Serunya Gerebek Apem di Jombang, Puluhan Ribu Kue Diarak untuk Sambut Bulan Puasa
Merdeka.com - Ada sejumlah kegiatan khas yang dilakukan untuk menyambut bulan suci Ramadan. Di Kabupaten Jombang, setiap tahun diselenggarakan Gerebek Apem.
Acara tersebut diselenggarakan untuk menyambut datangnya bulan suci umat Islam. Puluhan ribu apem diarak dan kemudian diperebutkan oleh masyarakat.
Dikutip dari jombang.tv, Gerebek Apem masuk dalam agenda budaya Pemerintah Kabupaten Jombang. Setiap tahun, acara ini tidak pernah absen digelar.
-
Apa yang menjadi ciri khas ritual Idulfitri di komunitas Islam Aboge? Sama seperti komunitas Islam Aboge di Cikakak, komunitas Adat Banokeling di Desa Pakuncen, Kecamatan Jatilawang, Banyumas juga melaksanakan Lebaran lebih lambat dari ketetapan pemerintah.
-
Kapan masyarakat Islam Aboge merayakan Idulfitri? Berbeda dari umat muslim pada umumnya, biasanya ribuan penganut Islam Aboge yang tersebar di Kabupaten Banyumas dan Cilacap baru merayakan Lebaran sehari lebih lambat dari ketetapan pemerintah.
-
Di mana komunitas Islam Aboge merayakan Idulfitri? Salah satu komunitas Islam Aboge terdapat di Desa Cikakak, Kecamatan Wangon, Banyumas.
-
Bagaimana umat Islam di Jateng merayakan 1 Muharram? Peringatan 1 Muharram bukan hanya sekadar pergantian tahun dalam kalender Islam, tetapi juga momen untuk refleksi spiritual dan introspeksi diri bagi umat Muslim.
-
Apa saja yang diarak di pawai takbiran Cirebon? Dalam kanal Youtueb Maulana 96, karakter yang umum digunakan warga Losari dalam acara arak-arakan malam takbiran adalah karakter hewan besar seperti macam putih, gajah hingga burungLalu ada juga berbentuk kendaraan seperti sepeda, mobil termasuk bangunan ka’bah sebagai kiblatnya umat Islam.
-
Bagaimana warga Demak merayakan Sedekah Bumi? Keseruan tradisi itu terlihat dalam sebuah reportase dari kanal YouTube Liputan6 pada Rabu (22/5). Dalam video liputan, terlihat warga saling berebut hasil bumi yang berada di gunungan itu.
Antusiasme masyakat seolah tidak pernah redup mengingat penyelenggaraan Gerebek Apem yang penuh sesak setiap tahunnya.
Tanda-tanda Datangnya Bulan Ramadan
2020 Merdeka.com/liputan6.com
Menurut Bupati Jombang, Mundjidah Wahab, pilihan menggelar Gerebek Apem memiliki makna filosofis tersendiri. Kata Apem berasal dalam bahasa Arab yakni Afwan, yang berarti maaf atau memohon maaf.
Penyelenggaraan Gerebek Apem diharapkan menjadi momentum sekaligus simbol saling memohon maaf antarsesama sebelum menjalankan ibadah puasa Ramadan.
Dikutip dari jombang.tv, Gerebek Apem merupakan tradisi akulturasi antara budaya Jawa dengan Islam. Meskipun belum diketahui pasti kapan tradisi ini bermula, tetapi setiap tahun Pemkab Jombang selalu menyelenggarakan Gerebek Apem untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadan.
Penyelenggaraan Gerebek Apem menjadi medium pengingat masyarakat atau tanda bahwa bulan Ramadan akan segera tiba.
Penyelenggaraan Gerebek Apem
2020 Merdeka.com/jelajahnusae.com
Pada tahun 2019, ada 3 gunungan kue Apem yang dibuat untuk memeriahkan penyelenggaraan Gerebek Apem. Gunungan Apem pertama berukuran 3 meter, gunungan kedua berukuran 2 meter, dan gunungan terakhir setinggi 1 meter. Total kue Apem yang disusun menjadi 3 gunungan itu sebanyak 19 ribu buah.
Sebelum Apem itu boleh diperebutkan masyarakat yang hadir, ketiga gunungan kue Apem itu terlebih dahulu diarak dari Taman Contong di Jalan KH Wahid Hasyim menuju Alun-alun Kabupaten Jombang. Pemkab dan masyarakat Kota Santri itu beramai-ramai mengarak gunungan Apem dengan berjalan kaki sejauh sekitar 3 kilometer.
Mendapat Apem, Mendapat Berkah
2020 Merdeka.com/nu.or.id
Dikutip dari berbagai sumber, tradisi Gerebek Apem selalu berhasil menyedot antusiasme masyarakat Jombang. Tidak jarang, mereka juga membuat gunungan Apem berskala kecil untuk dipajang di depan rumah atau di depan sejumlah kantor.
Memperoleh Apem dari penyelenggaraan tradisi Gerebek Apem diyakini masyarakat Jombang bisa mengantarkan mereka untuk mendapat berkah. Oleh karena itu, Gerebek Apem selalu diwarnai dengan keseruan masyarakat berebut mendapatkan kue Apem.
Begitu Bupati memberi aba-aba, sontak masyarakat merangsek berebut Apem dari gunungan-gunungan yang ada. (mdk/rka)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tradisi Unduh-unduh sudah dilaksanakan oleh jemaat Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Jombang sejak tahun 1939. Tradisi ini merupakan cara mensyukuri kekayaan.
Baca SelengkapnyaSebelum arak-arakan gunungan, warga terlebih dahulu menggelar pengajian, pentas wayang kulit, hingga ziarah ke makam leluhur.
Baca SelengkapnyaTradisi ini dilakukan turun-temurun karena dianggap membawa keberkahan
Baca SelengkapnyaSemua warga tampak semringah mengarak gunungan ketupat keliling kampung
Baca SelengkapnyaAda banyak cara yang dilakukan warga Jateng dalam menyambut datangnya Bulan Suci Ramadan
Baca SelengkapnyaMeski di tengah guyuran hujan, prosesi Kirab Dudgeran Kota Semarang tetap berlangsung semarak dan meriah.
Baca SelengkapnyaAda makna filosofis di balik penyelenggaraan tradisi ini.
Baca SelengkapnyaTradisi mengarak perahu dan pembagian hasil bumi dalam rangka Maulid Nabi Muhammad SAW sudah dilakukan sejak tahun 1939.
Baca SelengkapnyaTradisi itu berasal dari seorang tokoh syiar Islam di Klaten bernama Ki Ageng Gribig.
Baca SelengkapnyaTradisi turun-temurun ini sudah dilakukan sejak tahun 1989 silam.
Baca SelengkapnyaKegiatan ini rutin dilakukan setelah Idulfitri tepatnya pada 8 Syawal.
Baca SelengkapnyaMemperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, hampir di seluruh desa di Banyuwangi menggelar tradisi endhog-endhogan.
Baca Selengkapnya