Fakta Pengakuan Santri Penusuk Ketua MUI Banyuwangi, Akui Tak Sadar
Merdeka.com - Kasus penusukan ulama di Banyuwangi baru-baru ini menjadi sorotan. Beberapa waktu lalu, beredar video pengakuan pelaku penusuk tokoh agama, sekaligus Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, KH Afandi Musyafa di media sosial.
Dalam sebuah tayangan yang dibagikan akun instagram @onlinenews_idn, Jumat (19/2), terlihat pelaku berinisial DM (34) tengah ditanyai oleh petugas di dalam mobil usai menangkapnya di Desa Jajag, Kecamatan Gambiran.
DM yang merupakan warga Provinsi Lampung itu ditanya seputar motif hingga kronologi atas tindakan sadis tersebut. Berikut informasinya.
-
Kenapa pelaku membunuh korban? Aksi nekat tersebut terjadi lantaran korban meminta uang tambahan sebesar Rp100.000.
-
Kenapa polisi belum bisa pastikan motif pembunuhan? Awaluddin mengaku belum bisa memastikan kasus tersebut apakah pembunuhan atau perampokan. Ia menegaskan saat ini personel sedang melakukan penyelidikan.
-
Siapa yang dituduh melakukan percobaan pembunuhan? Bertha Yalter, yang berusia 71 tahun dan berasal dari North Miami Beach, dihadapkan pada tuduhan percobaan pembunuhan dan serangan terhadap seseorang yang berusia di atas 65 tahun setelah diduga menyerang suaminya dalam keadaan marah.
-
Kenapa korban dibunuh? 'Oleh karena pelaku menolak untuk membayar 100 ribu selanjutnya korban memaki-maki dan mengancam pelaku dengan kata-kata yang kasar dan mengancam untuk memanggil abang-abang (keluarga) yang daripada korban,' kata Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Wira Satya Triputra, Kamis (25/4).
-
Kenapa pelaku membunuh wanita di Bali? Pelaku tega menghabisi korban karena kesal dimintai bayaran untuk berhubungan badan.'Motifnya, tersangka kesal serta emosi karena korban (saat berhubungan badan) terus mendesak meminta bayaran untuk berhubungan badan yang kedua. Dan mengancam akan berteriak meminta pertolongan.
-
Bagaimana polisi memastikan motif bunuh diri? 'Kami belum menentukan motif yang membuat satu keluarga ini melakukan aksi bunuh diri,' kata Kapolsek Metro Penjaringan Kompol Agus Ady Wijaya di Jakarta, Minggu (10/3) Agus mengatakan, petugas saat ini tengah melakukan penyelidikan dengan memeriksa para saksi seperti petugas keamanan, keluarga korban dan lainnya. Selain itu, pihaknya juga memeriksa identitas kendaraan serta handphone milik korban.'Kita akan coba hubungi orang terdekat dari korban untuk menelusuri motif kejadian ini,' kata dia.
Mengaku Tidak Sadar
Ilustrasi
©2015 Merdeka.com
Berdasarkan pertanyaan yang diajukan terkait alasan membunuh, DM mengaku bahwa dirinya tidak sadar. Ia pun terus menyebut bahwa dirinya tidak mengetahui alasan dirinya melakukan percobaan pembunuhan tersebut.
Bahkan DM juga berdalih lupa akan peristiwa yang terjadi pada Jumat, 18 Februari 2022 itu.
“Di sini nempatin rumah siapa?” kata seorang polisi yang menanyakan pelaku.
“Di sini ya nempatin rumah pak Kyai itu” terang DM
“Kenapa kok ada niatan nusuk pak Kyayi?” kata polisi lagi
“Ya nggak tau pak, kita nggak sadar nian” aku DM
Senjata Tajam Dibuang Pelaku saat Kabur
Dari pengakuannya, polisi juga berusaha mencari tahu terkait senjata yang digunakan. Menurutnya alat yang dipakai adalah sebilah pisau, dan ia membuangnya saat ke luar dari rumah korban untuk kabur.
Ketika kembali ditanya, ia masih berdalih lupa dan tidak ingat tempat di mana senjata tersebut ia buang di pinggir jalan.
“Terus yang kamu pakai itu (untuk menusuk) sekarang di mana?” lanjut polisi
“Ya itu sudah saya buang di jalan, ya nggak tau jalannya di mana” kata pelaku
“Jangan berbelit, setelah ke luar dari pondok itu, kamu ke kiri atau ke kanan?” kata polisi
“Ya pas di luar itu kan dari gudang itu, setelah itu Cuma ke depan situ” lanjut pelaku
Diketahui senjata yang digunakan pelaku sendiri telah dibuang di pinggir jalan, dan polisi bersama pelaku masih mencari keberadaan senjata tersebut.
View this post on InstagramKronologi Penusukan
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, pelaku yang saat itu tengah ditampung di rumah korban, melakukan penusukan sekitar pukul 01.30 WIB, Jumat, 18 Februari dini hari.
Saat itu korban dibangunkan di kamarnya, dengan alasan mengeluh sakit. Seketika pelaku langsung menghujamkan pisau ke tubuh yang kemudian mengenai pinggang dan leher. Beruntung, KH Afandi Musyafa berhasil diselamatkan dan kini tengah dirawat di rumah sakit.
Usai menusuk, pelaku langsung kabur dengan menumpang truk hingga diketahui turun di kawasan Desa Jajag, Gambiran.
Pelaku Seorang Santri
Sebelumnya ia diketahui ditampung di rumah ulama pengasuh Pondok Pesantren (PP) Miftahul Hidayah di Dusun Tembakur, Desa Sumbermulyo, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, selama beberapa minggu.
Video penusukan tersebut kemudian viral, setelah salah seorang santri membersihkan ceceran darah yang diduga berasal dari korban.
Korban mengaku tidak pernah merasa curiga sedikitpun, dan berniat membantunya agar bisa tinggal di kediamannya.
(mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pelaku berhasil ditangkap pada Jumat (25/10) dini hari.
Baca SelengkapnyaAda hubungan terlarang yang memicu kekesalan dan dendam tersangka.
Baca SelengkapnyaTersangka sudah ditangkap dan saat ini sedang diperiksa.
Baca SelengkapnyaMeski telah diamankan polisi, keterangan terduga pelaku masih berubah-ubah.
Baca SelengkapnyaPelaku kesal hanya mendapatkan dua batang rokok saat memalak adik kelasnya termasuk salah satunya korban.
Baca SelengkapnyaKorban atas nama BM, 14 tahun, siswa kelas 8 yang beralamat di Desa Karangharjo, Kabupaten Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaKeluarga santri BBM (14) yang tewas dianiaya di Kediri menolak berdamai atas pengajuan restoratif justice kuasa hukum keempat tersangka.
Baca SelengkapnyaKasus ini sebelumnya terungkap bermula dari pelaporan pihak keluarga korban di Polsek Glenmore wilayah hukum Polresta Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaPelaku sebelumnya melakukan aksi kejinya dengan menusuk punggung kanan korban menggunakan pisau lipat.
Baca SelengkapnyaHj Uma menceritakan detik-detik pertemuannya dengan para tersangka yang ternyata telah mengenalnya.
Baca SelengkapnyaKematian korban membuat aktivis Mapala STAI Bumi Silampari kehilangan sosok pendiam itu.
Baca SelengkapnyaKorban dan tersangka menjalin hubungan asmara selama dua tahun
Baca Selengkapnya