UNDP Gelar Kompetisi Penyelesaian Limbah Plastik di Laut Indonesia, Ini Alasannya
Merdeka.com - Badan PBB untuk Pembangunan (UNDP) bersama Kementerian Luar Negeri Norwegia dan NORAD (Norwegian Agency for Development Cooperation) menggelar kompetisi penyelesaian limbah laut di Indonesia. Kompetisi bertajuk EPPIC (Ending Plastic Pollution Innovation Challenge) 2 ini merupakan lanjutan dari EPPIC sebelumnya.
EPPIC pertama yang dilaksanakan tahun lalu berfokus di Ha Long Bay Vietnam dan Koh Samui Thailand. Selanjutnya, untuk tahap 2 ini akan berfokus di Indonesia dan Filipina.
Solusi Inovatif Terbaru
-
Bagaimana PBB membantu Indonesia dalam masalah air? Dalam menjaga keberlangsungan sumber air yang ada, UNESCO, bertanggung jawab atas beberapa program pengelolaan sumber daya air di Indonesia, salah satunya adalah indikator 6.5.2 yang membahas secara khusus pengelolaan air di wilayah tertentu.
-
Siapa yang menjadi juru bicara Indonesia di PBB? Untuk memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia melalui jalur diplomasi, Presiden Soekarno meminta LN Palar untuk menjadi juru bicara Indonesia di pertemuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
-
Siapa yang terlibat dalam penyelesaian isu air di Indonesia? Kerjasama Pemerintah dan PBB Dalam Konservasi dan Manajemen Air di Indonesia dan Pengadaan World Water Forum
-
Bagaimana Kementerian PUPR mendorong solusi untuk masalah air di pulau-pulau terluar? Pemerintah Indonesia pun menginisiasi pembentukan Pusat Keunggulan (Center of Excellent) Ketahanan Sumber Daya Air dan Perubahan Iklim yang berfungsi merumuskan pengintegrasian aspek lingkungan dan sosial ekonomi dalam menghadapi perubahan iklim.
-
Bagaimana cara mencegah kerusakan lingkungan di Indonesia? Meskipun tidak mungkin mengatasi keenam masalah utama lingkungan tersebut, setidaknya harus dicari solusi untuk mencegah bertambah buruknya kondisi bumi.
-
Kenapa PBB di Jakarta dikorting? Kebijakan ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk menciptakan keadilan dan pemerataan dalam pemungutan pajak.
Kompetisi EPPIC bertujuan untuk memberikan solusi inovatif terbaru yang bisa memberikan dampak nyata. Selain itu, juga mampu memberikan kontribusi kepada masyarakat baik dari sisi lingkungan, ekonomi, maupun sosial budaya.
“Berdasarkan studi lain menunjukkan bahwa Asia Tenggara merupakan wilayah dengan kontribusi kebocoran plastik di lautan yang terbesar. UNDP berharap bahwa EPPIC dapat berkontribusi untuk menurunkan angka tersebut melalui munculnya solusi-solusi inovatif, pengembangan dan replikasinya,” ujar Sophie Kemkhdaze, Deputy Resident Representative UNDP Indonesia melalui siaran pers yang diterima Merdeka, Selasa (16/3/2021).
Sampah Plastik di Laut Indonesia
©2021 Merdeka.com/mongabay.co.id
Riset dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyatakan ada sekitar 268,740 – 594,558 ton sampah plastik yang masuk ke perairan Indonesia setiap tahunnya. Pusat Penelitian Oseanografi LIPI memperkirakan nilai potensi laut Indonesia sampai Maret 2019 adalah senilai Rp1.772 triliun. Besarnya potensi nilai laut ini mustinya menjadikan Indonesia memiliki perhatian khusus terhadap kondisi laut.
“Dari EPPIC 2020 sebelumnya di Vietnam dan Thailand, kita sudah melihat solusi yang ditawarkan oleh berbagai startup, LSM, dan akademisi yang berasal dari negara-negara ASEAN. Tahun ini, kami berharap dapat melihat kontribusi yang lebih banyak lagi untuk menyelesaikan masalah-masalah polusi plastik laut yang ada di Indonesia dan Filipina. Gerakan bersama ini tidak hanya akan meningkatkan kekuatan kawasan ASEAN, tapi juga kemitraan multilateral di kawasan ASEAN,” tegas Kemkhadze.
