Asal tuduh bersetubuh
Merdeka.com - Tracy Bantleman, 44 tahun, baru saja pulang menjenguk suaminya, Neil Bantleman, dari Lembaga Permasyarakatan Cipinang, Jakarta Timur, Jumat dua pekan lalu. Dua minggu sekali, Tracy selalu berkunjung ke Lapas buat menengok dan menguatkan mental suaminya. Makanan dan perlengkapan kebutuhan sang suami selalu dia bawakan ketika berkunjung ke Lapas Cipinang.
Tracy mencoba tegar. Sesekali senyuman kecil terlihat dari bibirnya. Seraya menghela napas panjang, Tracy mencoba menceritakan ihwal kasus menimpa keluarga kecilnya. Ceritanya bermula awal Juni 2014 lalu. Neil kala itu sedang menonton tayangan televisi di rumahnya tak jauh dari tempat dia bekerja di Jakarta Intercultural School, Pondok Indah, Jakarta Selatan.
Telepon selulernya berdering. Neil buru-buru meraih seluar cerdas miliknya dari atas meja. Dia kemudian membuka pintu buat menerima telepon itu. "Karena waktu itu sinyal putus-putus, dia berlari keluar," kata Tracy. Suaminya pun terlihat tergesa-gesa. Neil panik karena baru saja mendapat kabar dari Kepala Sekolah jika dia dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap anak didiknya.
-
Dimana kejadian ini berlangsung? Sebuah video memperlihatkan prajurit TNI yang memberi kejutan di HUT Bhayangkara. Sejumlah TNI tiba-tiba datang ke kantor Polisi Tuban dengan membawa massa yang cukup banyak.
-
Dimana kejadian ini terjadi? Diduga, bocah ini tengahh bermain di area parkiran bus.
-
Siapa yang diduga melakukan pelecehan seksual? Video itu berisikan pengakuan dan permintaan maaf seorang pria atas pelecehan seksual yang dilakukannya.
Wajah Neil pucat. Tatapan kosong. Tracy terkejut bukan main. Neil kemudian berkata, "Bisakah kamu memeluk saya?" ucap Tracy menirukan peristiwa memilukan malam itu. "Aku dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap anak laki-laki di sekolah," kata Neil sambil memeluk erat Tracy.
Sebagai seorang istri, Tracy pun tak memercayai kabar dari kepala sekolah itu melalui suaminya. "Saya tinggal dan hidup bersama Neil, tidak ada yang aneh dari tingkah lakunya," katanya lirih. Tracy pun mencurigai tuduhan pelecehan seksual kepada suaminya itu di rekayasa. "Kasus ini penuh kepentingan,".
Neil Bantleman dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap anak didiknya berinisial MAK, AR. Tidak hanya itu, dia juga dituduh melakukan kekerasan fisik terhadap DA. Ihwal kasus ini bermuara dari pelaporan orang tua ketiga murid Neil. Adalah TP, DR dan AK ke Markas Kepolisian Daerah Metro Jaya. Janggalnya kasus ini pun dituturkan oleh Tracy. Sejak penggeledahan pertama pada 13 Juni 2014 dilakukan penyidik dari Direktorat Reserse dan Kriminal Umum Polda Metro Jaya tak menemukan alat bukti.
Apalagi, penggeledahan dilakukan di ruang kerja Neil, Gedung PIE (Pondok Indah Elementary) tak sama seperti apa yang dituduhkan ketiga orang tua murid. Ruang kerja Neil menggunakan kaca transparan. "Ruangannya bisa dilihat dari luar karena memang transparan," kata Tracy.
Saat merdeka.com menyambangi ruangan disebut-sebut tempat Neil melakukan pelecehan memang tidak seperti apa yang dituduhkan. Ruang kerja Neil menggunakan kaca transparan, dan berdekatan dengan pintu masuk Gedung PIE (Pondok Indah Elementary). Sementara di ruang istirahat, dekat dengan ruangan kelas lain dan merupakan area ramai. Apalagi tuduhan pelecehan di ruang istirahat itu terjadi di jam ketika para murid beristirahat.
