Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Denyut pemuas syahwat di sisi ruang ramah anak

Denyut pemuas syahwat di sisi ruang ramah anak Taman Kalijodo. ©2016 Merdeka.com/Muhammad Luthfi Rahman

Merdeka.com - Amin (40), warga Jembatan V, Kecamatan Tambora biasa menghabiskan malam dengan berjualan di sekitar Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kalijodo. Sebelum menjadi ruang bermain bagi anak dan remaja, di tanah RPTRA itu berdiri rumah-rumah dan kafe remang-remang. Setelah digusur pada Februari 2016, Kalijodo yang dulu dikenal sebagai kawasan lampu merah itu ingin diubah citranya menjadi ruang publik untuk anak dan keluarga.

Malam itu, Selasa (6/6), Amin mengajak merdeka.com memandang suasana di seberang RPTRA. Bangunan-bangunan semi permanen mirip bedeng, berdiri di bawah tol Pluit-Tomang. Sekitar pukul 21.30, truk besar bergantian parkir di bawah jalan tol itu. Jika memandang dari RPTRA memang tidak terlalu terlihat jelas aktivitas para sopir di bangunan semi permanen itu.

Berjalan menuju Jalan Kepaduan I, mulai terlihat aktivitas tak biasa di situ. Ada tiga bangunan mirip warung remang-remang yang berada di dekat sutet. Kursi kayu dan meja panjang disiapkan di depan warung tersebut. Beberapa botol minuman keras sudah tersaji di atas meja, lengkap dengan makanan ringan dan rokok.

Ada tiga lelaki yang duduk ditemani dua perempuan yang sibuk bersolek. Perempuan tersebut berambut panjang dengan celana pendek dan baju minim berwarna merah. Bangunan yang berada di bagian ujung disulap menyerupai kamar-kamar kecil. Ada empat kamar yang terlihat terbuka dan satu kamar tertutup. Ukuran kamar sekitar 1x1 meter. Dari luar jelas terlihat ada kasur serta lampu kecil di dalam kamar.

Beberapa perempuan dengan dandanan menor keluar dari warung, sesekali menggoda para pemuda yang hilir mudik menggunakan sepeda motor. Lampu berawarna warni dan lantunan musik dangdut remix menemani malam itu. "Sudah lama di kolong tol itu jadi tempat gituan," kata Amin.

Sekitar pukul 23.00 WIB, saat RPTRA mulai sepi, giliran aktivitas pengumbar syahwat di bawah jalan tol itu yang ramai. Musik dangdut remix biasanya mengalun sampai jelang subuh. Bisnis syahwat di Kalijodo belum mati dengan dalih kebutuhan hidup para pekerjanya. Lokalisasi hanya berjarak 200 meter dari ruang anak. Hanya dipisah sungai besar.

Keesokan harinya, Rabu (7/6), merdeka.com kembali ke Kalijodo. Kami berkenalan dengan seorang pria. Sebut saja namanya Dendi, seorang calo yang biasa membantu para perempuan di sana untuk menawarkan kencan satu malam. Tarifnya disesuaikan dengan kantong pelanggan yang umumnya dari golongan kelas bawah. Mulai dari Rp 120.000 sampai Rp 200.000 untuk sekali kencan. Tarif itu sudah termasuk biaya jasa untuk sang calo. Tapi belum termasuk biaya sewa tempat untuk berkencan. Pembayaran dilakukan usai berkencan.

"Sewa tempat paling tinggal ditambahin saja Rp 30.000, terus lagi ditambah sama kita minum bir. Pokoknya total bisa Rp 250.000," kata Dendi.

Dari kejauhan terlihat perempuan paruh baya memaki seorang perempuan yang baru saja selesai berkencan. Ternyata perempuan itu kena semprot karena mematok tarif lebih mahal kepada pelanggannya. Itu diketahui si Mami setelah pelanggan komplain karena tarifnya tak seperti biasanya.

"Itu dia ngasih harga ke tamunya Rp 350.000, padahal si Mami sudah ngasih harga cuma Rp 150.000 doang ke tamunya. Mungkin si cewek pikir itu tamu enggak bakal ngadu kali ke Mami karena lagi mabuk," cerita Dendi.

Perempuan malam di sana rata-rata baru berusia 20-30 tahun. Mereka bukan orang baru. Dari pengakuan Dendi, mereka pemain lama yang dulu pernah beroperasi di lokalisasi Kalijodo sebelum berubah menjadi RPTRA.

