Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Darah jawara mengalir di nadi Bang Pi'ie

Darah jawara mengalir di nadi Bang Pi'ie Bang Pii (tengah). ©2015 Merdeka.com/Wordpress

Merdeka.com - Bakat tukang berkelahi memang sudah dimiliki Imam Syafi'ie. Terlahir dari pasangan Mugeni dan Siti Saonah itu mulai terlihat bakatnya mengkoodinir teman-teman seumuran ketika dia berusia 5 tahun. Bang Pi'ie begitu dia dikenal merupakan pahlawan yang memerdekakan negeri ini dari penjajah.

Bersama dengan Laskar Bambu Runcing, Bang Pi'ie mengomandoi gerakan pejuang di luar tentara untuk ikut berperang melawan penjajahan. Dia memiliki peran hingga akhirnya Presiden Soekarno dan wakilnya, Mohammad Hatta memproklamirkan kemerdekaan.

Cerita ini di tuturkan oleh anak Pahlawan Kelender, Haji Muhammad Arif atau dikenal dengan sebutan Haji Darif. Putra Haji Darif, H Uung mengatakan jika ayahnya bersama dengan pimpinan laskar, Imam Syafi'ie berkongsi untuk membentuk barisan pejuang yang berisi para ulama termasuk para jawara. Kiai Haji Nurali, pahlawan asal Bekasi, ikut berkongsi dengan Bang Pi'ie.

Orang lain juga bertanya?

Mereka bersama-sama ikut berperang ketika Jakarta dikuasai oleh tentara Jepang. "Dulu pimpinan laskarnya Pak Syafi'ie. Ayah saya bertugas bersama ulama untuk wilayah Klender," kata Haji Uung saat berbincang dengan merdeka.com pertengahan tahun lalu.

Bang Pi'ie terlahir dari ayah seorang jawara Pasar Senen. Ayahnya bernama Mugeni sudah lebih dulu kesohor sebagai penguasa Pasar Senen era tahun 1920. Mugeni merupakan perantau asal Marunda. Dia datang bersama dengan adik seperguruannya bernama Ayub. Namun sayang, Ayub justru menghabisi Mugeni di Kali Ciliwung daerah Manggarai, Jakarta Selatan.

Dia menghabisi Mugeni lantaran ingin berkuasa di Pasar Senen. Maklum, di tahun-tahun itu Pasar Senen memang menjadi primadona buat warga Jakarta. Sejak dulu hingga kini aktivitas di Pasar Senen tak pernah mati. Penulis puisi Karawang-Bekasi, Chairil Anwar juga sering berkunjung ke sini. Bahkan Chairil Anwar pernah ikut berjuang bersama Syafi'ie.

"Saya menceritakan ini berdasarkan cerita ayah saya kepada saya," kata Anak dari istri ketiga Syafi'ie, Edi Syafi'ie saat berbincang dengan merdeka.com kemarin. Edi merupakan anak dari istri ketiga Bang Pi'ie bernama Fitriyana.

Sepeninggalan ayahnya, Syafi'ie mulai mengawali karirnya sebagai seorang pimpinan komplotan. Dari sana dia juga dibekali ilmu beladiri oleh 32 orang guru. Syafiie banyak mengenyam pendidikan agama termasuk juga beladiri saat dia dirawat kerabat ayahnya, Habib Qodir Al Hadad.

Bahkan dalam perjalannya, Syafi'ie pernah menjadi murid Kiai Haji Hasyim Ashari, kakek mendiang Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Kepada Hasyim Ashari, Syafi'ie belajar agama termasuk juga ilmu beladiri. Nama KH Hasyim Ashari memang kesohor saat itu sebagai orang disegani sebagai ulama. Dia memiliki ilmu beladiri bernama Tapak Srigunting.

Syafi'ie menjadi murid kesayangan KH Hasyim Ashari. Selama tiga tahun dia belajar di Pesantren Tebuireng, Syafi'ie kembali ke asalnya. Dia pulang ke Pasar Senen berbekal ilmu yang dia miliki. Bang Pi'ie begitu dia dikenal kerap mengacak-ngacak sekumpulan begundal yang sedang bermain judi. Bahkan para bandit, pencopet pun segan terhadap Bang Pi'ie karena kesohorannya dalam berkelahi.

Tidak hanya berguru kepada KH Hasyim Ahari, Syafi'ie juga ikut berguru kepada dua jawara di kerajaan Kutai Kertanegara. Kemudian dia mempelajari juga ilmu di pulau Kalimantan oleh suku Dayak pedalaman. Kembali dari sana, Syafi'ie menaklukan jawara Pasar Senen bernama Muhayar. Muhayar dibuat tak berkutik setelah pisau pedagang menembus kulitnya. Dia kejang-kejang dengan kondisi mulut berbusa.

"Sejak saat itu Muhayar tak pernah kembali ke Pasar Senen. Luka perkelahian itu diobati langsung oleh ayah saya," ujar Edi bercerita.

Edi tak mau ayahnya disebut sebagai raja copet. Dia meluruskan keterangan jika ayahnya memang memimpin dunia hitam di kawasan Senen. Mulai dari pencopet, hingga pedagang merupakan anak buah Bang Pi'ie."Karena ayah saya kesohor, setiap pencopet bakal memulangkan barangnya dan ditempeleng,"ujarnya.