Masalah Besar
Novrizal Tahar, Direktur Pengelolaan Sampah, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia sekaligus Sekretaris Tim Pelaksana Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut memberikan apresiasi terhadap program ini. Menurutnya, sampah saat ini telah menjadi masalah besar bagi Indonesia dan banyak negara lainnya.
"Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah pengurangan sampah dan sampah plastik dari hulu hingga hilir. Kami tentunya sangat mengapresiasi adanya program EPPIC ini. Permasalahan terkait sampah memang selama ini sudah menjadi permasalahan yang tidak hanya dihadapi oleh Indonesia atau ASEAN, namun juga seluruh dunia. Terbukti dengan tertuangnya permasalahan ini dalam salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan nomor 14 yaitu Kehidupan Bawah Laut yang tentu menjadi fokus pemerintah Indonesia sebagai negara kepulauan yang dikelilingi oleh laut,” jelasnya.
Saat ini, polusi plastik menjadi masalah yang cukup besar bagi dunia dan Indonesia. Sementara itu, hingga kini masyarakat Indonesia masih sangat bergantung dengan penggunaan plastik. Baik sebagai bungkus makanan, maupun sebagai kantong belanja. Pasalnya, selama ini plastik masih diyakini sebagai pilihan murah dan mudah didapatkan.
Sulit Terurai
©2021 Merdeka.com/mongabay.co.id
Faktor lain yang berpengaruh pada pengelolaan polusi sampah plastik adalah proses penguraian plastik yang susah. Sampah plastik sulit terurai secara alami sehingga keberadaannya menumpuk.
Penyelenggaraan EPPIC diharapkan memunculkan inovasi yang membantu meringankan beban permasalahan polusi sampah plastik yang ada. Selain itu, juga memberikan keuntungan ekonomi, serta menumbuhkan pemahaman masyarakat tentang bahaya dan dampak dari polusi plastik bagi keberlangsungan hidup manusia dan hayati. (mdk/rka)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah menilai plastik masih jadi bagian dari perputaran roda ekonomi.
Baca SelengkapnyaBanyuwangi juga ada program CLOCC (Clean Ocean through Clean Communities) yang juga didukung pemerintah Norwegia.
Baca SelengkapnyaProgram kerja sama pengumpulan sampah plastik di Provinsi Bangka Belitung akan berlangsung selama 6 bulan pada periode April-September 2024.
Baca SelengkapnyaIndonesia jadi negara terbesar ke-2 yang sumbang sampah kantong plastik ke laut.
Baca SelengkapnyaSampah plastik masih menjadi masalah utama dalam pencemaran lingkungan.
Baca SelengkapnyaKLHK pun memberikan perhatian terhadap menangani polusi yang merusak lingkungan, maka limbah plastik tidak luput dari perhatian pemerintah.
Baca SelengkapnyaPemerintah Norwegia mengapresiasi komitmen Pemkab Banyuwangi, yang dinilai cukup kuat menggerakkan seluruh elemen dalam penanganan persampahan.
Baca SelengkapnyaVenteny bersama PlasticBank Indonesia mengumpulkan lebih 20.000 kg plastik daur ulang hingga 2024.
Baca SelengkapnyaPantai Teluk, Pandeglang, Banten, disebut-sebut sebagai salah satu pantai paling kotor di Indonesia.
Baca SelengkapnyaTeknologi yang dimiliki oleh Greenhope ini berasal dari Indonesia, tetapi sudah dipatenkan di Amerika Serikat, Singapura, dan Indonesia.
Baca SelengkapnyaIndonesia Jadi Tuan Rumah World Water Forum, Digelar di Bali 18-25 Mei
Baca SelengkapnyaMayjen Kunto mengingatkan, jika laut dibiarkan tercemar dan ekosistemnya rusak, maka potensi yang terkandung di dalamnya terganggu.
Baca Selengkapnya