Ada nama Megawati di korupsi dana haji
Merdeka.com - Mimpi meraih 12 persen suara di tingkat nasional dengan jumlah 67 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat gagal diraih Partai Persatuan Pembangunan dalam pemilihan umum tahun lalu.
Bukan tanpa sebab merosotnya target perolehan suara. Kasus korupsi menjerat Suryadarma Ali menjadi salah satu faktor penyebabnya. Hasil rekapitulasi perolehan suara, PPP duduk diurutan sembilan dengan perolehan 8 juta suara, atau setara 6,53 persen.
Kasus yang menjerat Suryadharma Ali mengawali kehancuran PPP. Setelahnya, partai berlogo Kabah mengalami dualisme kepemimpinan. Namun, Ketua Fraksi PPP kubu Djan Faridz, Epyardi Asda mengatakan, justru yang membuat partainya hancur dikarenakan dualisme. Untuk kasus korupsi yang menjerat Surydharma Ali, dia mengaku tak berpengaruh terhadap internal partai maupun pandangan masyarakat.
-
Dimana bentrokan antara PDIP dan PPP terjadi? bentrokan antara Laskar PDIP dengan Gerakan Pemuda Ka'bah (GPK) PPP pecah di kawasan Muntilan, Magelang, Jawa Tengah pada Minggu (15/10) sore hari tadi.
-
Bagaimana PPP akan menghadapi sengketa pemilu? 'Jika terjadi persengketaan baik di internal sesama kader (caleg) maupun eksternal akan diserahkan terakhir ke MK. Tentunya, kader yang membidangi hukum dari PPP akan kolaborasi agar setiap persengketaan bisa ditangani sebaik-baiknya,' sambungnya.
-
Siapa yang dipecat dari partai politik? Sayangnya, pada tahun 2018, ia dipecat dari partai tersebut karena dituduh melakukan kecurangan suara pada pemilu sebelumnya.
-
Siapa saja yang terlibat di PKR? Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama seluruh pemangku kepentingan terus meningkatkan sinergi dan kolaborasi memperluas akses keuangan di seluruh wilayah Indonesia dalam mendukung Pemerintah mencapai target Inklusi Keuangan sebesar 90 persen pada 2024.
-
Bagaimana aksi arogansi Ketua PP? Dengan nada tinggi pria itu sampai memarahi pengemudi itu hingga adu cekcok terjadi.'Koe anak e sopo? Iki wilayahku, koe seng mundur,' kata pria itu.
-
Kapan Perti berubah menjadi partai politik? Per 22 November 1945, Perti resmi bertransformasi menjadi partai politik dengan nama Partai Islam Perti.
"Rakyat sudah cerdas. Itu kasus pribadi bukan partai. Kan kasus sebagai Menteri Agama," kata Epyardi Asda saat berbincang dengan merdeka.com, Rabu (4/11).
Lalu, apa penjelasan loyalis Suryadharma ini terhadap kasus yang menjerat atasannya itu. Berikut wawancara wartawan merdeka.com Rizky Andwika dengan Ketua Fraksi PPP kubu Djan Faridz melalui sambungan telepon, Rabu (4/11) malam.
Apakah kasus Suryadharma Ali mempengaruhi elektabilitas partai anda ?
Kita akui pasti mempengaruhi terhadap citra partai. Tapi masyarakat sekarang sudah cerdas. Itu kan kasus pribadi bukan partai. Contohnya saja kasus itu beliau pakai Dana Operasional Menteri (DOM). Nah, apalagi coba kasus itu justru menyeret nama-nama yang bukan dari partai kami. Coba ingat, malah menyeret nama Megawati segala macam. Jadi ini bukan urusan partai kami.
Anda yakin uang hasil korupsi Suryadharma Ali tidak mengalir ke partai, lalu darimana dana operasional partai ?
Kami mengandalkan sumbangan-sumbangan. Ada lagi sumbangan dari pemerintah. Nah, kami ini beda, seperti Golkar yang punya Ketua Umum Aburizal Bakrie yang seorang pengusaha kaya, pernah menjadi orang terkaya di Indonesia tahun berapa itu, beda pula dengan Gerindra yang punya Prabowo yang seorang pengusaha. Makanya banyak yang bilang kita ini partai orang miskin. Kami tidak ada itu kader yang pengusaha besar.
Banyak kader partai terjerat korupsi, menurut Anda apa ada yang salah dari partai politik ?
Tidak ada yang salah. Korupsi itu kan bisa terjadi karena ada kesempatan. Bisa terjadi dimana-mana juga. Tidak hanya di partai. Ada juga yang memang niat. Jadi ada niat dan ada juga karena ada kesempatan.
Bagaimana strategi partai membangun kembali setelah ketua umumnya di jerat kasus korupsi ?
Kami dari kubu Djan Faridz itu akan melakukan konsolidasi di beberapa daerah yang dimulai di Sumatera Barat, Jambi, Jawa Tengah. Abis itu kita akan ke Bengkulu, konsolidasi menyatukan kader-kader di daerah karena partai terbelah. Sebenarnya ini yang membuat partai hancur. Bukan karena kasus SDA.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Megawati menyinggung terkait kondisi Mahkamah Konstitusi akhir-akhir ini, yang dipenuhi manipulasi hukum.
Baca SelengkapnyaVideo Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri joget saat kampanye tahun 2004.
Baca SelengkapnyaKetum PDIP Megawati bebrapi-api saat pidato menyinggung soal penguasa saat ini.
Baca SelengkapnyaKetua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri merespons keputusan DKPP memberhentikan Hasyim Asy'ari dari jabatannya sebagai Ketua KPU karena tindakan asusila.
Baca SelengkapnyaMegawati menilai, saat ini politik hanya digunakan untuk penggalangan kekuatan untuk kekuasaan belaka.
Baca SelengkapnyaMengawati menyebut, perjuangan memenangkan Pileg 2024 apalagi Hattrick, tidaklah mudah.
Baca SelengkapnyaMengawati menganggap anak buahnya dalam beberapa waktu belakangan selalu menjadi target diperiksa KPK terkait dugaan kasus korupsi.
Baca SelengkapnyaKetua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyinggung keprihatinan konflik yang terjadi di tubuh partai politik.
Baca SelengkapnyaMegawati Respon Ketua KPU Dipecat: Kok Begitu Ya, Pusing Saya
Baca SelengkapnyaPernyataan Megawati tersebut digaungkan berkaitan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Namun, Efriza menilai sulit jika Jokowi ingin mengambil alih PDIP.
Baca SelengkapnyaKetua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri, menyampaikan pidato politiknya sata pembukaan Rakernas V PDIP, Jumat (24/5).
Baca SelengkapnyaBudi Arie mempertanyakan siapa yang berminat mengambil alih PDIP.
Baca Selengkapnya