100 Persen akses internet di Indonesia dikomersilkan
Merdeka.com - Internet masih menjadi barang mahal. Pengembangan program RT/RW-net masih mengalami kendala secara teknis. Program itu merupakan bentuk swadaya masyarakat agar dapat menikmati internet secara murah. Namun, Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) melakukan sweeping terhadap jaringan internet berbiaya murah itu.
Pakar sekaligus pejuang Teknologi Informasi (TI) Indonesia, Onno Widodo Purbo, berang dengan sikap Pemerintah selama ini yang tak mendukung upayanya.
"Padahal secara teknis bikin Internet itu murah banget. Orang-orang pada bikin sendiri RT/RW-net tanpa izin telekomunikasi, tanpa izin ISP swadaya masyarakat tanpa duit siapa-siapa dan jadi solusi murah buat daerah, eh malah ini di-sweeping oleh balai monitoring Kemenkominfo," ujar Onno kepada merdeka.com melalui surat elektronik, kemarin.
-
Siapa yang menguasai internet di Indonesia? Menurut survey itu, terdapat enam kelompok dengan rentang usia bermacam-macam. Dari kelompok generasi itu, Gen Z adalah orang-orang yang menguasai jagad internet di Indonesia.
-
Siapa yang mendapat paket internet murah? XL Axiata memberikan apresiasi kepada para Ibu dan menawarkan beragam paket Ramadan mulai dari Rp 3 Ribu sebagai bagian dari komitmen mereka untuk memberikan layanan terbaik bagi masyarakat Indonesia.
-
Bagaimana cara meningkatkan kecepatan internet di Indonesia? Kita tidak hanya bicara teknologi 5G, tapi juga kita bisa multi teknologi gitu ya. Jadi mungkin untuk aksesnya yang seluler bisa 5G, bisa juga kita menggunakan kabel serat optik, fiber to the home. Termasuk memanfaatkan layanan satelit, jadi memang bisa dilakukan dengan multi teknologi.
-
Bagaimana cara Jokowi bantu internet? Program bantuan berupa penyediaan layanan akses internet fixed broadband merupakan upaya pemerintah sebagai stimulus untuk mewujudkan perluasan akses dan peningkatan penetrasi fixed broadband nasional.
-
Bagaimana Kemenkominfo menghilangkan kesenjangan digital? 'Saya kira semua berkomitmen menghilangkan yang namanya digital devide sehingga tidak ada yang tertinggal, no one left behind,' tandasnya.
-
Bagaimana orang Indonesia menggunakan ponsel? Indonesia juga termasuk ke dalam daftar negara yang tidak bisa hidup tanpa ponsel. Menduduki urutan ke enam, netizen Indonesia mengantongi angka sebanyak 29,1 persen dari waktu harian mereka untuk dihabiskan di depan layar HP.
"Jadi kesalahannya adalah Indonesia 100 persen mengandalkan dunia komersial untuk menyebarkan akses internet. Indonesia mensweeping solusi murah dari rakyat," kata Onno melanjutkan.
Berikut penuturan Onno Purbo kepada Pramirvan Datu Aprillatu beberapa waktu lalu saat berbincang melalui surat elektronik terkait dengan perkembangan Teknologi Informasi di Indonesia.
Bagaimana adan melihat geliat antara provider, operator dalam mengembangkan teknologi, informasi dan komunikasi di Indonesia?
Jujur, operator, provider dan pemerintah cenderungnya beli jadi dari luar dan untuk mengoperasikan mereka enggak terlalu suka buat bikin sendiri. Akibatnya ya defisit terus sih hehehe. Terakhir Menkominfo kayaknya ada kemauan untuk memaksa local content HP. Kalau enggak 40 persen cuma untuk membuat local content ini enggak di dukung oleh ekosistem pendukungnya.
Untuk bikin HP butuh industri komponen butuh pabrik PCB Assembly, butuh orang yang bisa desain handphone, butuh orang yang bisa bikin ROM Android, butuh driver kernel linux untuk Android dll. Ini harus di bantu dan didukung baik lewat kurikulum perguruan tinggi maupun kemudahan membuat pabrik dll. Saat ini kurang dukungan dari pemerintah.
Indonesia termasuk negara yang memiliki potensi besar dalam pengembangan teknologi. Namun banyak yang menyebut kita masih bergantung kepada negara lain, menurut Anda?
Untuk bikin teknologi kita butuh orang teknik yang banyak, butuh kurikulum yang baik, kita butuh laboratorium untuk penelitian dan juga kita butuh anggaran besar. Enggak usah jauh-jauh deh, sekarang ini jumlah mahasiswa teknik hanya 9 persen dari populasi mahasiswa di Indonesia. Dengan populasi seperti itu jangan harap lah kita bisa bikin sesuatu.
Republik ini kan yang digembor-gemborkan entrepreneur, jadi pengusaha, jadi pedagang, tapi enggak pernah didukung orang yang bisa bikin barangnya, petaninya, dll. Ya akibatnya kita cuma bisa masukin barang dari luar kemudian dijual di Indonesia, disuruh bikin susah soalnya enggak ada orang, enggak ada laboratorium, enggak ada pabriknya.
