Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Adu kuat di Lapangan Abadi Blok Masela

Adu kuat di Lapangan Abadi Blok Masela Blok Masela. ©2016 Merdeka.com

Merdeka.com - Menjelang akhir tahun lalu, ladang gas terbesar di laut Arafuru, sebelah selatan Pulau Tanimbar, Maluku itu menjadi perdebatan. Ladang gas itu memang sudah lama menjadi seksi ketika ditemukan cadangan gas dalam jumlah besar. Banyak yang mengincar blok dengan cadangan gas abadi ini.

Polemik soal ladang gas terbesar ini memang sudah berjalan begitu lama. Namun pada 2015 lalu, polemik itu kembali mencuat. Adalah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya, Rizal Ramli, orang pertama kali bersuara. Dia bersuara keras soal teknologi untuk pengelolaan Blok Masela. Rizal ingin Kementerian ESDM mengkaji ulang teknologi bakal dipakai mengelola Blok Masela.

Menurut dia, pengembangan Blok Masela lebih baik menggunakan skema kilang di darat (onshore) dengan membangun jaringan pipa sepanjang 600 kilometer. Pipa tersebut bakal mengaliri gas dari Blok Masela ke Kepulauan Aru di Maluku.

Orang lain juga bertanya?

"Jadi dari lokasi ditemukannya gas, kami bangun pipa ke Aru," ujar Rizal Ramli di kantornya 21 September tahun lalu. Menurut dia jika Blok Masela di kelola melalui kilang di darat sangat bermanfaat untuk pengembangan wilayah Kepulauan Aru. "Manfaatnya, akan terjadi pengembangan wilayah pulau Aru," katanya.

Selain Rizal Ramli, Menteri Politik Hukum dan HAM, Luhut Binsar Panjaitan juga mengatakan hal sama. Luhut berpendapat jika pengelolaan Blok Masela melalui kilang di darat tentu sangat menguntungkan bagi Indonesia. Rencana itu pun telah disampaikan Luhut kepada Presiden Joko Widodo.

"Saya pernah membicarakannya dengan Presiden untuk sesegera memutuskan peluang investasi yang bila dikelola bakal memberikan konstribusi strategis bagi Indonesia, termasuk Maluku secara umum," kata Luhut seperti dikutip dari antara.

Penyataan dua menteri itu memang bukan tanpa alasan. Menurut keduanya pengelolaan di darat lebih mudah diawasi ketimbang di tengah laut. Luhut pun merujuk keuntungan di dapat negara dengan pengelolaan Blok Masela di darat mencapai USD 25 miliar Amerika Serikat.

Di lain sisi, Menteri ESDM Sudirman Said punya pendapat berbeda. Sudirman begitu dia dikenal tetap menginginkan jika pengelolaan Blok Masela menggunakan pembangunan kilang di laut (offshore). Dia pun menjelaskan alasannya. Menurut Sudirman, alasan itu telah diperkuat dengan hasil rekomendasi kajian Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).

SKK Migas memang telah menyetujui proposal revisi plan of development (PoD) Blok Masela pada 10 September tahun lalu dengan menunjuk Inpex sebagai operator. PoD itu berisi rencana penambahan kapasitas kilang gas cair terapung (FLNG), dari semula 2,5 juta metrik ton per tahun (mtpa) menjadi 7,5 juta mtpa. Nilai investasinya diperkirakan dua kali lipat dari estimasi awal atau sekitar USD 14,8 miliar.

Buntut suara keras Rizal Ramli, Kementerian ESDM akhirnya menggandeng konsultan independen untuk membuat kajian memutuskan proyek Blok Masela. Tujuannya tak lain untuk mendapatkan keputusan terbaik rencana pengembangan (PoD) I diajukan Inpex di Blok Masela. Kementerian ESDM menunjuk konsultan independen Poten and Partner untuk mengkaji pengembangan Blok Masela. Setelah sempat molor pada Oktober lalu, akhirnya kajian itu pun keluar. Hasilnya Konsultan Poten and Partners menilai skema terbaik pengembangan Blok Masela adalah FLNG.

Kajian itu pun dibawa ke dalam rapat terbatas pada Desember lalu oleh Presiden Joko Widodo. Dalam rapat terbatas itu, Presiden mengundang delapan menteri terkait. Di antaranya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menko Bidang Kemaritiman Rizal Ramli, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Kepala Staf Presiden Teten Masduki.

