Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

UNDP Gelar Kompetisi Penyelesaian Limbah Plastik di Laut Indonesia, Ini Alasannya

UNDP Gelar Kompetisi Penyelesaian Limbah Plastik di Laut Indonesia, Ini Alasannya Penyelam difabel bersihkan sampah plastik di Laut Mediterania. ©REUTERS/Nir Elias

Merdeka.com - Badan PBB untuk Pembangunan (UNDP) bersama Kementerian Luar Negeri Norwegia dan NORAD (Norwegian Agency for Development Cooperation) menggelar kompetisi penyelesaian limbah laut di Indonesia. Kompetisi bertajuk EPPIC (Ending Plastic Pollution Innovation Challenge) 2 ini merupakan lanjutan dari EPPIC sebelumnya.

EPPIC pertama yang dilaksanakan tahun lalu berfokus di Ha Long Bay Vietnam dan Koh Samui Thailand. Selanjutnya, untuk tahap 2 ini akan berfokus di Indonesia dan Filipina.

Solusi Inovatif Terbaru

 

Kompetisi EPPIC bertujuan untuk memberikan solusi inovatif terbaru yang bisa memberikan dampak nyata. Selain itu, juga mampu memberikan kontribusi kepada masyarakat baik dari sisi lingkungan, ekonomi, maupun sosial budaya.

“Berdasarkan studi lain menunjukkan bahwa Asia Tenggara merupakan wilayah dengan kontribusi kebocoran plastik di lautan yang terbesar. UNDP berharap bahwa EPPIC dapat berkontribusi untuk menurunkan angka tersebut melalui munculnya solusi-solusi inovatif, pengembangan dan replikasinya,” ujar Sophie Kemkhdaze, Deputy Resident Representative UNDP Indonesia melalui siaran pers yang diterima Merdeka, Selasa (16/3/2021).

Sampah Plastik di Laut Indonesia

ilustrasi sampah plastik di laut

©2021 Merdeka.com/mongabay.co.id

Riset dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyatakan ada sekitar 268,740 – 594,558 ton sampah plastik yang masuk ke perairan Indonesia setiap tahunnya. Pusat Penelitian Oseanografi LIPI memperkirakan nilai potensi laut Indonesia sampai Maret 2019 adalah senilai Rp1.772 triliun. Besarnya potensi nilai laut ini mustinya menjadikan Indonesia memiliki perhatian khusus terhadap kondisi laut.

“Dari EPPIC 2020 sebelumnya di Vietnam dan Thailand, kita sudah melihat solusi yang ditawarkan oleh berbagai startup, LSM, dan akademisi yang berasal dari negara-negara ASEAN. Tahun ini, kami berharap dapat melihat kontribusi yang lebih banyak lagi untuk menyelesaikan masalah-masalah polusi plastik laut yang ada di Indonesia dan Filipina. Gerakan bersama ini tidak hanya akan meningkatkan kekuatan kawasan ASEAN, tapi juga kemitraan multilateral di kawasan ASEAN,” tegas Kemkhadze.

Masalah Besar

 

Novrizal Tahar, Direktur Pengelolaan Sampah, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia sekaligus Sekretaris Tim Pelaksana Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut memberikan apresiasi terhadap program ini. Menurutnya, sampah saat ini telah menjadi masalah besar bagi Indonesia dan banyak negara lainnya.

"Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah pengurangan sampah dan sampah plastik dari hulu hingga hilir. Kami tentunya sangat mengapresiasi adanya program EPPIC ini. Permasalahan terkait sampah memang selama ini sudah menjadi permasalahan yang tidak hanya dihadapi oleh Indonesia atau ASEAN, namun juga seluruh dunia. Terbukti dengan tertuangnya permasalahan ini dalam salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan nomor 14 yaitu Kehidupan Bawah Laut yang tentu menjadi fokus pemerintah Indonesia sebagai negara kepulauan yang dikelilingi oleh laut,” jelasnya.

Saat ini, polusi plastik menjadi masalah yang cukup besar bagi dunia dan Indonesia. Sementara itu, hingga kini masyarakat Indonesia masih sangat bergantung dengan penggunaan plastik. Baik sebagai bungkus makanan, maupun sebagai kantong belanja. Pasalnya, selama ini plastik masih diyakini sebagai pilihan murah dan mudah didapatkan.

Sulit Terurai

ilustrasi sampah plastik di laut

©2021 Merdeka.com/mongabay.co.id

Faktor lain yang berpengaruh pada pengelolaan polusi sampah plastik adalah proses penguraian plastik yang susah. Sampah plastik sulit terurai secara alami sehingga keberadaannya menumpuk.

