Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Unair Klaim Temukan 5 Kombinasi Obat yang Eefektif Atasi COVID-19, Ketahui Faktanya

Unair Klaim Temukan 5 Kombinasi Obat yang Eefektif Atasi COVID-19, Ketahui Faktanya Ilustrasi corona. ©2020 Merdeka.com/shutterstock

Merdeka.com - Rektor Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Prof Mohammad Nasih menyatakan pihaknya menemukan lima kombinasi obat yang lebih efektif atasi COVID-19 dibandingkan obat lainnya.

Dikutip dari Antara (15/6), Nasih menjelaskan bahwa obat yang dimaksud bukan obat baru. Melainkan obat-obat yang sudah ada sebelumnya.

Bukan Obat Baru

Orang lain juga bertanya?

rsu universitas airlangga surabaya

©2020 Merdeka.com/news.unair.ac.id

"Kami bukan mencari obat baru, tapi masyarakat, dokter sekarang kan bisa coba-coba. Bayangkan, mana ada dokter menangani COVID-19 yang tidak menggunakan obat secara coba-coba. Nah, kami memberikan rekomendasi ini yang paling efektif dibanding obat lainnya," jelas Nasih di Surabaya, Senin (15/6).

Menurut Nasih, untuk periode jangka pendek, lima kombinasi obat yang sudah beredar di pasaran itu cukup efektif mengatasi COVID-19. Terlebih penelitiannya juga memiliki perkembangan bagus.

"Tidak harus menjadi obat baru. Yang penting dari kita adalah fungsionalnya," lanjutnya.

Langkah Praktis dan Taktis

ilustrasi penelitian

©2020 Merdeka.com/liputan6.com

Unair tidak melakukan uji coba ke makhluk hidup atau in vitro pada lima kombinasi obat COVID-19 yang ditemukan. Pilihan itu dilakukan karena uji coba membutuhkan waktu lama, sedangkan Indonesia perlu ada obat yang efektif dalam penanganan COVID-19.

"In vitro itu butuh waktu lama. Dari prinsipnya kan begitu. Kalau menunggu delapan bulan untuk uji klinis dan lain-lain, COVID-19 keburu pergi, sehingga harus ada langkah praktis dan taktis yang dilakukan," kata Prof Nasih.

Kendati tidak dilakukan uji coba ke mahkluk hidup, Nasih menjelaskan bahwasanya dalam meneliti keefektifan kombinasi lima obat COVID-19 tersebut, pihaknya melakukan langkah yang sangat hati-hati dan cermat.

Tahapan Penelitian

inul unggah penampakan virus corona di paru paru manusia

Instagram/@inul.d ©2020 Merdeka.com

Pengujian yang dilakukan Unair yakni dengan menumbuhkan berbagai jenis sel yang menjadi sel target jenis virus. Seperti sel paru, sel ginjal, sel trakea, sel liver sebagai tempat untuk menumbuhkan sel virus SARS-CoV-2 yang merupakan sel COVID-19 asli Indonesia, yang didapatkan dari Institute of Tropical Disease (ITD) Unair.

"Kalau kita pakai tahapan yang itu (in vitro) ya tahun depan baru selesai," tutur Nasih. (mdk/rka)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.
Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.

Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.

Baca Selengkapnya
Empat Strategi Menkes Hadapi Potensi Pandemi Selanjutnya
Empat Strategi Menkes Hadapi Potensi Pandemi Selanjutnya

Dari semua perang yang dihadapi manusia, melawan patogen mencatatkan kematian yang paling banyak.

Baca Selengkapnya
Sosok Achmad Syafiuddin Dosen Unusa yang Rutin Masuk Daftar Ilmuwan Penting Dunia, Selalu Punya Waktu Menonton Sepak Bola
Sosok Achmad Syafiuddin Dosen Unusa yang Rutin Masuk Daftar Ilmuwan Penting Dunia, Selalu Punya Waktu Menonton Sepak Bola

Achmad Syafiuddin juga memiliki hobi yang terus ia pupuk. Sejak belia, ia merupakan seorang Bonek.

Baca Selengkapnya
Teliti Bahaya Rokok di Asia Pasifik, Unpad Gandeng Universitas Asal Italia
Teliti Bahaya Rokok di Asia Pasifik, Unpad Gandeng Universitas Asal Italia

Kedua pihak akan melakukan penelitian, kolaborasi, dan pendidikan tentang pengurangan bahaya merokok di kawasan Asia Pasifik.

Baca Selengkapnya
Melihat Inovasi UGM dalam Menciptakan Obat Anti Kanker, dari Kulit Jeruk hingga Bisa Ular
Melihat Inovasi UGM dalam Menciptakan Obat Anti Kanker, dari Kulit Jeruk hingga Bisa Ular

Sebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi, UGM tak pernah berhenti berinovasi. Salah satu inovasi yang dilakukan adalah di bidang penanganan penyakit kanker

Baca Selengkapnya
Menilik Cikal Bakal Unair, Kampus yang Perkembangannya Paling Pesat di Asia, Dulunya Sekolah Khusus Dokter
Menilik Cikal Bakal Unair, Kampus yang Perkembangannya Paling Pesat di Asia, Dulunya Sekolah Khusus Dokter

Kampus ini merupakan Perguruan Tinggi Negeri ketiga di Indonesia setelah UI dan UGM

Baca Selengkapnya
Profil Mohammad Nasih, Rektor UNAIR yang Jadi Sorotan Usai Pecat Dekan FK
Profil Mohammad Nasih, Rektor UNAIR yang Jadi Sorotan Usai Pecat Dekan FK

Ia dinilai memecat Dekan FK Unair Prof Bus secara sepihak

Baca Selengkapnya
Deretan Riset Ilmiah Indonesia Dapat Pengakuan Dunia, Termasuk Ubah Air Jadi Bahan Bakar
Deretan Riset Ilmiah Indonesia Dapat Pengakuan Dunia, Termasuk Ubah Air Jadi Bahan Bakar

Temuan dan hasil inovasi sejumlah warga negara Indonesia ini mendapatkan pengakuan ilmiah di kancah internasional.

Baca Selengkapnya
Klaim Pandemi Covid-19 Rekayasa Muncul Lagi, Begini Kata Kemenkes
Klaim Pandemi Covid-19 Rekayasa Muncul Lagi, Begini Kata Kemenkes

Bahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.

Baca Selengkapnya
Profesor Adi Utarini dan Upaya Eliminasi Demam Berdarah di Indonesia
Profesor Adi Utarini dan Upaya Eliminasi Demam Berdarah di Indonesia

Profesor Adi Utarini manfaatkan bakteri Wolbachia untuk mengendalikan pertumbuhan nyamuk demam berdarah.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Temukan Ratusan Kasus Perundungan Dokter di PPDS, Begini Respons Rektor Unair
Kemenkes Temukan Ratusan Kasus Perundungan Dokter di PPDS, Begini Respons Rektor Unair

Temuan ini, merupakan hasil investigasi yang dilakukan oleh Kemenkes.

Baca Selengkapnya
Tujuh Dosen UGM Masuk Jajaran Ilmuwan Berpengaruh Dunia, Begini Sosok Mereka
Tujuh Dosen UGM Masuk Jajaran Ilmuwan Berpengaruh Dunia, Begini Sosok Mereka

Mereka dipilih berdasarkan analisis dampak sitasi di berbagai bidang keilmuan menggunakan data dari database Scopus.

Baca Selengkapnya