Jarum jam menunjukkan pukul 23.00 WIB, Dendi semakin bersemangat menceritakan aktivitas di sana. Kebanyakan perempuan di sana sudah mempunyai suami dan anak. Tapi ada juga yang menjadikan tempat itu sebagai pelarian.

"Terus juga ada yang baru cerai sama suaminya, ada juga yang hamil di luar nikah," ucapnya.

Persaingan mendapatkan pelanggan terbilang keras. Dendi cukup sering melihat para perempuan itu bertengkar dengan rekannya sendiri. Mereka berebut tamu dan pelanggan. Kalau sudah bertengkar, mereka saling menjelekkan dan membuka 'kartu' rekannya ke para pelanggan atau tamu. Mereka sakit hati jika tamu langganannya direbut. Beberapa kali Dendi mencoba mendamaikan mereka.

"Sesama mereka saja pada berantem, sudah pernah saya bilangin sih ke mereka. kita di sini sama-sama cari duit, jadi enggak usah pada berantem," katanya.

Lokalisasi Kalijodo yang kembali berdenyut sudah sampai ke telinga Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat. Berulang kali Djarot sudah memerintahkan anak buahnya untuk membongkar bangunan semi permanen liar yang berdiri di bawah jalan tol itu. Apalagi setelah mengetahui bangunan itu untuk prostitusi.

"Makanya kemarin kan saya silaturahim ke Jakarta Utara, sekaligus konsolidasi untuk segera kita lakukan operasi. Dan kolong tol Pluit yang di dekat kalijodo itu, sebenarnya masih kewenangan dari Bina Marga. Tetapi itu tidak bisa ditolerir," ujar Djarot di Kepulauan Seribu, Sabtu (10/6).

Djarot mendapat laporan hasil razia yang dilakukan Satpol PP di lokasi tersebut. Ditemukan ada narkoba jenis sabu, minuman alkohol dan kondom bekas. Mantan Wali Kota Blitar ini geram. "Sebelum Lebaran dibersihkan," titah Djarot.

(mdk/noe)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Dulunya Tempat Pembuangan Sampah, Lahan Ini Disulap Jadi Tempat Wisata Wahana Kereta Api Mini Tengah Sawah
Dulunya Tempat Pembuangan Sampah, Lahan Ini Disulap Jadi Tempat Wisata Wahana Kereta Api Mini Tengah Sawah

Wahana itu digemari karena cocok dengan anak-anak. Bahkan banyak pengunjung wahana itu yang datang dari luar kota.

Baca Selengkapnya
FOTO: Cuaca Panas, Anak-Anak Asyik Bermain Air di Kalimalang untuk Segarkan Tubuh
FOTO: Cuaca Panas, Anak-Anak Asyik Bermain Air di Kalimalang untuk Segarkan Tubuh

Panasnya suhu udara belakangan ini dipicu oleh fenomena El Nino yang membuat musim kemarau sangat kering dan permulaan musim hujan terlambat.

Baca Selengkapnya
Begini Potret Gang Permukiman Padat Penduduk di Bandung, Hanya Selebar Badan dan Tak Terpapar Sinar Matahari
Begini Potret Gang Permukiman Padat Penduduk di Bandung, Hanya Selebar Badan dan Tak Terpapar Sinar Matahari

Walaupun berukuran hanya selebar badan, kondisi gang padat penduduk di Kota Bandung ini amat bersih dan rapi

Baca Selengkapnya
FOTO: Ruang Terbuka Hijau Minim, Anak-Anak di Jakarta Main Layang-Layang di Pinggir Kali
FOTO: Ruang Terbuka Hijau Minim, Anak-Anak di Jakarta Main Layang-Layang di Pinggir Kali

Anak-anak di Jakarta terpaksa bermain di tempat tak semestinya karena minimnya ruang terbuka hijau.

Baca Selengkapnya
FOTO: Penampakan Wajah Sungai Ciliwung Nyaris Kerontang, Batuan Cadas Bermunculan
FOTO: Penampakan Wajah Sungai Ciliwung Nyaris Kerontang, Batuan Cadas Bermunculan

Kondisi Sungai Ciliwung mengalami penyusutan drastis akibat musim kemarau yang dipengaruhi fenomena El Nino.

Baca Selengkapnya
Penuh Keseruan, Aksi Warga Semarang Main Perosotan di Kali Ini Curi Perhatian
Penuh Keseruan, Aksi Warga Semarang Main Perosotan di Kali Ini Curi Perhatian

Mereka beraksi bak peselancar andal yang ditonton banyak orang.

Baca Selengkapnya