Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

BNN dan BNPT digandeng buat tangkal narkoba dan terorisme di kampus

BNN dan BNPT digandeng buat tangkal narkoba dan terorisme di kampus Menristek Muhammad Nasir. ©2015 merdeka.com/muhammad luthfi rahman

Merdeka.com - Tak dapat dipungkiri, kasus narkoba banyak terjadi di kampus-kampus. Mahasiswa yang harusnya sibuk dengan dunia akademik justru terbuai oleh kenikmatan sesaat narkotika.

Di sisi lain, kampus ternyata juga kerapa dijadikan sebagai cikal bakal terjadinya terorisme. Tak jarang, mahasiswa aktif terjerat kasus terorisme.

Menyikapi dua hal ini, Kementerian Riset dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) menggandeng Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Malah nantinya, setiap calon mahasiswa diharuskan mengikuti tes urine untuk memastikan mereka tak terkait narkoba.

Orang lain juga bertanya?

"Saya akan wajibkan semua rektor untuk mahasiswa baru, yang masuk harus dites narkoba," demikian kata Menristek Dikti Muhammad Nasir dalam wawancara khusus dengan merdeka.com, Kamis 9 April lalu.

Menurut Nasir, Narkoba merupakan bahaya luar biasa, sehingga BNN digandengn untuk mengatasinya. Berikut wawancara lengkapnya:

Terkait banyaknya mahasiswa yang tawuran, apa yang dilakukan Kemenristek Dikti?

Ya, namanya mahasiswa tawuran itu kan terkait etika. Kami akan galakkan betul. Ada tiga aspek yang akan kita tekankan ini. Pertama, masalah narkoba. Sehingga kami bekerjasama dengan BNN membantu perguruan tinggi menyelesaikan masalah-masalah soal narkoba. Saya anggap ini bahaya narkotika luar biasa, darurat narkotika. Saya akan wajibkan semua rektor untuk mahasiswa baru, yang masuk harus dites narkoba.

Sudah dilakukan?

Akan saya lakukan mengetes calon mahasiswa untuk tes narkotika.

Respons kampus?

Pada prinsipnya senang, tapi masalah tarif pembiayaan. Tarif diatur, jangan sampai ada yang mahal dan murah. BNN tidak mahal Rp 25 ribu, ada yang Rp 100 ribu, ada Rp 75 ribu. Ternyata ada yang Rp 25 ribu. Besok kami akan lakukan kerjasama dengan BNN.

Kedua, masalah radikalisme. Masalah ini yang menjadikan mereka itu keras. Makanya saya minta bantuan bekerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT)

memberikan pemahaman bagaimana radikalisme di pergruan tinggi bisa diatasi.

Ini berlaku untuk kampus negeri saja?

Negeri dan swasta, yang negeri sudah wajib, masuk kampus harus bebas narkoba. Nah jangan-jangan dosennya kena narkoba. Makanya kami melakukan pembimbingan ke dosen dulu, khususnya keagamaannya.

Langkah konkret kerjasama dengan BNPT?

Membimbing para dosen dulu. Mahasiswa juga bakal didampingi dosen juga. Pokoknya semua perkumpulan dari kampus, harus didampingi dosen biar bisa mengarahkan. Seperti kemarin di Semarang ada Pagar Nusa. Intinya, bagaimana menanggulangi hal itu.

Biasanya musala-musala dipakai untuk menanamkan faham radikalisme?

Musala, surau, masjid, semua perkumpulan yang dilakukan di kampus harapannya ada pendampingan dari dosen. Tapi namanya moral hazard, datang dosen kadang malah pergi.

Selama ini ada asistensi agama Islam di kampus-kampus negeri. Sekarang dihapus?

Ya akhirnya dihilangkan, gak perlu, dari dosen cukup. Kalau ada tambahan, didampingi dosen, tapi kadang oleh seniornya diarahkan lain, menjadi orang radikal. Oleh karena itu harus ada pendampingan. Kalau itu dilakukan di luar kampus, kampus gak bisa mengontrol, dia melakukan kaderisasi di luar. Itu tidak bisa dihindari, tapi bisa dieliminasi.

Ketiga, masalah korupsi. Saya minta di dalam mata kuliah, ada mata kuliah memasukkan unsur etika, pentingnya orang melakukan kejujuran, etik, itu penting. Kalau mahasiswa biasa korupsi jadi bahaya. Saya punya mahasiswa kayak gitu, di Undip, waktu mahasiswa dia dapat mata kuliah sistem informasi akuntansi, diajari bagaimana bikin sistem yang baik, jaringan data, akhirnya karena pinter, berinovasi, melakukan pembelian online, dimana, kan harus menununjukkan kartu kredit, dia bobol kartu kredit orang.

Sistem jaringannya paham, mampu bobol, akhirnya ternyata beberapa bulan orangnya dicari interpol, orangnya sudah lulus. Setelah lulus dia bekerja, ya kalau sudah bekerja diharapkan gak ada masalah. Eh malah pesat, korupsi luar biasa. Anda ingat gak korupsi di SKK Migas yabg dengan Cornell. itu orangnya, dia di Cornell Oil, dia orangnya.

