Empat perempuan sudah dieksekusi mati
Merdeka.com - Kejaksaan Agung segera melakukan eksekusi terhadap 10 terpidana mati di Indonesia. Surat perintah eksekusi dari Kejaksaan Agung juga telah diserahkan dari Jaksa Pidana Umum ke Jaksa Eksekutor. Notifikasi juga telah dibacakan di depan para terpidana soal rencana eksekusi tersebut.
Bahkan pengacara Raheem Agbaje Salami, terpidana mati asal Nigeria, Utomo Karim mengatakan pelaksanaan eksekusi akan dilaksanakan pada Selasa atau Rabu (29/4) dini hari. "Sudah seperti tempo hari, intinya eksekusi akan dilaksanakan Selasa atau Rabu dini hari," kata Utomo, Sabtu (25/4) malam.
Dari 10 terpidana mati itu, salah satunya adalah perempuan, bernama Mary Jane, warga negara Filipina. Kisah eksekusi mati perempuan ini cukup membetot perhatian publik. Dalam catatan merdeka.com, setidaknya sudah ada empat terpidana perempuan yang dieksekusi mati di Indonesia.
-
Siapa pelaku pembunuhan wanita di Bali? Polisi telah menangkap pelaku pembunuhan ini. Tersangka bernama Anjas Purnama (23), warga Desa Karangpanimbal, Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar, Jawa Barat, Dia merupakan seorang anak buah kapal (ABK).
-
Siapa wartawan perempuan pertama di Indonesia? Rohana Kudus adalah sosok pahlawan nasional yang dikenal sebagai wartawan perempuan pertama di Indonesia.
-
Siapa yang meninggal pertama kali? Tino Karno meninggal dunia saat Nabila masih berusia 8 tahun, meninggalkan duka mendalam dalam hidupnya.
-
Dimana wanita asal Jember dibunuh di Bali? Jasadnya ditemukan dalam kondisi telanjang dan lehernya dijerat dengan kabel. Korban ditemukan tak bernyawa di satu penginapan, Jalan Raya Pemogan, Kamar Nomor 26, Lingkungan Banjar Taman, Desa Pemogan, Denpasar Selatan, Kota Denpasar, pada Sabtu (4/5) sekitar pukul 11. 30 Wita.
-
Bagaimana wanita tersebut meninggal? Dua kerangka ini telah dipindahkan untuk uji laboratorium, bertujuan untuk memastikan bagaimana pasangan ini meninggal dan mengapa wajah wanita itu bolong.
-
Dimana korban dieksekusi? Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari hasil interogasi, korban dieksekusi di tempat indekos tersangka di Desa Triharjo, Sleman.
Perempuan pertama dieksekusi mati di Indonesia bernama Namsong Sirilak, warga Negara Thailand, pada 1 Oktober 2004 lalu. Perempuan berusia 32 tahun itu divonis mati dalam kasus kepemilikan 12,19 kilogram heroin. Dia dieksekusi regu tembak dari Polda Sumatera Utara, lalu dikremasi dan jenazahnya diserahkan kepada keluarga melalui Kedutaan Besar Thailand untuk Indonesia.
Satu tahun kemudian giliran Astini, warga negara Indonesia yang dieksekusi mati. Perempuan 49 tahun itu tewas setelah ditembak mati oleh regu tembak Polda Jawa Timur pada 20 Maret 2005 silam.
Astini, warga Wonorejo, Kota Surabaya, itu divonis hukuman mati oleh Pengadilan Negeri Surabaya, karena terbukti bersalah melakukan serangkaian pembunuhan dengan cara memotong-motong tubuh tiga orang wanita yang menjadi korbannya (Rahayu, Sri Astuti Wijaya dan Puji Astutik) dalam kurun waktu 1992-1993 dan 1996.
Selanjutnya eksekusi mati Sumiarsih pada 18 Juli 2008. Sekitar pukul 23.50 WIB Sumiarsih keluar dari Rutan Medaeng Sidoarjo dengan kawalan ketat beberapa petugas menuju lokasi pelaksanaan eksekusi mati di sebuah tempat yang dirahasiakan. Beberapa jam kemudian Sumiarsih sudah dinyatakan tewas di depan regu tembak dari Polda Jawa Timur.
Sumiarsih adalah terpidana mati kasus pembunuhan Letkol Purwanto dan keluarganya yang menggemparkan Jawa Timur. Sumiarsih membunuh satu keluarga itu dibantu menantunya dan beberapa orang lainnya. Setelah dibunuh, jasad satu keluarga itu lalu dibuang ke sebuah jurang di Malang.
Terakhir adalah eksekusi mati Rani Andriani alias Melisa Aprilia. Perempuan asal Cianjur, Jawa Barat, itu dieksekusi mati di Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, Minggu, 18 Januari 2015 dini hari pukul 00.00 WIB. Rani dieksekusi mati dalam kasus penyelundupan 3,5 kilogram heroin yang divonis mati Pengadilan Negeri Tangerang pada 22 Agustus 2000.
Dalam kasus tersebut, Rani ikut jaringan peredaran narkotika yang dikendalikan sepupunya, Meirika Franola dan seorang lurah di Rancagoong, Deni Setia Marhawan yang juga masih saudara.
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aksi keji kelakuan 4 bocah di bawah umur yang perkosa dan bunuh seorang siswi SMP di Palembang.
Baca SelengkapnyaEmpat orang pelaku yang diamankan yakni seorang perempuan IN (20), dan tiga orang laki-laki yakni ER (22), HE (23), dan EY (19).
Baca SelengkapnyaDia menaruh racun itu dalam makanan dan minuman temannya.
Baca SelengkapnyaPolisi mengungkap motif kasus pembunuhan dan pemerkosaan siswi SMP di kuburan China Palembang pada Minggu (31/8) sekitar pukul 16.00 WIB.
Baca SelengkapnyaSidang digelar secara tertutup di Pengadilan Negeri Klas I Palembang. Para pelaku didampingi keluarganya.
Baca SelengkapnyaMayat korban ditemukan mengenaskan terbungkus plastik di tempat pemakaman umum
Baca SelengkapnyaKeempat tersangka adalah IS (16), MZ (13), MS (12), dan AS (12). IS adalah kenalan korban melalui Facebook baru dua minggu dan menjalin hubungan asmara.
Baca SelengkapnyaPelaku diduga membunuh korban dengan cara membekap mulutnya. Setelah tewas, korban disetubuhi secara bergiliran.
Baca SelengkapnyaPara terdakwa dan jaksa penuntut umum (JPU) Rizkie Andriani Harahap kompak menyatakan pikir-pikir.
Baca SelengkapnyaHanya satu tersangka yang dipenjara di lapas anak dengan waktu separuh masa hukuman orang dewasa.
Baca SelengkapnyaKasus tersebut berhasil terungkap oleh kepolisian dengan menggunakan metode modern Scientific Crime Investigation.
Baca SelengkapnyaOktaviandi mengungkapkan, peristiwa tersebut terjadi pada Senin 20 Febuari 2023 sekitar pukul 10.00 WITA.
Baca Selengkapnya