Atur jadwal bersama

Merdeka.com - Kedekatan sesama kru penerbangan bisa mempengaruhi pemilihan pramugari. Dalam tiap tim penerbangan terdiri dari empat pramugari dan dua penerbang. Pilot bisa kongkalikong dengan manajemen maskapai pengatur jadwal kru untuk memilih perempuan dambaannya.

Vivi, nama samaran pramugari maskapai swasta, melihat sendiri modus pilot dalam memilih timnya. Satu tim terdiri dari pramugari senior beserta pramugari angkatan terbaru. Namun semuanya sesuai kebutuhan penerbangan.

"Biasanya di ruang penjadwalan kru, pilot bisa minta sesuai keinginan, itu sebetulnya tidak boleh. Tapi hanya urusan jadwal terbang bersama saja," ujarnya kepada merdeka.com di Jakarta pekan lalu.

Dengan bersama dalam satu jadwal, pramugari dan pilot bisa semakin mesra saban mengudara. Di atas pesawat, pilot genit bisa meminta kebutuhan seperti kopi, teh, atau sekadar makanan ringan kepada pramugari incarannya.

Kehidupan senioritas masih berlaku di lingkup kru penerbangan. Rata-rata pramugari senior sudah akrab dengan dunia malam. Pramugari yunior pun tidak mau kalah. Kebanyakan mereka datang dari kota-kota kecil.

Bergelut dalam gemerlap kehidupan ibu kota membuat mereka gelap mata. "Kebanyakan dari luar Jakarta, agak kaget dapat uang banyak dari terbang, maunya keluar malam," ujarnya.

Dalam hitungannya, saban bulan pramugari bisa mengantongi belasan juta rupiah. Sebulan dihitung bisa mencapai 90 jam terbang. Bekerja dalam waktu penuh, Vivi bisa mengantongi Rp 12 juta. "Itu kalau terbang penuh," ucapnya.

Tidak jarang para pilot memelihara pramugari dengan menyewakan apartemen atau memilih menanggung kebutuhan hidupnya mulai meninggi. Sewa mahal apartemen di tengah kota sampai urusan pakaian merek asing. "Pilot rata rata berpendidikan tinggi bertemu pramugari polos," katanya.

Pilot dan pramugari memilih membawa urusan ranjang sampai mengudara. Tentunya semua kesepakatan bisa mempengaruhi karier sang pramugari.