Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Anak-anak malang yang butuh kasih sayang

Anak-anak malang yang butuh kasih sayang Panti asuhan Tunas Bangsa. ©2016 Merdeka.com/Desi Aditia Ningrum

Merdeka.com - Suara tangisan bayi terdengar nyaring di lantai dua Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Tunas Bangsa, Cipayung, Jakarta Timur. Riuh para pengasuh untuk menenangkan turut terdengar. Rupanya saat itu Kamis (10/11) tengah ada kegiatan rutin imunisasi dan urut bagi para bayi di panti tersebut.

Saat merdeka.com menyambangi kamar pertama di panti Tunas Bangsa, terlihat beberapa bayi perempuan dan laki-laki bercengkerama dengan pengasuh. Ada juga yang tengah merangkak dengan asyik menyusuri lantai berkeramik putih. Kamar pertama itu khusus bayi 0 hingga 6 bulan. Terdapat 16 bayi di kamar itu.

Pihak panti sendiri membagi 4 kamar besar untuk anak-anak tersebut. Kamar khusus bayi 0-6 bulan, kamar bayi usia 7 hingga 24 bulan dan kamar untuk anak 2 sampai 5 tahun. Namun, untuk kamar anak berusia 2-5 tahun terpisah antara laki-laki dan perempuan.

Orang lain juga bertanya?

Saat ke kamar bayi usia 7 hingga 24 bulan kondisinya sepi. Tidak ada tangisan bayi terdengar di sana. Bayi-bayi tengah tidur pulas. Berbeda dengan kamar kedua, kamar untuk usia 2 hingga 5 tahun begitu ramai. Baik laki-laki dan perempuan tengah bermain bersama di ruangan bermain. Mereka menyambut ceria kedatangan merdeka.com, bahkan beberapa anak rebutan salaman serta menanyakan nama.

"Ibu namanya siapa," celetuk salah satu anak perempuan. "Ibu mau main ya," sahut anak laki-laki berkulit putih.

Dari sekian banyak anak, panti tersebut hanya memiliki 32 pengasuh. Satu ruangan hanya ada tiga orang pengasuh. Pengasuh itu terbagi ke dalam shift pagi dan malam.

Para balita malang ini berasal dari latar belakang yang beragam. Ada yang hanya dititipkan sementara atau sengaja dibuang orang tuanya yang disebut anak negara. Biasanya anak negara ini sengaja dibuang di jalanan bahkan ditinggal di rumah sakit setelah sang ibu melahirkan. Kehadiran mereka sama sekali tak diharapkan oleh orang tuanya.

Kepala PSAA Balita Tunas Bangsa, Vivi Kafilatul Jannah mengatakan, tahun 2016 sebanyak 60 anak negara dirawat di Tunas Bangsa. Mereka dirawat dengan penuh kasih sayang. Semua kebutuhannya pun terpenuhi. Setelah anak-anak tersebut dinyatakan anak negara pihaknya segera memberikan nama. Nama bagus dan berarti baik dipilih pihak panti dari buku nama-nama bayi. Harapannya agar kelak pribadi serta kehidupan mereka sama dengan arti nama tersebut.

Selain nama, panti juga mengurus akta kelahiran bayi-bayi malang itu ke Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. Lantaran tak diketahui orang tuanya, dalam akte tersebut ditulis anak dari 'tidak diketahui asal usulnya'. Persyaratan membuat akta adanya kartu keluarga (KK). Pihak panti kemudian membuat KK dengan menulis nama kepala panti sebagai kepala keluarga.

panti asuhan tunas bangsa

Panti asuhan Tunas Bangsa ©2016 Merdeka.com/Desi Aditia Ningrum

Vivi melanjutkan, untuk menentukan agama anak negara pihaknya melihat di mana anak tersebut ditemukan. Misalnya saja ditemukan di jalan, maka mesti melihat mayoritas agama yang berada di sekitar penemuan tersebut.

"Kita punya UU Perlindungan Anak, kita juga punya Permensos nomor 110 tahun 2009 bahwa di mana anak yang ditemukan mayoritas agama apa di sekelilingnya," kata Vivi, kepada merdeka.com Senin (14/11), di PSAA Balita Tunas Bangsa, Cipayung, Jakarta Timur.

