Desa berlomba membangun badan usaha
Merdeka.com - Kementerian Desa menargetkan pembentukan 15 ribu Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) hingga 2019. Itu lebih besar dari target yang dibebankan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah dan Panjang (RPJMN) 2015-2019 sebanyak 2 ribu BUMDes.
Jika mengacu pada RPJMN, Kementerian cukup mendirikan 400 hingga 500 BUMDes per tahun. Namun, faktanya, animo desa membangun badan usaha sangat besar.
Data Kementerian Desa menunjukkan, tahun ini, sebanyak 12.848 BUMDes telah tersebar di 25 provinsi. Meningkat tajam ketimbang akhir 2014, sebanyak 1.022 BUMDes. Sebanyak 52 persen atau 6.728 BUMDes berada di Aceh. Disusul Jawa Timur 918 BUMDes (7,14 persen), dan Jawa Tengah 800 BUMDes (6,22 persen). Adapun provinsi paling sedikit memiliki BUMDes adalah Jambi, hanya 11 unit (0,08 persen).
-
Dimana Data Desa Presisi dibahas di Kalimantan Timur? Kegiatan yang digelar di The Royal Suite Hotel Balikpapan pada Senin (29/1) ini dihadiri puluhan peserta.
-
Dimana Desa Devisa di Jatim? Jika digabungkan, desa devisa dan calon desa devisa baru di Jatim jumlahnya mencapai 138 desa devisa.
-
Apa manfaat Data Desa Presisi untuk Kalimantan Timur? Dengan memiliki data yang presisi, dapat merumuskan kebijakan dan program pembangunan yang lebih tepat sasaran serta meningkatkan efektivitas penggunaan sumber daya yang tersedia.
-
Di mana saja BSI membangun desa? 'Hingga saat ini BSI telah membina 15 Desa, 4 Klaster di 10 Provinsi dengan 4.095 orang penerima manfaat,' ungkap Anton.
-
Bagaimana BPK bantu desa pakai Dana Desa? Kami sedang bangun agar rekomendasi BPK tidak hanya berbasis atas kepatuhan. Tetapi juga melihat apakah desanya sudah sejahtera dan mandiri. Jika belum, apa masalahnya dan solusi seperti apa. Rekomendasi harusnya itu. Karena maju tidaknya pembangunan Indonesia itu bergantung pada pembangunan di desa.
-
Mengapa Kalimantan Timur perlukan Data Desa Presisi? Data yang valid, akurat dan terkini amat dibutuhkan sebagai pondasi perencanaan pembangunan.
Dari 12.848 BUMDes yang sudah terbentuk, sebanyak 40 unit diantaranya sudah memiliki omzet sekitar Rp 300 juta hingga Rp 8,7 miliar per tahun. Omzet tertinggi itu dimiliki Tirtonirmolo, BUMDes di Bantul yang menjalankan usaha simpan pinjam.
Diikuti Tirta Mandiri (BUMDes Ponggok, Klaten) dan BUMDes Gili Amerta (Buleleng), masing-masing beromzet Rp 5,1 miliar per tahun.
"Banyak desa-desa tertinggal menjadi maju secara mandiri tanpa dana APBN sepeser pun," kata Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Trasmigrasi Eko Putro Sandjojo, di Jakarta, pekan lalu.
Namun, Eko tak menutup mata bahwa ada desa yang masih kesulitan mengembangkan badan usaha. Untuk itu, pihaknya bakal mendirikan holding atau perusahaan induk yang bisa membina sekitar 75 ribu BUMDes di Tanah Air.
"BUMDes ini animonya sangat besar, cuma memang harus diakui tidak semua bisa sukses karena ketiadaan resources," katanya.
"Kami juga bekerja sama dengan beberapa BUMN melakukan pelatihan."
Di sisi lain, Kementerian juga telah menerbitkan Peraturan Menteri Desa No.4 Tahun 2015. Ketimbang sebelumnya, regulasi teranyar ini tidak hanya mendorong BUMDes mencari keuntungan, tetapi juga memberikan
layanan umum kepada masyarakat. Selain itu, unit usaha BUMDes ditentukan berdasarkan kesepakatan warga di dalam Musyawarah Desa.
Terkait itu, Permendes No.4/2015 juga memuat lima klasifikasi usaha bisa dijalankan BUMDes. Antara lain, bisnis sosial yang berorientasi pelayanan umum. Semisal, pengelolaan air minum, listrik, lumbung pangan, dan lainnya.
Kemudian, bisnis penyewaan, usaha perantara. Lalu, perdagangan barang-barang kebutuhan masyarakat, bisnis keuangan, dan usaha bersama (Holding) sebagai induk dari unit usaha yang dikembangkan masyarakat desa.
Regulasi itu tentu saja menjadi pedoman Desa Cibungur yang berencana membangun BUMDes tahun depan. Desa terletak di Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten, tersebut memiliki potensi pertanian yang menjanjikan.
"Baru tahun depan, mau mengajukan bikin BUMDes," ujar kepala Desa Cibungur Hermansyah saat dihubungi merdeka.com, Selasa (20/12).
Dia mengungkapkan, desa berpenduduk 9 ribu jiwa itu memiliki lahan kosong sekitar 2 ribu hektar yang bisa ditanami pisang dan kacang tanah. Dua komoditas pilihan yang akan digarap BUMDes nantinya.
"Waktu panennya. Untuk pisang sekitar satu tahun, Kacang tanah 4 bulan," kata pemenang pemilihan kepala desa yang digelar September lalu itu.
Untuk modal awal, Herman mengajukan anggaran sebesar Rp 150 juta. Modal yang bisa didapatkan dari dana desa yang setiap tahun disalurkan pemerintah.
(mdk/yud)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Inaugurasi Desa BRILiaN Batch 1 2024, BRI Beri Apresiasi Bagi 40 Desa Terpilih
Baca SelengkapnyaTahun ini pemerintah telah menganggarkan Rp70 triliun untuk dana desa. Dana desa ini dibagi menjadi dua, yakni dana desa non-BLT dan dana desa BLT.
Baca SelengkapnyaKehadiran PLTS ini akan memperkuat lembaga lokal, khususnya Badan Usaha Milik Desa.
Baca SelengkapnyaMendagri menegaskan, penguatan desa perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya urbanisasi.
Baca SelengkapnyaPenghargaan itu tidak lepas dari peran BSI dalam membangun ekonomi desa di 10 provinsi.
Baca SelengkapnyaJatim punya ratusan desa devisa, jahe hingga bonggol jati laris di pasar luar negeri.
Baca SelengkapnyaAnggaran Dana Desa terus meningkat. Tahun ini, APBN telah menganggarkan Rp70 triliun untuk Dana Desa.
Baca SelengkapnyaBRI gelar Bazaar UMKM BRILiaN di Kantor Pusat BRI, Jakarta pada Jumat (18/10/2024).
Baca SelengkapnyaPotensi di setiap desa wisata sangat beragam, tapi secara umum Desa bisa menawarkan keindahan alam dan keunikan suasananya.
Baca SelengkapnyaPenghargaan merdeka.com kepada Pemda yang sukses mengembangkan desa wisata.
Baca SelengkapnyaPenghargaan Merdeka Awards 2023 menjadi memotivasi untuk menghadirkan kekhasan, keunikan, dan inovasi
Baca SelengkapnyaSecara umum program Desa BRILiaN 2024 dibagi menjadi 3 batch dan dilaksanakan pada April-November 2024.
Baca Selengkapnya