Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Demi pusara kakanda

Demi pusara kakanda Umar Ahmad-YPKP Jabar. ©2016 Merdeka.com

Merdeka.com - Sudah hampir setengah abad Umar Ahmad, 70 tahun, mencari keberadaan pusara sang kakak tercinta. Sejak perpisahannya tahun 1965, sampai saat ini dia tak pernah menemui keberadaan sang kakak, hidup atau mati. Terakhir dia mendengar kabar, kakaknya ikut menjadi korban tragedi 1965.

"Di kampung kita di Pariaman memang basis PKI pada saat itu," ujar Umar Ahmad saat berbincang dengan merdeka.com beberapa waktu lalu.

Perpisahan dengan kakaknya memang begitu pilu dirasakan Ahmad. Dia menceritakan sejak perburuan simpatisan Partai Komunis Indonesia di Padang Pariaman, Sumatera Barat, saat itu statusnya masih mahasiswa. Sang kakak, kata Ahmad menyuruhnya untuk pergi ke daerah Jawa Barat buat melarikan diri. Tujuannya agar dia tidak ikut diciduk petugas kala itu. Ahmad pun bergegas untuk berlindung di daerah Gunung Tangkuban Perahu, Jawa Barat.

Namun belakangan, Ahmad malah mendengar cerita tidak mengenakan. Terjadi pembersihan orang-orang diduga simpatisan PKI di kampungnya termasuk juga kakaknya. Sejak saat itu dia tak pernah lagi bertemu dengan kakaknya. Upaya pencarian pun dilakukan Ahmad ke beberapa tempat. Namun hasilnya nihil. Ahmad sudah berkeliling ke tempat-tempat diduga lokasi pembantaian 1965.

"Saya disuruh pergi ke Jawa dan sampai di Bandung di perkebunan dekat Gunung Tangkuban Perahu," kata Ahmad mengenang.

Tak putus asa untuk mencari pusara dan jasad sang kakak, Ahmad kemudian memutuskan untuk bergabung dengan Yayasan Penelitian Korban Pembunuhan (YPKP). Kini Ahmad masih terus berjuang untuk mencari keberadaan sang kakak, baik hidup atau pun mati. Dia pun tak henti-henti untuk mencari pusara-pusara korban tragedi 65.

Sulit memang bagi Ahmad untuk mencari lokasi kuburan mendiang kakaknya. Dari beberapa tempat yang coba dia datangi, ada cerita lokasi disebut-sebut tempat penguburan jasad itu dengan beragam versi. Salah satunya adalah para korban ada yang sengaja dikubur dalam kondisi bagian tubuh terpisah. Kemudian ada juga yang sengaja dibuang ke hutan.

"Ada yang dibantai di hutan, jenazahnya dibiarkan saja tidak dikubur kemudian dimakan ulat. Kalau hujan terus banjir , jenazahnya terbawa banjir dan hilang,"kata Ahmad.

Dia pun sempat kebingungan mencari lokasi kuburan-kuburan masal itu. Bukan tanpa sebab, minimnya keterangan dan banyaknya cerita dari saksi menyulitkan dia untuk mencari tempat menjadi kuburan massal tersebut. Apalagi banyak cerita soal kuburan beberapa bagian tubuh diduga simpatisan PKI. "Badannya dibuang, kepalanya ditanam. Kuburan massal itu jadi gak ketahuan juga di mana soalnya ada yang dibuang," tutur Ahmad.

Ahmad pun berharap, dengan terbukanya pemerintahan saat ini untuk mencari keberadaan kuburan massal tragedi 1965, ada harapan untuknya menemui pusara sang kakak. Bagaimana pun, kata Ahmad, dia ingin memindahkan jasad sang kakak ke tempat pemakaman lebih baik. Dia pun tidak mempersoalkan siapa yang tega menghabisi kakaknya, namun dia menyesali kenapa tragedi itu harus terjadi.

"Binatang atau hewan peliharaan mati saja kita cari, ini manusia lho. Kita minta memanusiawikan kuburan massal," ujar Ahmad. (mdk/arb)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Berada di Tengah Permukiman Padat Penduduk, Ini Fakta Unik Kompleks Makam Raja Mataram di Tegal yang Sudah ada sejak Abad ke-17
Berada di Tengah Permukiman Padat Penduduk, Ini Fakta Unik Kompleks Makam Raja Mataram di Tegal yang Sudah ada sejak Abad ke-17

Makam itu merupakan persemayaman Raja Amangkurat I yang merupakan anak dari Sultan Agung Hanyokrokusumo

Baca Selengkapnya
5 Fakta Makam Sunan Kalijaga di Tuban, Satu Lokasi dengan Istri hingga Adik Ipar
5 Fakta Makam Sunan Kalijaga di Tuban, Satu Lokasi dengan Istri hingga Adik Ipar

Sebagian masyarakat yakin makam Sunan Kalijaga ada di Kadilangu Demak, tapi ada juga yang yakin makam sesungguhnya Sunan Kalijaga ada di Tuban.

Baca Selengkapnya
Jenderal Kekar PDIP Eks Panglima TNI Kini Dipanggil 'Mas Rambo', Turun Gunung ke Kampung Sang Ayah
Jenderal Kekar PDIP Eks Panglima TNI Kini Dipanggil 'Mas Rambo', Turun Gunung ke Kampung Sang Ayah

Eks Panglima TNI turun gunung temui keluarga di kampung halaman mendiang ayahnya.

Baca Selengkapnya
Mantan Panglima TNI Ajak Istri & Putra Bontot Ziarah ke Makam Soekarno, Lanjut Nengok Cucu
Mantan Panglima TNI Ajak Istri & Putra Bontot Ziarah ke Makam Soekarno, Lanjut Nengok Cucu

Mantan Panglima TNI mengajak istri beserta putra bungsu berziarah ke makam Presiden RI ke-1.

Baca Selengkapnya