah yang terdampak ditanami tanaman keras untuk menghambat pergerakan. Jika sudah ada rekahan tanah ditutup dengan tanah liat untuk meminimalkan air masuk ke tanah, karena akan memicu tanah gerak," jelas Ivong, perwakilan PVMG Bandung, dikutip dari Antara.
Relokasi dilakukan sebagai upaya mitigasi dan demi keselamatan jiwa warga. Untuk itu, pihaknya berharap pengajuan relokasi bisa disetujui Gubernur Jawa Timur. Terlebih menurut laporan BMKG, curah hujan antara Desember 2022 hingga awal Januari 2023 masih cukup tinggi. (mdk/rka)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut Samid, belasan tempat tinggal dan rumah kontrakan milik warganya itu rusak parah karena dampak dari pembangunan Tol Japek 2.
Baca SelengkapnyaKampung Bulak Barat sempat direndam banjir hingga menutupi rumah-rumah warga
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo atau Jokowi memerintahkan proses relokasi rumah warga yang rusak akibat banjir lahar hujan di Sumatera Barat (Sumbar) segera dimulai.
Baca SelengkapnyaPerubahan iklim telah membuat Dusun Rejosari Senik, yang dahulu dihuni 225 kepala keluarga (KK), kini ditinggalkan penduduknya.
Baca SelengkapnyaBencana longsor di Sragen menyebabkan seorang ayah dan anak perempuannya tewas tertimbun tanah
Baca SelengkapnyaDari penelusuran yang dilakukan, permukiman ini ditinggalkan penduduknya karena terlalu sering terkena banjir besar.
Baca SelengkapnyaPuluhan ribu rumah warga Kabupaten Ngawi tidak layak huni buntut dari kemiskinan.
Baca SelengkapnyaTidak ada lagi jalan setapak menuju desa. Semua tenggelam dalam rob.
Baca SelengkapnyaCuaca ekstrem yang terjadi membuat ratusan rumah warga rusak.
Baca SelengkapnyaDulu Dusun Simonet merupakan kampung yang ramai. Tapi kini tak ada satupun warga yanga bermukim di sana.
Baca SelengkapnyaTerjangan banjir bandang telah meluluhlantakkan rumah-rumah warga di Ganting, Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
Baca SelengkapnyaGempa susulan masih terus terjadi di perairan Tuban Utara atau dekat Kepulauan Bawean
Baca Selengkapnya