Berlindung di bawah ketiak ormas

Merdeka.com - Jaringan bisnis mobil bodong dan peredarannya ini tersebar ke pelosok daerah. Salah satunya penjual mobil bodong di wilayah Cianjur, Jawa Barat. Pelanggan mobil itu konon sampai ke Kalimantan. Para pemain mobil ini berlindung di bawah bendera organisasi masyarakat (ormas).

"Semuanya total mobil saya ada di 12 ormas. Di sini," kata penjual mobil bodong berinisial W kepada merdeka.com di Cianjur, Jawa Barat, dua pekan lalu.

Dari pengalaman W, semua jenis mobil mewah memang disukai oleh kalangan pejabat. Mobil jenis sedan mewah seperti Toyota Camry, Mercedes Benz, dan BMW pernah dijual kepada salah satu bupati di Kalimantan. "Sekaligus beli empat, langsung kirim ke sana," ujarnya.

Dari penelusuran merdeka.com, sebuah perusahaan pembiayaan bank swasta di Bekasi mengaku dua mobil milik debitur nakalnya berada di markas ormas itu. Dari fotonya memang terlihat nomor plat aslinya B xxx Fxx dengan jenis mobil Toyota Innova, kondisi mulus dan berwarna putih terparkir di markas ormas tersebut.

"Ada dua. Satunya Toyota Innova, satu lagi Honda Jazz," kata salah satu karyawan yang enggan disebut namanya tersebut.

Dia mengaku sudah melaporkan kepada pihak berwajib di wilayahnya. "Sudah dilaporin, tinggal tunggu saja itu orang," ujar lelaki jangkung itu.

Ormas kepemudaan, katanya, sering menggeruduk kantornya sebab membekingi debitur nakal bermasalah dengan cicilan kredit mobilnya. "Sering memang, kalau ormas-ormas begitu mah, sudah biasa. Ujung-ujungnya duit juga," ujarnya.

Menurut dia, ormas di wilayah Cianjur itu memang sudah tenar di seantero wilayah ibu kota. Tak hanya bermain mobil-mobil biasa. Dari pemainnya ikut juga menawarkan mobil niaga seperti mobil truk atau bak terbuka.

Apalagi, sebagian ormas-ormas di daerah sering menjadi pemain mobil tanpa surat kendaraan komplet alias bodong. Mereka lebih aman bermain di kota-kota luar Pulau Jawa.

"Banyaknya dilempar di daerah semua. Manado sama Papua paling banyak buat taksi gelap," ujarnya.

Namun demikian, sejauh ini kredit mobil bermasalah di Indonesia masih bisa dibilang kecil. Hal itu ditegaskan Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno. Menurut dia, persentase kredit mobil bermasalah masih kecil.

"Non performing financing untuk industri multi finance di kisaran 1,5 sampai 1,6 persen," ujarnya menegaskan.