Tanpa Dukungan APBD, Begini Kabar Terbaru Penanggulangan Bencana di Jember
Merdeka.com - Pada pertengahan Januari 2021, sejumlah bencana alam melanda Kabupaten Jember, Jawa Timur. Bencana angin puting beliung, banjir bandang, banjir genangan, dan tanah longsor yang terjadi di delapan kecamatan menyebabkan ribuan kepala keluarga terdampak, seperti dilansir Antara (25/1/2021).
Kendatipun tidak ada korban jiwa dalam bencana yang menerjang 18 desa di Jember itu, namun warga terdampak banjir di Dusun Bandealit sempat terisolasi lantaran akses jalan satu-satunya menuju ke daerah tersebut tertimbun tanah longsor. Selain itu, juga terjadi kerusakan di beberapa fasilitas umum di kawasan setempat.
Lebih dari 4000 KK Terdampak
-
Apa upaya Pemprov Jateng mengatasi kekeringan? “Untuk itu dilakukan pengendalian secara pre-emptive di daerah endemis dengan menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan dan responsif pada daerah yang terserang OPT dengan bahan kimia secara bijaksana,“
-
Apa yang terjadi akibat dampak kemarau di Jateng? Dampak kemarau mulai terasa pada beberapa daerah di Jawa Tengah.
-
Apa dampak kemarau di Jateng? Kondisi musim kemarau yang panjang membuat warga dilanda krisis air bersih.
-
Apa dampak musim kemarau di Jateng? Dampak musim kemarau juga dirasakan petani karena menyebabkan mereka mengalami gagal panen.
-
Apa saja yang dilakukan untuk mengatasi kekeringan di Jateng? Pemerintah daerah bekerja sama dengan BPBD sedang menyiapkan beberapa solusi, termasuk distribusi air bersih, termasuk di Wonogiri dan Klaten.'BNPB juga akan membantu mendistribusikan air ke masyarakat sekitar,' ujarnya dikutip dari ANTARA pada Selasa (23/7).
-
Apa dampak kekeringan di Jateng? Warga Terdampak Kekeringan di Jateng Capai 9.153 Jiwa, Ini Penjelasan BPBD
©2021 Merdeka.com/Instagram @infojember
Menurut data Pusat Pengendali Operasional (Pusdalops) BPBD Jember, bencana banjir dan tanah longsor itu menyebabkan 4.178 kepala keluarga (KK) terdampak.
Ribuan rumah warga terendam banjir, 12 fasilitas pendidikan, tiga fasilitas umum, dan 42 hektare lahan pertanian juga ikut terdampak bencana alam yang terjadi lebih dari sepekan.
Selanjutnya, belasan rumah dan puluhan lapak pedagang di Pasar Ambulu rusak akibat bencana angin puting beliung. Namun, tidak ada korban jiwa dalam bencana angin yang merobohkan puluhan pohon itu.
Sebagai informasi, banjir bandang melanda Kecamatan Bangsalsari. Selanjutnya, banjir genangan meluas hingga Kecamatan Tanggul, Gumukmas, Puger, Tempurejo, Ambulu, dan Jenggawah. Kemudian, tanah longsor menerjang Kecamatan Patrang dan Tempurejo, sementara angin puting beliung terjadi di Kecamatan Ambulu.
Tidak Ada APBD 2021
Sementara itu, di tengah bencana alam yang membutuhkan bantuan logistik untuk para korban terdampak dan anggaran operasional penanganan bencana, Kabupaten Jember justru tidak memiliki Peraturan bupati atau Peraturan daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2021.
Selain polemik tidak adanya APBD, terdapat masalah lain seperti habisnya bantuan bencana, belum cairnya gaji ASN, hingga tidak adanya uang lelah untuk Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Para ASN dan honorer Pemkab Jember yang berjibaku membantu warga terdampak korban banjir bekerja tanpa gaji dan anggaran operasional sepeserpun. Meski demikian, mereka tetap bekerja secara maksimal.
Minta Bantuan ke BPBD Jatim
©2021 Merdeka.com/Instagram @infojember
Menindaklanjuti terbatasnya petugas dan stok bantuan yang habis, BPBD Jember meminta bantuan logistik dan personel ke BPBD Jawa Timur untuk membantu menangani bencana di kabupaten tersebut.