Tak hanya soal makanan dan pakaian, para balita itu disediakan tempat bermain yang nyaman. Di samping panti terdapat halaman yang diisi dengan mainan seperti ayunan dan perosotan. Bahkan dua kali dalam setahun panti memberikan rekreasi di dalam maupun luar kota. Hal itu karena rekreasi merupakan kebutuhan anak agar mengetahui lebih jauh dunia luar.

Pihak panti juga menyediakan tempat pendidikan anak usia dini (PAUD), sementara untuk TK balita-balita itu sekolah yang berlokasi di wilayah dekat panti. Setiap harinya mereka diantar jemput oleh pengasuh. Di panti mereka diajarkan tentang agama dan etika sopan santun.

Kata Vivi, anggaran dari Pemprov DKI untuk anak panti di Tunas Bangsa diberikan per tahun. Satu anak dianggarkan Rp 25 ribu per hari. Kendati demikian, pihaknya sering mendapat bantuan dari para donatur.

Walau hampir semua kebutuhan terpenuhi, namun hanya ada satu yang menurut Vivi yang tidak bisa diberikan sepenuhnya oleh panti yakni, kasih sayang. Dengan jumlah pengasuh yang terbatas, setiap balita itu tidak mendapatkan kasih sayang maksimal. Vivi mengaku miris dengan nasib balita-balita tersebut. Di mana seharusnya di masa golden age itu mereka sangat membutuhkan perhatian dan kasih sayang penuh orang tua.

panti asuhan tunas bangsa

Panti asuhan Tunas Bangsa ©2016 Merdeka.com/Desi Aditia Ningrum

Kata dia, yang tak kalah menyayat hati ketika ada pria dewasa mengunjungi panti. Mereka dengan tingkah serta wajah polos berkerumun memanggil bapak sembari minta dipeluk dan digendong. Kasih sayang sosok ayah begitu dibutuhkan karena pengasuh di panti perempuan. Hausnya kasih sayang membuat mereka selalu mencari perhatian ke setiap orang.

Oleh karena itu, dia selalu berusaha mencarikan orang tua angkat bagi para balita tersebut. Tak hanya kasih sayang, ketika mereka diadopsi diharapkan secara pendidikan dan masa depan lebih baik. Vivi tak ingin mereka hanya hidup dari panti ke panti.

"Kalau di panti kasihan, kalau yang ada orang tua, oke enggak masalah kita kembalikan ke orang tuanya. Kalau yang panti ke panti, yang balita di sini, SD kita pindah ke Klender dari SMP dan SMA nya di Ceger, untuk yang perempuannya di Tebet untuk SMP dan SMA-nya," ucapnya.

Meski begitu, Vivi tak sembarangan memberikan balita kepada calon orang tua angkat. Banyak persyaratan mesti dipenuhi untuk mendapatkan bayi-bayi lucu tersebut.

Sementara itu, di Panti Asuhan Putra Utama ada sekitar 100 lebih anak. Kala merdeka.com menyambangi panti itu, beberapa anak laki-laki berada di luar memandang hujan turun. Ada sebagian baru pulang sekolah. Sedangkan di dalam asrama ada yang tengah bermain dan tiduran di kamar. Terdapat sekitar 10 kamar di asrama putra dengan 11 tempat tidur tingkat. Sedangkan di asrama putri terdapat dua kamar dengan 16 tempat tidur tingkat.

Dari kondisi itu mereka terlihat nyaman tinggal di panti tersebut. Mereka juga begitu ramah dan sopan kepada tamu.

Kepala Panti Asuhan Putra Utama Marwiyanti mengatakan, selain anak negara di panti itu terdapat anak titipan dan anak jalanan hasil penertiban Dinsos DKI Jakarta. Di panti tersebut anak-anak disekolahkan hingga tamat SD. Sekolahnya di lokasi dekat dengan panti. Selain sekolah, di pihak panti mengadakan kegiatan lainnya.

"Ada menari, angklung, vokal grup, dance, mengaji, bimbel, olahraga," ujar Marwiyanti.

Namun, anak negara di panti asuhannya tidak ada yang mengadopsi. Kemungkinan lantaran anak-anak tersebut sudah besar sehingga orang lebih memilih mengadopsi balita. Akan tetapi, kasih sayang sepenuh hati tetap tercurah kepada mereka. (mdk/bal)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Tanda Anak Butuh Lebih Banyak Perhatian dari Orangtua
Tanda Anak Butuh Lebih Banyak Perhatian dari Orangtua

Ketika seorang anak membutuhkan lebih banyak perhatian dari orangtua, terdapat sejumlah hal yang mungkin ditunjukkannya.

