Segera Diresmikan, Ini 5 Fakta Menarik Pembangkit Listrik Tenaga Sampah di Surabaya
Merdeka.com - Dalam waktu dekat, Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo, Kota Surabaya, Jawa Timur siap diresmikan. Dikutip dari Antara (12/8), PLTSa yang mengolah sampah 1.000 ton per hari itu bisa menghasilkan listrik 12 Megawatt.
PLTsa TPA Benowo itu menjadi yang pertama sekaligus terbesar di Indonesia. Operasional PLTSa ini dilakukan atas kerja sama antara Pemerintah Kota Surabaya dan PT Sumber Organik (SO) yang menggunakan teknologi Gasifikasi Power Plant. Seperti disampaikan oleh Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, Rabu (12/8).
Pembangunan Fisik Capai 100 Persen
-
Apa target PLN dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Indonesia? Dengan ARED, pemanfaatan air sebagai sumber energi listrik di Indonesia mampu meningkatkan pemanfaatan air menjadi 25,3 GW pada tahun 2040 atau meningkat sebesar 185 % dibandingkan Business as Usual (BaU)," papar Darmawan.
-
Kapan PLTA Kracak diresmikan? Sebagian besar desain gedung pembangkit tidak diubah sejak pertama diresmikan pada 1926, dan hanya diperbarui sesuai bentuk awal.
-
Bagaimana TPST Kedungrandu mengolah sampah? Sampah itu selanjutnya diproses dengan mesin untuk memilah sampah anorganik atau sampah residu. 'Potensi sampah anorganik sekitar 20 persen, potensi residu sekitar 10 persen. Itu yang dipisahkan di awal dengan mesin conveyor,' ujar Wahidin.
-
Apa yang dihasilkan dari pengolahan sampah di Banyumas? Sebanyak 98 persen sampah di Banyumas berhasil dikelola menjadi sesuatu yang berharga dan bernilai jual tinggi.
-
Bagaimana TPS Sampah di Liogenteng? Untuk sampah, TPS ini dihias dengan benda-benda yang sudah tidak terpakai macam kemasan kopi saset untuk taplak meja dan karpet, tulisan dari tutup botol minuman dan vas bunga dari botol galon.Kemudian di sana juga terdapat akuarium yang terbuat dari sisa galon besar, sehingga makin terlihat berbeda.
-
Bagaimana cara PLTA Ketenger menghasilkan listrik? Air yang sudah tertampung di kolam selanjutnya dialirkan untuk menggerakkan turbin yang kemudian menghasilkan listrik.
©2020 Merdeka.com/esdm.go.id
"Dari teknologi gasifikasi itu mampu menghasilkan listrik 12 Megawatt melalui pengolahan sampah 1.000 ton per hari," terang Wali Kota perempuan pertama di Kota Surabaya itu.
Saat ini, lanjut Risma, pembangunan fisik PLTSa Benowo mencapai 100 persen. Tinggal menunggu datangnya ahli untuk memantau tahapan commissioning atau pengujian. Yakni dengan melakukan pengecekan apakah sistem itu sudah berjalan dengan baik atau masih ada yang belum optimal.
Kurangi Sampah Kota
©2020 Merdeka.com/esdm.go.id
"Jika PLTSa ini resmi beroperasi, maka sampah di Surabaya dapat berkurang 1.000 ton per hari," katanya.
Sebenarnya, ahli yang hendak memantau pengujian sistem PLTSa dijadwalkan datang pada Februari lalu. Namun, adanya pandemi Covid-19 membatalkan jadwal tersebut.
Rencananya, kata dia, ahli tersebut akan berangkat dari Beijing, Tiongkok ke Surabaya pada 18 Agustus mendatang.
"Kalau itu sudah selesai sudah bisa dioperasionalkan," lanjut Risma.
Akan Dijual ke PLN
©2020 Merdeka.com/arek.its.ac.id
Dari 12 Megawatt yang dihasilkan PLTSA Benowo itu nantinya akan dijual kepada PLN sebanyak 9 Megawatt. Sedangkan 2 Megawatt dikonsumsi sendiri untuk kebutuhan operasional dan sisa 1 Megawatt redundant.
