Berpura cacat demi rupiah
Merdeka.com - Waktu menunjukkan pukul 10.20 Jumat pekan lalu. Suasana menjelang siang di sekitar emperan Jatinegara, Jakarta Timur, tidak begitu ramai. Tidak jauh dari sana, pengemis pria paruh baya berkemeja putih bergaris hitam berjalan dituntun oleh seorang pemuda.
Jalannya tertatih-tatih sambil memegang pundak pemuda berkaos kuning di kolong jembatan. Dua pengemis itu baru saja turun dari dalam Kopaja 506 jurusan Kampung Melayu-Pondok Kopi. Saat meletakkan kaki di emperan kaki lima, pengemis buta itu tiba-tiba saja berjalan normal. Matanya tiba-tiba saja terbuka.
Pulihnya mata tukang minta-minta itu bukanlah mukjizat. Kedua matanya melek lagi setelah melihat puluhan anggota Satuan Polisi Pamong Praja merazia sepanjang Matraman hingga Stasiun Jatinegara. Dua pengemis itu lantas berjalan terburu-buru menaiki Kopaja rute sama.
-
Siapa saja pengemis kaya raya di Indonesia? Berikut ini 5 pengemis yang ternyata kaya raya: Legiman di Pati, Jawa Tengah Pada tahun 2019, seorang pengemis bernama Legiman terciduk Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Dalam razia itu terungkap Legiman memiliki tabungan mencapai Rp900 juta. Tak hanya itu, dia juga memiliki tanah senilai Rp275 juta dan rumah senilai Rp250 juta. Dalam sehari, dia mendapat Rp500.000 hingga Rp1 juta per hari. Sri Keryati di Jakarta Pusat. Dia kedapatan memiliki jumlah emas dan uang hingga Rp23 juta. Sri terjaring petugas dinas sosial saat tengah mengemis di JPO (Jembatan Penyebrangan Orang) Kramat Sentiong, Jakarta Pusat. Dari PMKS (penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) itu, petugas mendapatkan sejumlah emas, uang kertas sebesar Rp22.750.000 dan uang receh sebanyak Rp313.900. Sehingga totalnya berjumlah Rp23.063.900. Muklis di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan menjaring pengemis bernama Muklis yang memiliki harta yang banyak. Muklis terjaring di Flyover Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Saat digeledah, Muklis kedapatan memiliki uang Rp90 juta. Uang itu dikumpulkan dari hasil mengemis selama 6 tahun. Uang tersebut dalam bentuk pecahan Rp100 ribu mencapai Rp80 juta. Uang pecahan Rp50 ribu total Rp10 juta. Uang pecahan Rp20 ribu, dan uang receh kecil sebanyak Rp250 ribu. Luthfi Haryono di Gorontalo Pengemis di Gorontalo, bernama Luthfi Haryono membuat heboh jagat media sosial. Luthfi juga berkedok sumbangan masjid dengan membawa proposal ilegal ke setiap rumah dan warung. Waktu ditangkap Luthfi kedapatan bawa uang Rp43 juta dan emas. Sri Siswari Wahyuningsih di Semarang, Jawa Tengah Siswari diketahui memiliki deposito sebesar Rp140 juta dan rekening tabungan sebesar Rp16 juta. Tak hanya itu, dia juga memiliki surat BPKB kendaraan roda dua. Pengemis terlihat sangat lusuh itu mempunyai tiga anak yang saat ini duduk di bangku kuliah. Bahkan ketiga anaknya kuliah di kampus ternama Kota Semarang. Anaknya yang pertama berinisial HMS kuliah di Universitas Perbankan (Unisbank) di Jalan Tri Lomba Juang, Kota Semarang. Kemudian anak kedua berinisial SMS kuliah di jurusan Bahasa Inggris, Universitas Sultan Agung (Unisula), Jalan Raya Kaligawe, Kota Semarang.
-
Bagaimana cara pengemis kaya raya ini mendapatkan uang? Dalam sehari, dia mendapat Rp500.000 hingga Rp1 juta per hari.
-
Bagaimana anak ini mencari uang? Mampu mengumpulkan uang hingga Rp150 ribu untuk digunakan membantu orang tua yang berprofesi sebagai nelayan.
