Tradisi Unik Warga Probolinggo, Tidur 7 Hari di Kuburan karena Ini
Merdeka.com - Warga Desa Racek, Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur memiliki tradisi unik tidur di kuburan orang yang baru meninggal selama tujuh malam. Tradisi tersebut dilakukan untuk mencegah serangan jenglot atau makhluk pemakan jasad manusia yang baru meninggal.
Para warga biasanya mendirikan tenda di tanah makam. Mereka berjaga selama tujuh malam secara bergantian.
Tradisi Turun Temurun
-
Kenapa warga sekitar menganggap kuburan itu sebagai pengingat? Warga sekitar mengaku bahwa mereka sudah terbiasa tinggal bersebelahan dengan kuburan. Bahkan mereka mengatakan hal itu bisa menjadi sebuat pengingat akan kematian.
-
Mengapa orang-orang dimakamkan di luar pemakaman biasa? 'Orang-orang itu tidak dimakamkan di pemakaman biasa meskipun kami telah menetapkan pemakaman wabah di Nuremberg,' kata Langbein, dikutip dari CTV News. 'Ini berarti sejumlah besar orang meninggal yang harus dimakamkan dalam jangka waktu yang singkat tanpa memperhatikan praktik-praktik pemakaman Kristen,' ujarnya.
-
Apa yang unik dari tradisi pemakaman di Subang? Rombongan penggotong keranda diharuskan meyakinkan juru kunci yang membawa golok agar diizinkan masuk makam.
-
Mengapa warga membongkar makam di Desa Ngalian? Mereka sudah yakin kalau makam itu palsu sehingga mereka tidak ragu untuk membongkar makam.
-
Kenapa orang-orang ditumbalkan di makam? Korban tumbal ini bertujuan untuk menemani tuannya di alam baka.
-
Bagaimana orang-orang di makam itu meninggal? Mereka ditemukan di bagian kota yang tidak memiliki karakteristik umum dari sebuah pemakaman, menunjukkan tanda-tanda kematian yang kejam.
©2020 Merdeka.com/liputan6.com
Tradisi berjaga di kuburan sudah dilakukan secara turun temurun. Pada pelaksanaannya, warga memasang pengaman berupa anyaman bambu di kuburan orang yang baru meninggal. Anyaman bambu itu diyakini bisa menangkal masuknya jenglot masuk ke dalam kubur memangsa mayat manusia.
Saher, salah satu warga menceritakan, tradisi berjaga dan tidur di kuburan masih dilakukan hingga sekarang. Menjaga kuburan yang belum diberi batu nisan adalah keharusan bagi mereka.
“Warga meyakini bahwa ada binatang buas dan jenglot akan memakan jasad manusia yang baru meninggal. Itu kata warga dan sesepuh dahulu. Dari itu hingga sekarang, jika ada yang baru meninggal harus dijaga selama tujuh malam,” tuturnya, Kamis (26/8/2021), dikutip dari Liputan6.com.
Sejumlah tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat membenarkan keberadaan tradisi tersebut. Meskipun tidak ada jenglot atau hewan buas, warga masih terus melestarikan tradisi yang sudah turun menurun itu.
Menjaga Tradisi
Merespons tradisi tersebut, Imron Hamzah, Pengurus MUI Tiris mengungkapkan, sebaiknya kedalaman liang kubur disesuaikan dengan syariat Islam sehingga jasad yang dikubur baunya tidak tercium oleh binatang buas atau jenglot sebagaimana yang selama ini diyakini warga setempat.
“Warga hanya meneruskan tradisi saja. Yang mana dahulu katanya jika ada yang baru meninggal itu bisa dimakan binatang buas dan jenglot, tapi sekarang peristiwa seperti itu sudah tidak pernah terjadi lagi. Serangan jenglot dan binatang buas lainnya sudah tidak pernah terjadi. hanya saja warga tetap menjaga kuburan selama tujuh malam,” tuturnya. (mdk/rka)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Setelah tujuh hari, tanah kuburan sudah bisa digunakan kembali untuk berladang.
Baca SelengkapnyaSeorang kuwu desa yang memiliki cinta begitu besar kepada mendiang istrinya. Pembuktian tak terduga bahkan telah dilakukannya.
Baca SelengkapnyaRombongan penggotong keranda diharuskan meyakinkan juru kunci yang membawa golok agar diizinkan masuk makam
Baca SelengkapnyaUsai Salat Idul Fitri 1445 Hijriah, TPU Karet Bivak dibanjiri warga yang melakukan ziarah.
Baca SelengkapnyaMelihat prosesi upacara pemakaman di Tana Toraja, provinsi Sulawesi Selatan.
Baca SelengkapnyaPada hari raya Lebaran, mereka tidak melaksanakan salat Idulfitri. Pelaksanaan salat mereka ganti dengan membersihkan makam leluhur.
Baca SelengkapnyaViral, begini ritual Ma’nene di Toraja yang diadakan setiap bulan Agustus.
Baca SelengkapnyaTahlilan digelar setiap hari hingga tujuh hari kematian.
Baca SelengkapnyaArti dari Melangun sendiri adalah bepergian untuk berpindah tempat apabila salah satu anggota keluarganya meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaSang pemilik mengaku jika makam sudah ada sejak masa lampau.
Baca SelengkapnyaTradisi unik warga desa di Kabupaten Sumenep, Madura yang memilih untuk tidur di atas pasir dibanding kasur.
Baca SelengkapnyaIa mengaku lebih suka tinggal di makam karena suka dengan keheningan.
Baca Selengkapnya