"Jadi 2 Megawatt untuk konsumsi (operasional) mereka (PT SO). Listriknya mereka gunakan sendiri, kan mereka juga butuh operasional. Nah, sisanya yang 9 Megawatt itu dijual ke PLN dan masih ada redundant 1 megawatt," terang Wali Kota Surabaya itu.
Dibantu Pemerintah Pusat
©2020 Merdeka.com/arek.its.ac.id
Menurut keterangan Risma, Pemkot Surabaya juga akan dibantu Pemerintah Pusat untuk tipping fee atau biaya pengolahan sampah yakni sekitar 30 persen. Ia mengaku telah bertemu dengan Presiden Joko Widodo saat menyampaikan kesiapan operasional PLTSa Benowo.
"Alhamdulillah kita juga akan dibantu Pemerintah Pusat untuk tipping fee. Jadi kemarin kita sampaikan ke Pak Presiden kita akan dibantu 30 persen (tipping fee)," ungkap Risma.
Senada, Deputy General Manager Business Unit PT Sumber Organik (SO) Hari Sunjayana menjelaskan bahwa proses gasifikasi sampah di PLTSa Benowo kapasitasnya mencapai 1.000 ton per hari. Dari kapasitas itu kemudian diolah menjadi energi listrik sekitar 12 megawatt, sedangkan hasil listrik sekitar 9 megawatt dijual ke PLN.
Tunggu Kedatangan Ahli
©2020 Merdeka.com/indonesia.go.id
"Sedangkan kapasitas pembangkit kami itu 12 megawatt. Kita internal consumption artinya dipakai sendiri itu 2 megawatt," kata Hari Sunjayana.
Sementara itu, saat ini PT SO mulai melakukan tahapan persiapan commissioning atau pengujian. Rencananya, pertengahan bulan Agustus ini, tim ahli akan datang ke Surabaya untuk memantau pengujian PLTSa di Benowo.
"Ini kita sudah persiapan untuk commissioning. Mulai bulan Agustus ini sudah akan mulai datang (ahli)," lanjutnya. (mdk/rka)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Calon wakil presiden nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka membeberkan langkahnya memecahkan masalah sampah di Solo
Baca SelengkapnyaFasilitas ini dapat membantu mengurangi emisi karbon yang dihasilkan sektor kelistrikan, khususnya dari PLTU.
Baca SelengkapnyaTotal luas lahan TPPAS Lulut Nambo yakni 55 hektare. Hasil pengolahan sampahnya berupa Refuse Derived Fuel (RDF).
Baca SelengkapnyaTPST ini merupakan pengolahan sampah sirkuler dan berkelanjutan sebagai bagian dari inisiatif program Banyuwangi Hijau.
Baca SelengkapnyaAda 10 megawatt listrik dioperasikan mengaliri listrik di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN.
Baca SelengkapnyaPLTS terapung terbesar se-Asia Tenggara ini memiliki kapasitas 192 megawatt peak (MWp).
Baca SelengkapnyaPengolahan limpah alat kampanye itu dilakukan berdasarkan jenisnya. Untuk bambu dan kayu akan didaur ulang menjadi kompos.
Baca SelengkapnyaTerbentang di area seluas 200 hektare dengan lebih dari 340 ribu solar panel, PLTS terapung ini mampu memproduksi 245 juta kWh energi bersih per tahun.
Baca SelengkapnyaTPS berkapasitas 84 ton per hari tersebut dijadwalkan bakal segera beroperasi penuh pada September 2023 mendatang.
Baca SelengkapnyaPLTA Kayan tahap pertama nantinya akan memiliki kapasitas hingga 900 MW.
Baca SelengkapnyaDapat mengurangi permasalahan sampah, mengurangi pencemaran lingkungan, dan meningkatkan kualitas lingkungan.
Baca Selengkapnya