Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Dicap pengkhianat setelah hijrah

Dicap pengkhianat setelah hijrah Silaturahmi korban dan mantan napi terorisme. ©2018 Merdeka.com/Imam Buhori

Merdeka.com - Hampir tiga tahun Sofyan Tsauri menghirup udara bebas. Hidup dalam jeruji besi selama lima tahun mengembalikan ideologinya. Meninggalkan pikiran radikal. Kembali hidup normal. Meski cap teroris terus melekat. Bahkan segudang masalah masih menanti di depan mata. Sofyan mencoba tetap tenang. Meniti perlahan hidup bersama keluarga.

Anak dan istri menjadi pikiran utama setelah keluar penjara dan dari kelompok teroris. Sofyan tersadar. Orang paling dicintainya jadi sengsara. Keluarga kecilnya turut menjadi korban. Kabar tak enak kerap sampai di telinga. Misalnya, penolakan dari warga. Sempat terusir dari tempat tinggal hingga lima kali. Semua lantaran istrinya bersuami teroris.

Perlakuan tak menyenangkan itu sempat membuatnya naik pitam. Ingin melakukan balas dendam. Namun, dirinya menyadari perbuatan itu justru semakin memperkeruh. Kepada istrinya, dia meminta untuk bersabar. Tak membalas perlakukan dari warga.

"Kalau masyarakat sudah tidak ada simpati lagi, kemungkinan untuk melakukan aksi-aksi itu jadinya besar. Sudah di dunia tidak diterima ya mending mati saja, bunuh diri," kata Sofyan saat berbincang dengan merdeka.com, Rabu pekan lalu.

Tahun 2010 Sofyan ditangkap. Walau tak berperan langsung dalam melakukan aksi teror, namun mantan polisi ini berperan sebagai pelatih militer teroris. Dirinya juga berperan sebagai pemasok senjata. Setahun kemudian dia diadili. Pengadilan Negeri Depok memvonis enam tahun penjara kepada Sofyan. Lima tahun kemudian dirinya bebas. Kembali ke rumah berkumpul bersama keluarga.

Selama menjalani hukuman, Sofyan introspeksi. Banyak merenung. Memikirkan kembali jalan dipilih demi agama diyakininya. Dia tumbuh besar dari keluarga kepolisian. Ayah dan kakaknya merupakan anggota polisi dan dirinya sudah 13 tahun bergelut dalam beprofesi tersebut. Namun, tak jadi jaminan. Dirinya pernah terperosok dunia teroris Indonesia.

Selama di balik penjara, dirinya terus mendapat pendampingan petugas lapas. Terutama untuk menderadikalisasi. Tak jarang berbagai lembaga swadaya masyarakat (LSM) juga datang memberikan pendampingan.

Dari kondisinya ini, Sofyan berharap warga harus membuka diri dan merangkul keluarga pelaku. Ini bisa membantu deradikalilsasi. Sebab selama ini penanganan kasus terorisme hanya berkutat pada pencegahan dan penindakan. Seperti pembongkaran jaringan maupun penangkapan teroris masih hidup.

Sementara upaya rehabilitasi dan deradikalilsasi masih minim. Utamanya mengedukasi masyarakat. Bahkan dirinya merasa banyak pihak sengaja membuat sekat antara mantan teroris dengan masyarakat umum. Dengan cara menyebarkan isu untuk menolak dan mengucilkan mantan teroris hingga keluarganya.

Penderitaan dirasakan keluarganya membuka mata dan hati. Sofyan menyesal. Bergabung dengan kelompok teroris merupakan kesalahan besar. Tekadnya kini bulat. Meninggalkan semua. Namun, harus diakui bahwa dalam perjalanan hijrah begitu berat cobaan diterima. Bahkan mendapatkan beragam teror. Berasal dari kelompoknya sendiri di penjara.