Selain itu, dalam rapat itu juga hadir, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Sofyan Djalil, Menteri Perindustrian Saleh Husin, dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Dwi Soetjipto juga hadir. Namun hingga kini hasil belum ada keputusan teknologi bakal digunakan untuk pengelolaan Blok Masela. Menteri ESDM Sudirman Said saat dikonfirmasi dari hari Senin lalu belum merespon soal hasil keputusan ini. Pertanyaan dikirim melalui layanan WhatsApp tidak direspon. Sementara Presiden Joko Widodo pada rapat terbatas digelar 29 Desember tahun lalu menekankan jika pengembangan Blok Masela harus mendatangkan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat. (mdk/arb)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Dapat Restu Menteri ESDM, Pertamina-Petronas Resmi Gantikan Shell di Blok Masela
Dapat Restu Menteri ESDM, Pertamina-Petronas Resmi Gantikan Shell di Blok Masela

Pertamina dan Petronas ambil alih 35 persen participating interest milik Shell.

Baca Selengkapnya
Sah, Pertamina dan Petronas Kantongi 35 Persen Saham Blok Masela
Sah, Pertamina dan Petronas Kantongi 35 Persen Saham Blok Masela

PHE nantinya akan mengelola 20 persen dari kepemilikan tersebut dan 15 persen akan dikelola oleh Petronas Masela.

Baca Selengkapnya
Dulu Salah Satu Terbesar di Indonesia, Intip Kondisi Tambang Timah Dabo Singkep Riau yang Kini Terbengkalai
Dulu Salah Satu Terbesar di Indonesia, Intip Kondisi Tambang Timah Dabo Singkep Riau yang Kini Terbengkalai

Sekitar dua abad silam, geliat produksi logam ini terus meningkat hingga menjadi salah satu yang terbesar di dunia.

Baca Selengkapnya
Kilas Balik Kilang Minyak Plaju, Peran Penting Pengolahan Minyak Mentah di Bumi Sumatera
Kilas Balik Kilang Minyak Plaju, Peran Penting Pengolahan Minyak Mentah di Bumi Sumatera

Salah satu kilang minyak tertua di Indonesia ini dulunya sangat berperan penting dalam memasok bahan bakar bagi tentara sekutu saat melawan Jepang.

Baca Selengkapnya
Pertamina Resmi Masuk Blok Masela, Ini Keuntungan Bakal Dirasakan Masyarakat
Pertamina Resmi Masuk Blok Masela, Ini Keuntungan Bakal Dirasakan Masyarakat

Tidak hanya pertumbuhan ekonomi yang meningkat, tapi diharapkan juga semakin menggerakkan roda ekonomi masyarakat.

Baca Selengkapnya
Kelola Blok Masela, PHE Berpeluang Garap Proyek Migas di Negara Lain
Kelola Blok Masela, PHE Berpeluang Garap Proyek Migas di Negara Lain

Dengan mengelola laut lepas termasuk Blok Masela, ke depan PHE akan lebih berpeluang untuk pengerjaan wilayah kerja lain.

Baca Selengkapnya
Dibangun Belanda Tahun 1916 dan Jadi Tempat Wisata, Waduk di Blora Ini Kini Terancam Limbah Tambang Minyak Bumi
Dibangun Belanda Tahun 1916 dan Jadi Tempat Wisata, Waduk di Blora Ini Kini Terancam Limbah Tambang Minyak Bumi

Keberadaan Waduk Tempuran diapit oleh dua desa penghasil minyak bumi

Baca Selengkapnya
Pertamina Gantikan Shell di Blok Masela, Ini Sederet Keuntungan Diraih Indonesia
Pertamina Gantikan Shell di Blok Masela, Ini Sederet Keuntungan Diraih Indonesia

Masuknya Pertamina menjadi bukti negara hadir untuk menjamin ketahanan energi nasional.

Baca Selengkapnya
Menteri ESDM Ungkap Penyebab Perusahaan Asal Jerman Batal Investasi Smelter di Indonesia
Menteri ESDM Ungkap Penyebab Perusahaan Asal Jerman Batal Investasi Smelter di Indonesia

Kebijakan hilirisasi di Indonesia tetap menarik bagi investor asing.

Baca Selengkapnya
Lokasi Ini Masih Menyimpan Banyak ‘Harta Karun’ Migas
Lokasi Ini Masih Menyimpan Banyak ‘Harta Karun’ Migas

Temuan baru migas di lokasi ini lebih banyak berbentuk gas kondensat.

Baca Selengkapnya
Desak Pertamina Kebut Blok Masela, SKK Migas: Pokoknya Agustus Semua Harus Selesai
Desak Pertamina Kebut Blok Masela, SKK Migas: Pokoknya Agustus Semua Harus Selesai

SKK Migas minta rencana pengembangan di Blok Masela oleh Pertamina rampung dalam satu bulan.

Baca Selengkapnya
Berhasil Kelola Dua Blok Migas Raksasa, Pertamina Siap Dukung Ketahanan Energi Nasional
Berhasil Kelola Dua Blok Migas Raksasa, Pertamina Siap Dukung Ketahanan Energi Nasional

Kinerja positif hulu migas Pertamina tersebut memiliki dampak besar, selain pencapaian target lifting migas dalam APBN juga terhadap indikator makro ekonomi.

Baca Selengkapnya