Permintaan bantuan itu mendapat respons cepat dari BPBD Jatim. Sehingga untuk sementara waktu, kebutuhan logistik dan perlengkapan warga terdampak bencana dapat terpenuhi.
Selanjutnya, ketika stok bahan pokok melimpah, justru tim dapur umum kekurangan elpiji karena ketiadaan anggaran. Berbagai kalangan yang terdiri dari komunitas warga, pengusaha, pejabat, mantan pejabat, hingga tokoh masyarakat bahu-membahu patungan untuk menyuplai kebutuhan elpiji.
Koordinator Tagana Jember Rudi Dwi Wanto menjelaskan, kekurangan elpiji di dapur umum Desa Wonoasri terjadi sejak Sabtu (16/1). Setiap harinya dibutuhkan 10 tabung elpiji 12,5 kg untuk memasak kebutuhan makanan bagi warga terdampak bencana banjir. Setiap hari, dapur umum menyediakan 7.500 hingga 9.000 bungkus makanan untuk para korban terdampak.
Sinergi Berbagai Pihak
TNI dan Polri juga turut membantu penanganan banjir dengan mengevakuasi korban banjir. Mereka bekerja bakti membantu membersihkan rumah warga yang terdampak banjir, memperbaiki tangkis sungai yang rusak akibat banjir, serta mendistribusikan bantuan.
Polres Jember juga mengerahkan water canon untuk mendistribusikan air bersih kepada warga yang terdampak banjir di Desa Wonoasri. Pasalnya, sumur warga terendam banjir, sehingga tidak bisa digunakan untuk kebutuhan memasak. Tangkis Sungai Curahrejo yang rusak akibat banjir telah diperbaiki dengan harapan bisa mencegah meluapnya kembali air sungai ke permukiman warga.
Selain itu, Palang Merah Indonesia (PMI) Jember juga membantu mendirikan dapur umum di Desa Andongrejo guna memasok makanan bagi warga terdampak banjir di dua desa. Termasuk di Dusun Bandealit yang terletak di kawasan Taman Nasional Meru Betiri yang sulit dijangkau.
Seiring dengan kondisi banjir yang sudah surut, Tim Wash PMI membantu menguras sumur warga yang terdampak banjir. Sementara itu, Polres Jember menggelar panggung boneka Srikandi untuk membantu pemulihan trauma anak-anak korban banjir. (mdk/rka)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BNPB mencatat empat titik di Riau terjadi kebakaran hutan dan lahan.
Baca SelengkapnyaSarasehan digelar untuk mengukur kesiapan masing-masing kabupaten/kota di Jatim
Baca SelengkapnyaBencana kelaparan di Papua Tengah membuat enam orang meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaPemerintah Kota Semarang terus berupaya untuk menanggulangi bencana tersebut.
Baca SelengkapnyaBey Machmudin tak mau menerbitkan obligasi daerah seperti era Ridwan Kamil.
Baca SelengkapnyaPemerintah daerah diminta menyiapkan langkah menghadapi musim penghujan atau potensi bencana hidrometeorologi berpotensi di akhir tahun 2024.
Baca SelengkapnyaPemerintah daerah bekerja sama dengan BPBD sedang menyiapkan beberapa solusi, termasuk distribusi air bersih
Baca SelengkapnyaPj Gubernur mengimbau warga selalu waspada mengingat cuaca hujan masih akan terjadi beberapa saat ke depan.
Baca SelengkapnyaDari anggaran tersebut Pemprov akan menggunakan lumpur dan hujan buatan untuk memadamkan kebakaran di TPA Sarimukti.
Baca SelengkapnyaBNPB Gelontorkan Bantuan Dana Siap Pakai Rp2,5 miliar untuk Bencana di Sulsel, Berikut Rinciannya
Baca SelengkapnyaBRI mengintensifkan upaya mitigasi dan respons cepat terhadap dampak bencana.
Baca SelengkapnyaPemprov Jawa Barat mengalami krisis air bersih dan kekeringan di sejumlah wilayah.
Baca Selengkapnya