Namun menurut literatur etnohistori.org, Bang Pi'ie dikenal sebagai pendiri organisasi pencopet Koempoelan 4 Cent. Ia mengumpulkan kalangan pedagang sekitar Senen, sais andong, tukang becak hingga kuli angkut untuk mengumpulkan iuran 4 sen sebagai uang keamanan agar preman tak berbuat onar.

(mdk/mtf)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ada Peran Besar Kiai, Begini Awal Mula Banten Disebut Tanah Jawara
Ada Peran Besar Kiai, Begini Awal Mula Banten Disebut Tanah Jawara

Para jawara berada di bawah komando para ulama dan kiai yang saat itu menjadi sumber kekuatan sosial dan spiritual di Banten.

Baca Selengkapnya
Kisah Syekh Jangkung dan Karomahnya, Ulama Karismatik dari Pati Murid Sunan Kalijaga
Kisah Syekh Jangkung dan Karomahnya, Ulama Karismatik dari Pati Murid Sunan Kalijaga

Syekh Jangkung merupakan salah satu tokoh yang sangat melegenda dalam sejarah Islam di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Sisi Lain Iwan Fals yang Ternyata Seorang Pelatih Karate, Pernah jadi Atlet Hingga Juara Tingkat Nasional
Sisi Lain Iwan Fals yang Ternyata Seorang Pelatih Karate, Pernah jadi Atlet Hingga Juara Tingkat Nasional

Iwan Fals menyukai olahraga bela diri sejak muda hingga menjadi atlet karate.

Baca Selengkapnya
⁠Di Gunung Keramat Tempat para Dewa ini Brimob Polri Mendapat Baret Biru, Zaman Kerajaan Tempat Mencari Kesaktian
⁠Di Gunung Keramat Tempat para Dewa ini Brimob Polri Mendapat Baret Biru, Zaman Kerajaan Tempat Mencari Kesaktian

Di puncak gunung ini, ratusan anggota Brimob melalui berbagai tempaan dan upacara untuk mendapatkan baret biru.

Baca Selengkapnya
Berkaos Polo, Panglima TNI Turun Tangan Latih Kowad Cantik Bela Diri, Tangkisannya Enggak Ada Lawan
Berkaos Polo, Panglima TNI Turun Tangan Latih Kowad Cantik Bela Diri, Tangkisannya Enggak Ada Lawan

Aksinya saat menangkis tinju nampak begitu menarik nan tangguh.

Baca Selengkapnya
Tiga Putra Suku Anak Dalam Jambi jadi Polisi, ini Sosoknya Disebut 'Polisi Rimba'
Tiga Putra Suku Anak Dalam Jambi jadi Polisi, ini Sosoknya Disebut 'Polisi Rimba'

Berikut cerita inspiratif tiga putra suku anak dalam Jambi hingga berhasil jadi polisi.

Baca Selengkapnya
Viral Pria Berbadan Kekar Tetap Gesit di Usia 60 Tahun, Ternyata Dulunya Bukan Orang Sembarangan
Viral Pria Berbadan Kekar Tetap Gesit di Usia 60 Tahun, Ternyata Dulunya Bukan Orang Sembarangan

Usia hanyalah angka. Begitu ungkapan yang sesuai dengan kondisi pria satu ini.

Baca Selengkapnya
Mengenal Ulin Barong, Barongsai Asli Bandung yang Konon Terinspirasi dari Laut Selatan
Mengenal Ulin Barong, Barongsai Asli Bandung yang Konon Terinspirasi dari Laut Selatan

Daya tarik Ulin Barong ada di atraksi para pemainnya. Mereka menampikan unsur jurus bela diri pencak silat yang atraktif

Baca Selengkapnya
Mengenal Sosok Bripda Jeje, Polwan Cantik Riau Langganan Juara Karate hingga ke Jepang
Mengenal Sosok Bripda Jeje, Polwan Cantik Riau Langganan Juara Karate hingga ke Jepang

Gadis kelahiran 17 Juli 2002 itu menekuni karate karena termotivasi dari kakaknya Suomi Bologni Apriliani Simorangkir.

Baca Selengkapnya
Kerennya Perguruan Silat Tadjimalela dari Bandung, Eksis Sejak 1974 dan Kini Mendunia
Kerennya Perguruan Silat Tadjimalela dari Bandung, Eksis Sejak 1974 dan Kini Mendunia

Keunggulan dari perguruan silat ini di antaranya mengajarkan keilmuan fisik dan juga pengelolaan mental serta spiritual.

Baca Selengkapnya
Kakek ini Keturunan Majapahit, Tinggal di Hutan Masih Pegang Teguh Pesan Leluhur
Kakek ini Keturunan Majapahit, Tinggal di Hutan Masih Pegang Teguh Pesan Leluhur

Pria tua ini bukanlah orang sembarangan. Dia masih memiliki darah keturunan Kerajaan Majapahit. Pesan leluhurnya juga masih dipegang teguh. Bahkan kakek ini juga masih menjunjung tradisi ageman Jawa Kuno.

Baca Selengkapnya