Salah satunya dengan cara diracun. Sudah dua kali Sofyan hampir mati keracunan. Semua teror justru ulah kelompoknya di dalam penjara. Semua karena Sofyan dianggap pengkhianat. Dicap sebagai Taroju atau pengkhianat perjuangan. Justru tak membuat dirinya lemah. Tekadnya semakin kuat untuk hijrah.

"Mereka balik meneror saya. Saya dianggapnya Taroju, dianggapnya saya mengkhianati perjuangan. Tapi saya tidak peduli," tegas Sofyan.

Berbagai program deradikalisasi diikutinya. Salah satunya dari program LSM Aliansi Perdamaian Indonesia (AIDA). Semua dilakukan demi kembali menata hidup bersama anak-istrinya. Sayang, jalan barunya tak mulus. Status sebagai mantan napiter membuat ruang geraknya terbatas.

silaturahmi korban dan mantan napi terorisme

Silaturahmi korban dan mantan napi terorisme ©2018 Merdeka.com/Imam Buhori

Hal paling dirasakan adalah sulit mendapatkan pekerjaan. Cap mantan teroris menjadi beban. Tak ada perusahaan mau mempekerjakannya. Bahkan untuk mendaftarkan diri sebagai supir ojek online pun sempat ditolak. Dirinya harus mengurus Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK).

Sofyan mengaku masih menjalin komunikasi dengan para teroris. Tak jarang mendapat tawaran untuk kembali menjadi teroris. Tapi dia tak mau lagi terjerumus. Tawaran selalu ditolak. Justru setali tiga uang, momen itu juga dimanfaatkan Sofyan mengajak teman-temannya bertobat. Mengajak mereka hijrah.

"Jangan lagi ada yang operasi-operasi seperti ini. Ini sudah ditutup untuk tidak dilakukan lagi atas dalil apapun," pesan Sofyan pada teman-temannya.

Rasa bersalah pernah menjadi teroris terus menghantui. Terlebih saat bertemu dengan korban aksi teror. Padahal dirinya tak terlibat langsung dalam berbagai serangan teror. Namun, dirinya selalu meminta maaf atas nama kelompok kepada korban.

Sofyan siap menanggung risiko. Apapun akan dilakukan para korban, dirinya hanya pasrah. Sebab menyadari perbuatan pernah dilakukannya dulu salah. Caci maki dari korban atau keluarga korban harus terima dengan lapang dada. Dia berharap dengan luapan emosi, perasaan korban menjadi lega. Sehingga tak lagi menjadi kebencian berlarut-larut.

Salah satu korban teror bom JW Marriot 1, Fifi Norma Sari, mengaku sempat mengalami trauma. Akibat ledakan tahun 2003, dia harus menjalani perawatan hingga satu tahun. Dirinya juga mengalami goncangan psikologis. Pascakejadian, tak ada orang percaya. Selain keluarga, dia menganggap semua orang jahat. Hendak berbuat jahat pada dirinya.

Meski begitu, perlahan Fifi mulai membuka diri. Fifi sempat ragu saat sebuah undangan datang kepada dirinya. Undangan untuk bertemu dengan para mantan pelaku teror. Dirinya pun segera menghubungi psikolog dan meminta pendapat. "Setelah konsultasi, psikolog bilang kita memang harus mengobati jiwa selain fisik," ungkap Fifi.

Akhirnya, Fifi memberanikan diri untuk menemui para pelaku teror. Traumanya tak langsung hilang. Perlahan tapi pasti semua berjalan dengan baik. Dirinya bersyukur diberikan kekuatan untuk bisa menemui para mantan kombatan. Pertemuan ini justru mengobati trauma psikologis Fifi.

"Ini kan juga mengobati jiwa kita supaya memaafkan. Dengan memaafkan kita tidak ada lagi rasa dendam," ungkap Fifi.

(mdk/ang)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sakit Tak Berdarah, Bapak-Bapak ini Terima Kenyataan Pahit Istri Menikah Lagi saat Ditinggal Kerja
Sakit Tak Berdarah, Bapak-Bapak ini Terima Kenyataan Pahit Istri Menikah Lagi saat Ditinggal Kerja

Tengah mencari nafkah untuk keluarga, dirinya terkaget mendapat kenyataan pahit.