Saya begitu baca itu jangan-jangan itu mahasiswa saya. Makanya ketiga unsur ini BNN untuk narkoba, BNPT untuk kekerasan dan rdikalismen, dan yang ketiga adalah masalah korupsi.

(mdk/war)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Divisi Humas Polri Goes To Campus Universitas Pancasila: Mahasiswa Sasaran Empuk Bandar Narkoba
Divisi Humas Polri Goes To Campus Universitas Pancasila: Mahasiswa Sasaran Empuk Bandar Narkoba

"Bahaya penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja yang akan berdampak pada segala aspek kehidupan."

Baca Selengkapnya
Tegas, Jenderal Bintang Tiga Bakal Miskinkan Aparat Terlibat Bandar Narkoba
Tegas, Jenderal Bintang Tiga Bakal Miskinkan Aparat Terlibat Bandar Narkoba

Martinus menyebut, ketika struktur aparat terlibat dalam peredaran narkoba, maka kekuatan jaringan itu akan semakin kuat.

Baca Selengkapnya
BNN: 1,38 Persen Pelajar dan Mahasiswa Gunakan Narkotika, Terbanyak di Sumut
BNN: 1,38 Persen Pelajar dan Mahasiswa Gunakan Narkotika, Terbanyak di Sumut

Berdasarkan hasil penelitian BNN, pelajar dan mahasiswa gunakan narkoba terbanyak di Sumut.

Baca Selengkapnya
Masuk Tahun Politik, Begini Pesan Kapolri Jenderal Listyo Sigit kepada Mahasiswa
Masuk Tahun Politik, Begini Pesan Kapolri Jenderal Listyo Sigit kepada Mahasiswa

Perbedaan pilihan dalam Pemilu jangan sampai menimbulkan polarisasi antara satu dengan yang lain.

Baca Selengkapnya
Keras! Jenderal Bintang Dua Tidak Segan-Segan Pecat Anak Buah saat Ketahuan Terlibat Narkoba
Keras! Jenderal Bintang Dua Tidak Segan-Segan Pecat Anak Buah saat Ketahuan Terlibat Narkoba

Karyoto mengatakan TNI - Polri bersama dengan pemerintah daerah terkait tengah gencar-gencarnya melakukan pencegahan kasus narkoba

Baca Selengkapnya
Gubernur Sumbar: Waspadai Potensi Perilaku Menyimpang di Sekolah Asrama dan Ponpes
Gubernur Sumbar: Waspadai Potensi Perilaku Menyimpang di Sekolah Asrama dan Ponpes

Namun sekolah berasrama dan pondok pesantren tidak terlepas dari potensi terjadinya perilaku menyimpang oleh pelajar.

Baca Selengkapnya
Puluhan Mahasiswa dan Sajam Diamankan Usai Demo Hardiknas di Makassar, Semua Bakal Dites Urine
Puluhan Mahasiswa dan Sajam Diamankan Usai Demo Hardiknas di Makassar, Semua Bakal Dites Urine

sudah mengingatkan kepada mahasiswa yang menggelar aksi peringatan Hardiknas untuk tertib dan tidak menutup jalan.

Baca Selengkapnya
Polda Riau Tes Urine Ratusan Pengunjung Kelab Malam, Ini Hasilnya
Polda Riau Tes Urine Ratusan Pengunjung Kelab Malam, Ini Hasilnya

Rata-rata pengunjung kelab malam berstatus mahasiswa.

Baca Selengkapnya
Perangi Narkoba, Bupati Ipuk dan Kepala BNN Percepat Pembentukan BNNK Banyuwangi
Perangi Narkoba, Bupati Ipuk dan Kepala BNN Percepat Pembentukan BNNK Banyuwangi

BNNK Banyuwangi juga akan berkerja sama dengan kepolisian untuk pencegahan dan penanganan kasus narkotika.

Baca Selengkapnya
Kepala BNN: Narkotika Lebih Berbahaya dari Terorisme
Kepala BNN: Narkotika Lebih Berbahaya dari Terorisme

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI Komjen Pol Marthinus Hukom menyatakan narkotika lebih dahsyat dan berbahaya dari terorisme.

Baca Selengkapnya
Ini Pesan Wakil Kepala BPIP kepada 1.650 Calon Wisudawan Universitas Terbuka
Ini Pesan Wakil Kepala BPIP kepada 1.650 Calon Wisudawan Universitas Terbuka

Wakil BPIP Berpesan Pancasila tetap jadi pilar utama pendidikan di universitas.

Baca Selengkapnya
Tiga Cara Kepala BNN Marthinus Hukom Tangani Narkotika di Indonesia
Tiga Cara Kepala BNN Marthinus Hukom Tangani Narkotika di Indonesia

Pola menangani terorisme dan narkotika hampir mirip dengan rehabilitasi dilakukan BNN dan deradikalisasi dilakukan Densus 88 Antiteror.

Baca Selengkapnya