Baca Selengkapnya
Kisah Pilu Empat Bocah Ditinggal Ibunya Wafat, Beruntung Sosok 'Malaikat' Berseragam jadi Ortu Asuhnya
Kisah Pilu Empat Bocah Ditinggal Ibunya Wafat, Beruntung Sosok 'Malaikat' Berseragam jadi Ortu Asuhnya

Berikut kisah pilu empat bocah yang ditinggal ibunya wafat kini diasuh oleh sosok berseragam.

Baca Selengkapnya
Tanda Anak Kurang Kasih Sayang, Perlu Dipahami Orangtua Sebelum Buah Hati Semakin Terlupakan
Tanda Anak Kurang Kasih Sayang, Perlu Dipahami Orangtua Sebelum Buah Hati Semakin Terlupakan

Seorang anak yang kurang kasih sayang bisa menunjukkan berbagai hal yang penting diketahui orangtua.

Baca Selengkapnya
Viral Momen Polwan Kunjungi Panti Asuhan Balita di Semarang, Penuh Haru
Viral Momen Polwan Kunjungi Panti Asuhan Balita di Semarang, Penuh Haru

Viral momen polwan kunjungi panti asuhan balita di Semarang, penuh haru.

Baca Selengkapnya
FOTO: Tangis dan Jeritan Anak-Anak Palestina di Gaza Berebut Antre Makanan di Dapur Amal
FOTO: Tangis dan Jeritan Anak-Anak Palestina di Gaza Berebut Antre Makanan di Dapur Amal

Antrean makanan di Gaza setiap hari selalu dihiasi teriakan dan tangis histeris anak-anak Palestina yang kelaparan.

Baca Selengkapnya
FOTO: Potret Anak-Anak Palestina Menderita Kekurangan Gizi di Pengungsian Rafah, Gaza Selatan
FOTO: Potret Anak-Anak Palestina Menderita Kekurangan Gizi di Pengungsian Rafah, Gaza Selatan

Nasib anak-anak Palestina yang tinggal di Rafah, Gaza Selatan kian memprihatinkan. Mereka terancam menderita gizi buruk.

Baca Selengkapnya
Dua Bocah Bernasib Pilu Ditinggal Ortunya Pergi dari Rumah, Aksi Kakak Rawat Adik Seadanya bikin Hati Tersayat
Dua Bocah Bernasib Pilu Ditinggal Ortunya Pergi dari Rumah, Aksi Kakak Rawat Adik Seadanya bikin Hati Tersayat

Ditinggal orangtua, dua bocah ini harus tinggal sebatang kara. Aksi kakak rawat adik seadanya begitu menyayat hati.

Baca Selengkapnya
FOTO: Rintih dan Tangis Anak-Anak Kelaparan di Jalur Gaza Berebut Makanan
FOTO: Rintih dan Tangis Anak-Anak Kelaparan di Jalur Gaza Berebut Makanan

Bencana kelaparan yang semakin parah membuat anak-anak Jalur Gaza harus ikut berjuang untuk mendapatkan makanan.

Baca Selengkapnya
Momen Pilu Anak-anak Palestina Kumpulkan Tepung Sisa di Mobil Pengangkut Makanan, Berharap Bisa Buat Roti di Tenda
Momen Pilu Anak-anak Palestina Kumpulkan Tepung Sisa di Mobil Pengangkut Makanan, Berharap Bisa Buat Roti di Tenda

Sembari bermain bersama, ada sekumpulan anak-anak Palestina yang mengeruk tepung sisa.

Baca Selengkapnya
Ketahui Neglectful Parenting, Pola Pengasuhan Serba Cuek dari Orangtua dan Dampaknya pada Anak
Ketahui Neglectful Parenting, Pola Pengasuhan Serba Cuek dari Orangtua dan Dampaknya pada Anak

Neglectful parenting merupakan pola pengasuhan serba tidak terlibat dari orangtua.

Baca Selengkapnya
Kata-Kata Anak yang Disia-siakan Orang Tua, Menyentuh Hati
Kata-Kata Anak yang Disia-siakan Orang Tua, Menyentuh Hati

Anak kurang kasih sayang mendapatkan banyak masalah kesehatan mental.

Baca Selengkapnya