Adu Kuat Capres Potensial Pilpres 2024
Merdeka.com - Pilpres 2024 memang masih jauh. Bukan berarti gaungnya tidak terdengar. Sejumlah nama bahkan digadang-gadang layak menjadi calon presiden. Kebanyakan dari mereka merupakan kepala daerah. Adapula nama menteri masuk dalam radar survei.
Tiga nama kepala daerah itu adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Kemudian nama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Nama terakhir ini sudah tidak asing lagi. Prabowo sudah bolak-balik mengikuti ajang Pilpres.
Dari sejumlah survei sejak Juli 2020 hingga Maret 2021, Prabowo memang selalu unggul. Kemudian disusul Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. Ketiga nama tokoh tersebut bergantian menempati posisi satu, dua dan tiga dalam sejumlah survei.
-
Kenapa Prabowo unggul di beberapa provinsi? Dari beberapa daerah yang sudah dibacakan, pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul dari pasangan nomor urut 01 Anies Rasyid Baswedan-Muhaimin Iskandar dan nomor urut 03 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
-
Bagaimana Prabowo-Gibran unggul dalam Pilpres? Berdasarkan hasil rekapitulasi KPU, Prabowo-Gibran unggul dengan suara sah sebanyak 96.214.691 dari total suara sah nasional, atau setara dengan 58,6%. Keduanya juga dilaporkan unggul di 36 Provinsi.
-
Mengapa Prabowo-Gibran unggul? Peneliti Litbang Kompas, Bambang Setiawan menjelaskan, meroketnya elektabilitas Prabowo-Gibran lantaran pergerakan akar rumput pasangan nomor urut 2 itu sangat masif.
-
Apa yang membuat Prabowo unggul? Survei yang selesai mereka lakukan pada 6 Februari atau delapan hari jelang pemungutan suara itu menemukan bahwa elektabilitas Prabowo-Gibran sebesar 53,5 persen. Pasangan tersebut unggul telak dibanding dua kompetitornya, Anies-Muhaimin yang elektabilitasnya 21,7 persen dan Ganjar-Mahfud dengan tingkat keterpilihan 19,2 persen.
-
Di mana Prabowo-Gibran unggul? 'Menurut wilayah, Prabowo-Gibran unggul di semua wilayah, kecuali Jawa Tengah DIY,' kata Direktur Eksekutif Indikator, Burhanuddin Muhtadi, dalam jumpa pers online, Selasa (26/12).
Di bawah ketiga nama tersebut, terdapat Menteri Parekraf Sandiaga Uno dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Keduanya menempel ketat di posisi keempat dan kelima.
Direktur Riset Populi Center, Usep Achyar, menilai semua nama tersebut memang sudah lama muncul. Mereka memang dinilai layak untuk menjadi presiden. Ditambah nama mereka selalu teratas di sejumlah versi dan merupakan media darling. Terutama nama Prabowo, Ganjar dan Anies.
"mereka punya instrumen aktualisasi diri yang cukup disorot dalam hal ini menduduki jabatan penting di pemerintahan," kata Usep kepada merdeka.com, Kamis kemarin.
Tiap nama memang memiliki keunggulan. Seperti pada Anies. Posisi mantan menteri pendidikan itu tampak diposisikan berhadapan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Usep melihat Anies bisa mengambil ceruk masyarakat yang tidak memilih Jokowi pada Pilpres 2019 lalu.
Dalam Pilpres 2019, pasangan Jokowi-Ma'ruf mendapat suara sekitar 55 persen. Sisanya 45 persen suara Prabowo-Sandiaga, kemungkinan besar bisa beralih mendukung Anies saat ini. Salah satu alasannya, yakni masuknya Prabowo dan Sandiaga dalam jajaran kabinet menteri era Presiden Jokowi.
Di samping itu, Anies mendapat persepsi bagus dari publik. Mereka melihat Anies punya nilai tersendiri soal kepemimpinan seperti soal kecerdasan atau keterampilan memimpin. "Saya kira ini yang kemudian menjadi ceruk Aneis yang dimainkan itu menjadi kecerdasan tersendiri bagi Pak Anies untuk memainkan ini," katanya.
Kemudian untuk Ganjar Pranowo, Usep menjabarkan, gubernur Jateng tersebut selama ini mendukung penuh pemerintahan karena berasal dari suku dan partai sama. Kemudian Ganjar dikelompokkan sebagai pendukung utama di pemerintahan Presiden Jokowi. Ditambah Ganjar juga relatif dipandang berhasil memimpin Jawa Tengah.