Bisnis Teknologi, informasi dan komunikasi, khususnya satelit jadi bisnis menggiurkan. Apa tantangan ke depan?
Mau serius? Mulai dari SDM, mulai dari kurikulum dulu investasi di kampus-kampus khususnya untuk pendidikan teknik, kalau ini tidak dilakukan jangan pernah bermimpi kita bisa maju khususnya di dunia teknologi
Banyak menyebut bisnis TIK ini hanya dikuasai oleh segelintir kelompok, bagaimana penilaian Anda?
Ya wajar lah, lha wong yang bisa-nya memang cuma sedikit. Enggak usah jauh-jauh deh pelajaran TIK malah dibuang dari kurikulum SMP dan SMA oleh Mendiknas. Silakan cek aja ke sekolah-sekolah, itu investasi lab komputer dikemanakan sekarang? Kok malah jadi barang rongsokan? Kalau mau banyak orang terjun ke suatu bisnis yang bikin aja orang yang banyak untuk bisa berbisnis di dunia tersebut.
Akses komunikasi khususnya internet belum merata. Secara teknis apa yang salah dengan sistem TIK kita?
Yang diberi izin untuk membuka akses internet adalah operator telekomunikasi dan ISP. Sialnya mereka semua adalah entitas komersial yang namanya komersial di mana-mana cari duit. Kalau masuk ke daerah yang penduduk sedikit seperti daerah terpencil, desa dan lain-lain, ya pasti rugi lah. Di sini entitas komersial enggak ada yang mau masuk di kota besar ya pasti untung makanya mereka bejibun.
Padahal secara teknis bikin internet itu murah banget. Orang-orang pada bikin sendiri RT/RW-net tanpa izin telekomunikasi, tanpa izin ISP swadaya masyarakat, tanpa duit siapa-siapa dan jadi solusi murah buat daerah, eh malah ini di-sweeping oleh Balai Monitoring Kemenkominfo.
Jadi kesalahannya adalah Indonesia 100 persen mengandalkan dunia komersial untuk menyebarkan akses internet. Indonesia mensweeping solusi murah dari Rakyat.
Dalam kurikulum maupun pengembangan TIK di dunia pendidikan masih kurang maksimal. Seharusnya seperti apa? Lalu kenapa minat terhadap TIK masih kurang?
Lha kemarin kan Pak Nuh (Mendiknas) menghilangkan TIK dari kurikulum kita, semua pada protes dicuekin. Tahun lalu tanggal 30 April 2014 saya bahkan menulis surat terbuka dicuekin. Sampai sekarang ada 40 ribu guru TIK yang pada frustasi enggak bisa ngajar banyak di lab-lab komputer, mereka dianggurin jadi barang rongsokan. Banyak orang tua yang kecewa khususnya di daerah, pemerintahnya cuek aja tuh.
Kemarin guru-guru pada melobi ke Pak Anies cuma belum ada tanda-tanda, sampai sekarang banyak yang sudah mulai pada frustasi. (mdk/mtf)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam survei ini menunjukkan, harga internet per 1 GB di Indonesia yaitu sekitar USD0,28 atau sekitar Rp4.500.
Baca SelengkapnyaYang dibutuhkan Indonesia saat ini adalah pemerataan akses internet.
Baca SelengkapnyaAsosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) merilis hasil survey internet Indonesia 2024.
Baca SelengkapnyaTelkomsat dengan fasilitas VSAT Star juga mendukung penyediaan internet berkecepatan tinggi di Kantor Diskominfo Provinsi Papua Pegunungan.
Baca SelengkapnyaTepat pada Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Republik Indonesia (RI) pada 17 Agustus 2024 lalu, akses internet menjadi kado spesial untuk mereka.
Baca SelengkapnyaWajar jika Starlink diberikan karpet merah oleh pemerintah. Pasalnya Indonesia butuh keberadaan Starlink.
Baca SelengkapnyaGara-gara kecepatan internet Indonesia masih kalah dengan negara tetangga, Menkominfo mau buat regulasi khusus.
Baca SelengkapnyaOpenSignal merilis data terbaru per Oktober 2023 mengenai kondisi kecepatan internet seluler di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPer Juli 7 kota yang sudah bisa menggunakan jaringan MyRepublic yaitu Purwakarta, Salatiga, Kendal, Brebes, Klaten, Kediri, dan Mataram.
Baca SelengkapnyaDesa Dompol jadi lokasi pusat peluncuran bantuan akses internet Fixed Broadband (FBB) 2024 Kementerian Komunikasi dan Informatika RI.
Baca SelengkapnyaLayanan ini diperuntukkan bagi para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), badan usaha, layanan kesehatan, dan pemerintahan.
Baca SelengkapnyaDimulai sejak 2014, kecepatan internet di Indonesia mulai naik hingga saat ini.
Baca Selengkapnya