Baca Selengkapnya
Buntut Kesal Dicerai, Pria Ini Tusuk Sekeluarga Termasuk Mantan Istri Usai Salat
Buntut Kesal Dicerai, Pria Ini Tusuk Sekeluarga Termasuk Mantan Istri Usai Salat

Sebelum melakukan kekejian itu, pelaku diduga sengaja membeli pisau dapur.

Baca Selengkapnya
Terungkap Alasan Pria di Makassar Bakar Rumah Mertua
Terungkap Alasan Pria di Makassar Bakar Rumah Mertua

Pelaku selama menikah dengan istrinya, sering diusir dari rumah mertuanya tersebut.

Baca Selengkapnya
Curhat Istri Ditalak Suami Gara-Gara Cekcok dengan Mertua, Sang Mertua Suka Ikut Campur Rumah Tangganya
Curhat Istri Ditalak Suami Gara-Gara Cekcok dengan Mertua, Sang Mertua Suka Ikut Campur Rumah Tangganya

Wanita berhijab ini ditalak oleh suami karena terlibat cekcok dengan mertuanya. Hubungannya terpaksa harus berakhir dan kandas di tengah jalan.

Baca Selengkapnya
Kisah Sedih Pria Diselingkuhi Kekasih Padahal Gajinya Tiap Bulan Dikasih buat Modal Nikah, Endingnya Hidup Si Cewek Berantakan
Kisah Sedih Pria Diselingkuhi Kekasih Padahal Gajinya Tiap Bulan Dikasih buat Modal Nikah, Endingnya Hidup Si Cewek Berantakan

Berkhianat pada sang kekasih demi pria lain, hidup cewek ini berantakan.

Baca Selengkapnya
Sakit Hati Ditinggal Nikah saat Dipenjara, Pemuda Ini Bacok Mantan Pacar dengan Kapak
Sakit Hati Ditinggal Nikah saat Dipenjara, Pemuda Ini Bacok Mantan Pacar dengan Kapak

Usai menganiaya, pelaku langsung melarikan diri dengan membawa sepeda motor dan tas milik korban.

Baca Selengkapnya
Pinkan Mambo Kembali Cerai, Ini Sederet Momen Manis dengan Arya Khan yang Hanya Berusia Seumur Jagung
Pinkan Mambo Kembali Cerai, Ini Sederet Momen Manis dengan Arya Khan yang Hanya Berusia Seumur Jagung

Momen manis Pinkan Mambo bareng Arya Khan saat masih menikah dan kini hanya tinggal kenangan.

Baca Selengkapnya
Kesal Niat Rujuk Ditolak Mertua, Pria Langsung Tusuk Berkali-kali Mantan Istri yang Sedang Tidur
Kesal Niat Rujuk Ditolak Mertua, Pria Langsung Tusuk Berkali-kali Mantan Istri yang Sedang Tidur

Hasil pemeriksaan, pelaku merasa sakit hati kepada korban, hingga niat untuk membunuh.

Baca Selengkapnya
Pria di Majalengka Bakar Mobil dan Rumah Karena Ditolak Rujuk, Mantan Istri Sering Dapat Kekerasan
Pria di Majalengka Bakar Mobil dan Rumah Karena Ditolak Rujuk, Mantan Istri Sering Dapat Kekerasan

Pria di Majalengka Bakar Mobil dan Rumah Karena Ditolak Rujuk, Mantan Istri Sering Dapat Kekerasan

Baca Selengkapnya
Kepala Tertunduk, Fauzan Minta Maaf usai Mutilasi Wanita di Muara Baru Karena Sakit Hati Keluarga Dihina
Kepala Tertunduk, Fauzan Minta Maaf usai Mutilasi Wanita di Muara Baru Karena Sakit Hati Keluarga Dihina

Fauzan menyampaikan permohonan maaf atas tindakan membunuh dan memutilasi wanita di Muara Baru.

Baca Selengkapnya