Penyelenggaraan EPPIC diharapkan memunculkan inovasi yang membantu meringankan beban permasalahan polusi sampah plastik yang ada. Selain itu, juga memberikan keuntungan ekonomi, serta menumbuhkan pemahaman masyarakat tentang bahaya dan dampak dari polusi plastik bagi keberlangsungan hidup manusia dan hayati. (mdk/rka)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pemerintah Akui Plastik Masih Berperan Penting dalam Perputaran Ekonomi
Pemerintah Akui Plastik Masih Berperan Penting dalam Perputaran Ekonomi

Pemerintah menilai plastik masih jadi bagian dari perputaran roda ekonomi.

Baca Selengkapnya
Norwegia-Banyuwangi Perkuat Kolaborasi Perangi Sampah Plastik
Norwegia-Banyuwangi Perkuat Kolaborasi Perangi Sampah Plastik

Banyuwangi juga ada program CLOCC (Clean Ocean through Clean Communities) yang juga didukung pemerintah Norwegia.

Baca Selengkapnya
Kurangi Jumlah Sampah Plastik di Destinasi Wisata, Produsen Air Minum Lakukan Langkah Begini
Kurangi Jumlah Sampah Plastik di Destinasi Wisata, Produsen Air Minum Lakukan Langkah Begini

Program kerja sama pengumpulan sampah plastik di Provinsi Bangka Belitung akan berlangsung selama 6 bulan pada periode April-September 2024.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Akui Sulit Atur Sebaran Kantong Plastik di Pasar Tradisional
Pemerintah Akui Sulit Atur Sebaran Kantong Plastik di Pasar Tradisional

Indonesia jadi negara terbesar ke-2 yang sumbang sampah kantong plastik ke laut.

Baca Selengkapnya
FOTO: Potret Sampah Plastik Cemari Sungai Ciliwung
FOTO: Potret Sampah Plastik Cemari Sungai Ciliwung

Sampah plastik masih menjadi masalah utama dalam pencemaran lingkungan.

Baca Selengkapnya
Indonesia Jadi Negara Penyumbang Sampah Terbesar Kedua di Dunia, Ternyata Ini Penyebabnya
Indonesia Jadi Negara Penyumbang Sampah Terbesar Kedua di Dunia, Ternyata Ini Penyebabnya

KLHK pun memberikan perhatian terhadap menangani polusi yang merusak lingkungan, maka limbah plastik tidak luput dari perhatian pemerintah.

Baca Selengkapnya
Lima Tahun Kerjasama Pengelolaan Sampah, Pemerintah Norwegia Apresiasi Komitmen Banyuwangi
Lima Tahun Kerjasama Pengelolaan Sampah, Pemerintah Norwegia Apresiasi Komitmen Banyuwangi

Pemerintah Norwegia mengapresiasi komitmen Pemkab Banyuwangi, yang dinilai cukup kuat menggerakkan seluruh elemen dalam penanganan persampahan.

Baca Selengkapnya
Dukung ESG, Venteny Gandeng PlasticBank Literasi Keuangan Pengumpul Sampah Plastik
Dukung ESG, Venteny Gandeng PlasticBank Literasi Keuangan Pengumpul Sampah Plastik

Venteny bersama PlasticBank Indonesia mengumpulkan lebih 20.000 kg plastik daur ulang hingga 2024.

Baca Selengkapnya
FOTO: Penampakan Lautan Sampah Penuhi Pantai Terkotor se-Indonesia di Pandeglang
FOTO: Penampakan Lautan Sampah Penuhi Pantai Terkotor se-Indonesia di Pandeglang

Pantai Teluk, Pandeglang, Banten, disebut-sebut sebagai salah satu pantai paling kotor di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Tekan 70 Persen Sampah Plastik di Laut, Kemenko Marves Gandeng Industri dan Komunitas Daur Ulang
Tekan 70 Persen Sampah Plastik di Laut, Kemenko Marves Gandeng Industri dan Komunitas Daur Ulang

Teknologi yang dimiliki oleh Greenhope ini berasal dari Indonesia, tetapi sudah dipatenkan di Amerika Serikat, Singapura, dan Indonesia.

Baca Selengkapnya
Indonesia Jadi Tuan Rumah World Water Forum, Digelar di Bali 18-25 Mei
Indonesia Jadi Tuan Rumah World Water Forum, Digelar di Bali 18-25 Mei

Indonesia Jadi Tuan Rumah World Water Forum, Digelar di Bali 18-25 Mei

Baca Selengkapnya
Mayjen Kunto Arief Ciptakan Serbuk Organik Pembersih Laut
Mayjen Kunto Arief Ciptakan Serbuk Organik Pembersih Laut

Mayjen Kunto mengingatkan, jika laut dibiarkan tercemar dan ekosistemnya rusak, maka potensi yang terkandung di dalamnya terganggu.

Baca Selengkapnya