-
Kenapa pengemis kaya raya ini menyembunyikan kekayaannya? Pengemis juga identik dengan kemiskinan. Akan tetapi, setidaknya ada lima pengemis yang sempat viral lantaran ternyata mereka punya banyak harta. Terlebih harta dan aset para pengemis kaya ini tidak mewakili kondisinya.
-
Apa saja harta yang dimiliki pengemis kaya? Dalam razia itu terungkap Legiman memiliki tabungan mencapai Rp900 juta. Tak hanya itu, dia juga memiliki tanah senilai Rp275 juta dan rumah senilai Rp250 juta.
-
Siapa pemulung di Palembang yang punya saudara kaya? Seorang pemulung asal Palembang harus hidup di jalan padahal memiliki keluarga yang kaya raya.
Berpura cacat juga dilakoni pengemis anak berinisial BR, 12 tahun. Saban sore dia berjalan dari kontrakannya di bilangan Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Dia membawa tas gemblok berisi celana pendek berukuran besar untuk beroperasi di sekitar Blok M Plaza hingga simpang CSW, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Celana itu digunakan untuk membungkus kakinya setelah ditekuk agar terlihat buntung. "Saya ganti celana di gorong-gorong dekat (masjid) Al-Azhar Kebayoran Baru," kata BR saat berbincang dengan merdeka.com di dekat Blok M Plaza Jumat malam pekan kemarin.
BR bercerita terpaksa menjadi pengemis untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan patungan membayar kontrakan. Dia datang dari Kota Palembang, Sumatera Selatan, karena diajak rekannya menumpang truk ke Jakarta. "Saya tidak punya ayah dan ibu, kakak saya juga nggak tahu ke mana," ujarnya.
Cara mengemis dia dapat dari teman satu kontrakannya. Untuk menyiasati agar seperti orang cacat, kaki kiri dia tekuk ke dalam dan dibungkus celana pendek longgar. BR mengaku enak mengemis lantaran pendapatannya per hari lumayan untuk makan dan sisanya juga ditabung. Paling tidak, dia membawa pulang Rp 50 ribu. "Sisanya saya tabung Rp 500 ribu per bulan," katanya. Dia mengaku menjadi pengemis bukan disuruh dan sistem setoran, menjadi pengemis karena temannya juga demikian.
Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait mengatakan Pemerintah provinsi DKI Jakarta mesti menuntaskan maraknya anak diekploitasi oleh keluarga atau orang lain menjadi pengemis. Dia mempercayai pengemis anak di Jakarta bagiandari sindikat. "Ini masuk dalam kategori tindakan pidana," tuturnya. (mdk/fas)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jurus terjitu anak kos atur uang Rp50 ribu untuk satu minggu.
Baca SelengkapnyaKisah hidup Adit, remaja yang putus sekolah demi cari uang untuk bantu perekonomian keluarga.
Baca SelengkapnyaBerikut potret seorang bocah penjual jagung rebus yang berhasil memiliki tabungan Rp80 juta.
Baca SelengkapnyaPengemis asal Bojonegoro kedapatan membawa uang Rp18 juta lebih saat beraksi di Senayan. Begini nasibnya sekarang.
Baca SelengkapnyaDi usia yang sudah sangat renta dengan segala keterbatasan fisiknya, ia harus tetap mengais rezeki.
Baca SelengkapnyaDinsos DKI Jakarta menemukan pengemis dengan berpura-pura memiliki kaki buntung di Jakarta Timur.
Baca SelengkapnyaDi buku tabungannya tersebut, bocah PAUD ini berhasil menabung mencapai Rp30 juta.
Baca SelengkapnyaSetiap hari ia harus mengumpulkan botol dan plastik untuk dijual.
Baca SelengkapnyaHanya dapat 15 ribu rupiah sehari dan harus nafkahi lima orang anak, perjuangan pria ini bikin haru.
Baca SelengkapnyaBegini perjuangan hidup kakek tukang becak yang kini jarang dapat penumpang. Penghasilan tak sampai Rp50 ribu sebulan.
Baca SelengkapnyaPerjuangan bocah kelas 3 SD jual sepatu keliling untuk tebus rapor ini tuai pujian warganet.
Baca SelengkapnyaPengemis tampak menolak uang Rp2 ribu dari pengendara mobil lantaran nominal yang diminta tak sesuai dengan apa yang diinginkannya.
Baca Selengkapnya