Memang harus disadari posisi Ganjar akan terganjal. Ini dikarenakan di PDIP terdapat nama Puan Maharani, selaku ketua DPR sekaligus anak kandung Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Posisi ini tentu membuat Ganjar harus ekstra keras agar mendapatkan tiket untuk menjadi calon presiden.
"Apakah akan punya tiket atau tidak ini persoalan ya karena kalau PDIP juga kan banyak calon-calon yang potensial selain Ganjar," ungkap dia.
Sementara untuk Prabowo, publik dirasa sudah sangat paham. Modal sebagai menteri pertahanan tentu memberi peran besar. Untuk itu ketua umum Partai Gerindra tersebut harus bisa menunjukkan keberhasilan. Sehingga ke depan menambah poin Prabowo. Walaupun mungkin banyak orang kecewa dengan bergabungnya Prabowo dengan Jokowi.
"Pak Prabowo ini mungkin dia lebih tinggi di kelompok kelompok tua. Saya kira juga kan pendukungnya masih banyak," kata Usep menjelaskan.
Ikuti berita Pilpres 2024 di Liputan6.com
Pentingnya Popularitas
Di kesempatan lain, Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia Djayadi Hanan, melihat ada tiga faktor yang memengaruhi nama Prabowo, Anies dan Ganjar selalu teratas dalam survei capres. Pertama, mereka ini tingkat popularitasnya sudah tinggi semua di atas 75 persen-80 persen. Dengan angka itu artinya lebih dari 75 persen pemilih Indonesia sudah mengenal mereka.
Khusus untuk Prabowo, kata dia, bahkan tidak berbeda jauh dengan Jokowi popularitasnya. Apalagi dia sudah tiga kali mencalonkan jadi presiden.
Nama Anies juga sama sudah berada dalam radar politik Indonesia. Seperti dalam 10 tahun terakhir. Begitu juga Dengan nama Ganjar, Ridwan Kamil hingga Sandiaga. "Mau tidak mau faktor popularitas itu penting kan tidak mungkin orang mau memilih kalau dia tidak kenal," kata Djayadi.
Selain itu para kandidat capres versi lembaga survei, ini juga punya tingkat likebilitas atau tingkat kesukaan masyarakat di atas 80 persen. Dengan angka itu, untuk dianggap sudah layak menjadi kandidat calon presiden.
Para kandidat ini juga memiliki kualitas personal. Misalnya, Anies Baswedan yang dianggap unggul karena pintar berpendidikan dan memiliki kapasitas untuk memerintah. Lalu, sosok Prabowo dikenal tegas dengan latar belakang militer, pengusaha sekarang jabatan menteri.
(mdk/ang)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tiga nama tersebut saling kejar dalam survei elektabilitas sejumlah lembaga polster. Khususnya, Ganjar dan Prabowo yang selisihnya tak sampai 10 persen.
Baca SelengkapnyaEmpat lembaga suvei merilis elektabilitas tiga capres
Baca SelengkapnyaPoltracking Indonesia merilis hasil survei terbarunya jelang debat capres perdana (12/12) besok
Baca SelengkapnyaElektabilitas bakal Capres bersaing ketat dalam simulai tiga nama di survei Charta Politika.
Baca SelengkapnyaSurvei ini dilakukan pada tanggal 3-9 Agustus 2023. Dengan segmentasi dari 1.220 orang responden berusia 17 tahun atau lebih, dan atau sudah menikah.
Baca SelengkapnyaPutusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menuai kontroversi ternyata mempengaruhi elektabilitas para capres.
Baca SelengkapnyaSedangkan, Prabowo masih memuncaki klasemen survei Capres 2024
Baca SelengkapnyaAda atau tidak ada Anies di lapangan, Prabowo tetap menang melawan Ganjar Pranowo.
Baca SelengkapnyaElektabilitas Prabowo Subianto stabil tertinggi sejak survei via telepon oleh LSI pada bulan April 2023.
Baca SelengkapnyaKendati Prabowo unggul secara angka, bakal calon presiden (bacapres) yang unggul di Jawa Timur belum bisa dipastikan.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto menang 'duel' elektabilitas atas Ganjar Pranowo di simulasi head to head yang dilakukan oleh Poltracking Indonesia.
Baca Selengkapnya