Dagang pesan politik
Merdeka.com - Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, kini tak ubahnya pasar politik. Para pedagang menerima segala macan pesan politik. Lalu menjual pada konsumen. Target pasarnya jelas. Kubu oposisi dan pendukung Jokowi.
Berjalan menyusuri lorong di setiap lantai Pasar Tanah Abang, nuansa politis menjadi pemandangan yang kini disuguhkan. Etalase toko memajang kaus berisi pesan politik. Ini adalah tahun politik. Para pedagang tak ingin hanya jadi penonton. Maka bersandinglah kaus dengan pesan #gantipresiden2019 dan #Jokowiduaperiode.
Perang politik di Senayan dan dunia maya, kini semakin nyata di pasar dan trotoar jalan. Kaus dengan pesan politik pun semakin mudah didapat. Pina mengaku kewalahan menerima pesanan kaus politik akhir-akhir ini.
-
Siapa yang mendukung tujuan pemilu? Menurut Parulian Donald, tujuan pemilu adalah untuk memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk memilih wakil-wakilnya dalam pemerintahan serta untuk menjaga agar pemerintahan tetap berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi.
-
Siapa yang diuntungkan jika Jokowi gabung Golkar? 'Paling tidak mempengaruhi kekuasaan pasca pilpres atau pileg dan massa transisi kekuasaan ke depan,' sambungnya.
-
Siapa yang akan menjembatani Jokowi dan PDIP? 'Pak Prabowo yang akan bisa menjembatani kembali, merajut kembali hubungan Pak Jokowi dengan PDIP. Kita tahulah, dalam hati mereka masing-masing sebenarnya sih sangat mungkin ketemu. Kenapa? Ya Pak Jokowi juga kan besar di PDI-P dan PDI-P juga kan pernah ikut dibesarkan Pak Jokowi,' kata Habiburokhman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/3).
-
Siapa yang diusung PDIP? Tri Rismaharini dengan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang diusung PDIP.
-
Siapa yang mendukung Prabowo di Pilkada? Prabowo tak mempermasalahkan jika rekan satu koalisi harus bersebrangan saat Pilkada.
"Banyak ya sebenarnya (datang memesan). Tapi saya enggak bisa terima karena lagi banyak pesanan," kata pemilik toko Chepina di Pasar Tanah Abang Blok B saat ditemui Rabu (18/4).
Pina pernah ditawari memproduksi 100 potong kaus bertuliskan #gantipresiden. Tapi dia tak sanggup. Tenaga kerjanya terbatas. Faktor lain, harga yang ditawarkan cukup murah. Hanya Rp 10.000 per kaus.
"Kemurahan. Kalau Rp 30.000 saya mau. Banyak yang datang mau pesan tapi saya tolak karena harganya murah," tambahnya.
Pemesan yang mendatangi tokonya di lantai tiga Pasar Tanah Abang itu kebanyakan reseller. Sama seperti Pina, mereka memanfaatkan perang politik untuk meraup cuan (uang atau keuntungan).
"Orangnya setahu saya buat dijual lagi. Akan dijual lagi di event-event tertentu. Tapi ada juga orang partai yang datang mau pesan langsung," ujarnya.
Mereka biasanya membawa desain sendiri. Tapi tak sedikit juga yang minta dibuatkan desain. Karena sering mendapat tawaran membuat kaus, Pina memberi tugas khusus pada pekerjanya yakni Givary Antoni untuk mendesain kaus pesanan. Baik yang menampilkan pesan ganti presiden maupun dukungan untuk Jokowi.
"Pernah juga ada yang datang pesan Jokowi dua periode. Kita buat tapi sampel saja. Itu yang pesan reseller, jumlahnya belasan doang. Karena cuma mau dijadiin sampel," kata dia.
Pemandangan serupa tampak di toko Ide Sendiri, Los E Nomor 31 milik Abdullah. Desain kaus bertuliskan ganti presiden bersisian dengan kaus berdesain kekinian. Abdullah menuturkan, dalam sebulan ini beberapa kali mendapat pesanan kaus bertulis ganti presiden. Dua minggu terakhir, dia menerima 200-250 pieces yang harus dibuat dalam waktu satu hari.
Harga jasa sablon kaus dibanderol Rp 20.000-22.000. Itu jika dipesan dalam jumlah besar. Jika jumlah pesanan tak banyak, dia mematok ongkos sablon (belum termasuk harga kaos) sampai Rp 25.000 per potong.
Abdullah tak membedakan pesanan. Dia juga mengerjakan pesanan kaus bertuliskan Jokowi Dua Periode. Baginya, soal ideologi, pandangan politik, latar belakang pemesan termasuk pesan yang dituliskan, bukan hal penting.
Dia mengaku hanya berorientasi pada bisnis dan tidak ingin terjebak dalam perang pendukung capres tertentu. Dalam berdagang, dia tidak terpengaruh kampanye atau gerakan-gerakan politik. Apapun pesanan yang diterima, dengan senang hati dikerjakan.
