Trending di Korsel, Ini 5 Fakta Kasus ABK Indonesia di Kapal Berbendera China
Merdeka.com - Kabar mengejutkan tengah beredar dan disiarkan oleh stasiun TV Korea Selatan. Dalam berita terebut, anak buah kapal (ABK) yang merupakan WNI diduga menjadi korban perbudakan modern.
Melansir dari liputan6,Rabu (6/5/2020), para ABK itu berada di kapal Long Xin 629 milik China. Mereka disebut-sebut sebagai korban pelanggaran HAM ketika bekerja di kapal tersebut.
Untuk mengetahui perkembangan kasusnya, berikut 5 fakta terkait ABK Indonesia di kapal China.
-
Siapa yang menjadi korban? Renu Singh, salah satu korban yang terjebak, telah melapor ke polisi dengan klaim bahwa ia telah ditipu sebesar USD 21.000 dan mengungkapkan bahwa ratusan orang lainnya juga mengalami kerugian total mencapai USD 4,1 juta.
-
Bagaimana anak-anak dikorbankan? 76 anak-anak itu dibelah dadanya dan dalam keadaan telanjang dengan pakaian berada di sampingnya. Dada mereka telah dipotong terbuka dari tulang selangka hingga ke tulang dada. Tulang rusuk mereka dipaksa terbuka, yang kemungkinan untuk mendapatkan akses ke jantung mereka.
-
Siapa yang menginformasikan kejadian tersebut? Dari informasi yang dibagikan oleh sang adik, Olivia Zalianty, Marcella mengalami kejadian tidak menyenangkan ketika sedang menjalani latihan untuk pementasan Malahayati.
-
Siapa yang menyebarkan hoaks tentang IKN? Sebuah unggahan di platform X menarasikan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) membangun Ibu Kota Nusantara (IKN) dikhususkan untuk warga China.Postingan tersebut diunggah oleh akun X bernama @dancersejati07 pada Senin (24/6) dan telah diposting ulang hingga 493 kali.
-
Apa yang dialami korban? 'Dia alami luka cukup serius. Setelah kejadian, korban kemudian dilarikan ke RSUD Dekai, guna mendapatkan penanganan medis,' kata Kapolres Yahukimo AKBP Heru Hidayanto.
1. Jasad 3 Awak Kapal Dibuang Ke Laut
©2020 Merdeka.com
Berita ini sontak menggemparkan setelah MBC, salah satu stasiun TV Korea Selatan melaporkan adanya dugaan perbudakan modern yang terjadi pada ABK asal Indonesia.
Dalam berita tersebut diketahui, 3 awak kapal asal Indonesia yang meninggal di atas kapal dibuang ke tengah laut.
Melansir dari liputan6, pada Desember 2019 dan Maret 2020, pada kapal Long Xin 629 dan Long Xin 604, terjadi kematian 3 awak kapal WNI saat kapal sedang berlayar di Samudera Pasifik.
Kapten kapal menjelaskan bahwa keputusan melarung jenazah karena kematian disebabkan penyakit menular dan hal ini berdasarkan persetujuan awak kapal lainnya.
2. Sudah Sakit Sejak 1 Bulan Lalu
Sebelum diketahui jasad ABK WNI dibuang ke laut, ternyata WNI tersebut telah sakit sejak satu bulan yang lalu.
Dari pernyataan yang diputar pada siaran MBC, seorang awak kapal menuturkan bahwa kondisi pekerjaan mereka sangat mengerikan.
Bahkan diketahui ternyata salah satu awak yang meninggal dan dilarung dilaut tersebut telah sakit semenjak sebulan yang lalu.
"Awalnya keram terus tahu-tahu kakinya bengkak, dari kaki terus nyerang ke badan terus sesak dia," ujar seorang saksi yang ditampilkan MBC.
3. ABK WNI Minum Air Laut
©2020 Merdeka.com
Ketidakadilan juga diceritakan salah satu awak kapal. Dirinya mengatakan bahwa ABK WNI minum air laut yang telah difiltrasi.
Meskipun sebenarnya kapal memiliki persediaan air mineral, namun air tersebut hanya diperuntukkan oleh awak Cina. Awak kapal dari Indonesia tersebut juga menyebutkan keluhan-keluhan yang muncul setelah meminum air laut.
"Pusing terus enggak bisa minum air itu sama sekali. Pernah juga sampai kaya ada dahak-dahak di sini," ujar saksi tersebut.
4. Kerja 18 Jam, Gaji 1,7 Juta
Menurut kesaksian salah satu ABK tersebut, setiap pekerja Indonesia memiliki jam kerja hingga 18 jam dengan waktu istirahat hanya 6 jam setelahnya.
Upah yang didapat mereka selama bekerja hingga 13 bulan hanya sekitar US$ 120 atau Rp 1,7 juta. Dalam satu bulan, mereka hanya digaji sekitar Rp 100.000.
5. Sebagian ABK WNI Sudah Dipulangkan
©2020 Merdeka.com
Kabar terkini dari kasus ini melansir dari liputan6, sebagian ABK telah dipulangkan. KBRI Seoul berkoordinasi dengan otoritas setempat telah memulangkan 11 awak kapal pada 24 April 2020.
Kemudian pada 8 Mei 2020, 14 awak kapal lainnya akan dipulangkan juga. Seorang ABK kapal yang meninggal di RS Busan akan diupayakan oleh KBRI Seoul agar tetap bisa dipulangkan. (mdk/vna)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani mengatakan, kasus kapal tenggelam tersebut masih diinvestigasi otoritas Jepang.
Baca SelengkapnyaDua anggota kru ditemukan tidak sadarkan diri di dalam kapal dan telah dibawa ke rumah sakit. Sementara itu, operasi pencarian anggota lainnya masih dilakukan.
Baca SelengkapnyaPara nelayan diiming-iming gaji besar dibandingkan fokus terhadap keterampilan melaut.
Baca SelengkapnyaPodus yang dipakai para pelaku merupakan praktir terbaru dalam kejahatan menyelundupkan orang ke Australia.
Baca SelengkapnyaPerwakilan keluarga dari ketiga korban kapal tenggelam tersebut hadir langsung menerima kepulangan jenazah.
Baca SelengkapnyaPotret kegiatan Anak Buah Kapal (ABK) saat berkumpul dan berpesta di laut.
Baca SelengkapnyaKetiganya ditangkap di perairan sebelah Selatan Pulau Landu, Kecamatan Rote Barat Daya, Minggu (26/5) kemarin.
Baca Selengkapnya"KIA berbendera Malaysia tersebut diamankan di perairan Selat Malaka Kepulauan Riau," kata Brigjen Trunoyudo
Baca SelengkapnyaViral aksi sejumlah pekerja Korea Selatan di Indonesia lontarkan komentar bernada hinaan.
Baca SelengkapnyaTujuh pekerja migran Indonesia (PMI) menjadi korban atas tenggelamnya kapal di Korea Selatan.
Baca SelengkapnyaBasarnas mengerahkan tujuh unit kapal untuk mencari WN Taiwan yang hilang saat kapal terbalik di Pulau Seribu.
Baca SelengkapnyaVideo mereka minta tolong yang viral di medsos berbuah manis
Baca Selengkapnya