"Tidak mungkin itu terjadi karena ruangan itu semua berdekatan dengan keramaian," ujar Tracy. "Jika semua orang melihat, berarti semua orang bersalah,".
Dewi fortuna memang tidak kepada Neil. Dugaan pelecehan seksual terhadap muridnya direkayasa itu malah mengantarkannya duduk di kursi pesakitan. Setelah melewati proses pengadilan, Ketua Majelis Hakim memimpin persidangan kasus Neil memvonisnya bersalah. Neil ketika itu didakwa terbukti melakukan pelecehan seksual dan kekerasan terhadap anak didiknya. Pengadilan Negeri Jakarta Selatan memvonisnya 10 tahun penjara dengan denda Rp 100 juta atau subsidier 6 bulan kurungan.
Sejak awal Tracy pun memang tak memercayai tuduhan dilontarkan kepada suaminya Neil. Menurut Tracy, sejak dirinya ikut juga menjadi guru di Jakarta International School pada Maret 2014, kedekatan dengan Neil semakin intim. Di sekolah, mereka setidaknya bertatap muka empat sampai lima kali dalam sehari. "Sidang selama ini berlangsung tertutup hingga putusan dibacakan," kata Tracy.
Apa yang diceritakan Tracy pun diamini kuasa hukum Jakarta Intercultural School, Harry Ponto. Menurut dia, dibalik kasus menimpa Neil, ada motif lain begitu kuat hingga mengantarkan guru asal Canada itu ke dalam penjara. Harry menduga ada rekayasa kasus pelecehan itu. Tujuannya tak lain ialah menggugat sekolah kliennya untuk kemudian meminta ganti rugi fulus.
Sebab, setelah Neil dilaporkan melakukan pelecehan seksual, Jakarta Internasional School dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menerima gugatan perdata sebesar USD 125 juta dari orang tua ketiga murid. Kejanggalan makin terlihat ketika gugatan itu pertama kali hanya diajukan USD 12 juta sebagai biaya ganti rugi materil dan imateril. Menurut dia, peningkatan gugatan perkara perdata yang signifikan ini perlu dipertanyakan. "Itulah sebabnya kita menduga ada maksud lain di balik kasus ini," kata Harry saat ditemui di kantornya, Jumat dua pekan lalu.
Kuasa Hukum salah satu korban terduga pelecehan seksual, TP, Johan Lee Chandra ketika konfirmasi melalui sekretarisnya, Maria belum memberikan jawaban hingga kini. Janji wawancara melalui Maria kepada Johan Lee sampai saat ini belum ada tindak lanjut. "Bapak belum mau di wawancara sebelum pihak lawan melakukan Peninjauan Kembali," kata Maria melalui sambungan selular Kamis pekan kemarin.
(mdk/arb)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Warga menggerebek rumah kontrakan di Kampung Cariu, Telagasari, Balaraja, Kabupaten Tangerang. Sebanyak 12 pasangan bukan suami istri diamankan dari lokasi itu.
Baca SelengkapnyaPengungkapan kasus pesta seks ini berawal adanya laporan lewat pesan singkat adanya pesta seks tersebut.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan pelajar yang tak sekolah dan mesum di gedung kosong.
Baca SelengkapnyaTerduga pelaku dan korban diketahui sempat cekcok di jalan gang dekat rumah, tepat di depan rumah tetangganya.
Baca SelengkapnyaPolisi tengah melakukan pengawasan ketat agar prostitusi tak kembali terjadi.
Baca SelengkapnyaPelaku yang terdiri dari tujuh pria dan lima wanita itu, diketahui melakukan hubungan badan bersama-sama.
Baca SelengkapnyaKeduanya tak sangka ada orang datang karena sebelumnya musala sepi dan kondisi sedang hujan.
Baca Selengkapnya