Walaupun mempunyai pandangan politik sendiri, para pedagang seolah tak mau terjebak dalam dikotomi politik dengan mendukung Jokowi atau penantangnya. Yang penting, uang mengalir. Modal kembali. Sekaligus mendapat untung.
"Kita kan orang dagang, bukan politikus. Siapa saja boleh (pesan). Siap kita terima asalkan sesuai harga," kata pedagang kaos di Pasar Tanah Abang Blok G, Akril.
Akril mengaku cukup paham dengan perkembangan politik menjelang Pilpres 2019. Dia juga mendukung parpol tertentu. Tapi hanya sebatas untuk memenuhi hak pilihnya sebagai warga negara. Ideologinya tak ada urusan dengan masalah perut.
"Tahu sih tahu politik tapi enggak mau ikut campur. Terpenting jualan dan cari keuntungan, yang penting omzet naik. Kebutuhan hidup makin banyak. Anak makin butuh biaya. Pengeluaran semakin banyak," kata dia.
"Kita sih mendukung calon-calon tertentu. Tapi enggak ikut mendukung terlalu jauh. Siapa pun yang menang itulah presiden kita," lanjutnya.
Istri Akril, Sri Hartini ikut berkomentar. Sebagai pedagang, semua pelanggan harus dilayani tanpa melihat latar belakang politiknya.
"Semua kita layani kalau di sini. Partai ini, partai itu semua kita layani. Kita enggak fanatik. Asal sesuai harga ya kita buat," jelasnya.
Akril dan para pedagang hanya memanfaatkan momentum. Seperti pada Pemilu 2014. Akril mendapat pesanan lebih dari 30.000 kaus dari pendukung Jokowi. Tidak hanya itu, dia juga menerima banyak pesanan dari kubu Prabowo. Dia juga pernah diundang ke Istana Negara setelah Jokowi menjabat Presiden. Perkenalannya dengan Jokowi bermula saat Jokowi menjadi Gubernur DKI Jakarta dan sering menyambangi serta berbelanja di Blok G.
Di tokonya, ia mulai memajang baju-baju parpol termasuk kaos dengan gambar #GantiPresiden2019. "Sementara ini kita buat contoh-contoh bajunya dulu. Namanya kita dagang, bukan politik," kata dia.
Kaos ganti presiden itu hanya sekadar contoh dan ia hanya memajang dua potong. "Kita ikuti tren namanya juga bisnis. Apa yang lakunya kencang kita selalu adain contoh dulu."
Pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics & Finance (INDEF) Bhima Yudistira mengatakan bisnis cetak kaus politik berpengaruh besar pada perputaran uang di Tanah Air tahun ini.
"Yang jelas di tahun politik bisnis pakaian jadi pertumbuhannya tinggi. Perputaran uang tahun ini diprediksi naik 10 persen," kata Bhima ketika dihubungi merdeka.com, Minggu (22/4).
Geliat bisnis konveksi selalu melonjak di setiap kontestasi Pemilu. Baik itu pemilihan kepala daerah, pemilihan legislatif, dan pemilihan presiden. harus diakui, bisnis konveksi semakin menjanjikan di tahun politik.
Sebab semakin panasnya persaingan politik semakin gencar pula para relawan dan simpatisan pendukung membuat alat peraga kampanye. Apalagi di dunia digital sekarang ini. Jika berhasil menjadi bahan perbincangan, semakin banyak peminatnya.
"Iya buat bisnis seperti percetakan, tukang jahit, dan tekstil skala kecil kebagian untung dari momen pilkada dan pilpres salah satunya cetak kaus," ungkap Bhima. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PDIP mengklaim sejak awal menghindari kerja sama yang didasari oleh nafsu kekuasaan semata.
Baca SelengkapnyaDemokrat merespons pernyataan Menteri Bahlil, dan menegaskan penentu kemenangan Pilpres adalah rakyat.
Baca SelengkapnyaMenurut Prabowo, Zulhas adalah orang yang suka sedekah.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mengatakan Indonesia tetap harus waspada meski ketahanan ekonomi domestik dianggap resilience.
Baca SelengkapnyaDia pun mengapresiasi partai politik (parpol) maupun politisi yang menghabiskan uang tak sedikit untuk kampanye.
Baca SelengkapnyaSelain itu, ditengarai juga ada peluang politisasi bansos yang bisa ditafsirkan sebagai menguntungkan paslon tertentu.
Baca SelengkapnyaKoalisi PDIP-Demokrat diprediksi akan mengubah lanskap politik nasional
Baca SelengkapnyaMuhadjir menjawab pertanyaan hakim konstitusi soal intensitas kunjungan kerja Presiden Joko Widodo jelang Pilpres 2024.
Baca Selengkapnya