Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Diperas negara tanpa perlindungan

Diperas negara tanpa perlindungan Gedung KJRI di Jeddah dibakar TKI. ©youtube.com

Merdeka.com - Jalan menuju desa di Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, itu tidak begitu rapih. Debu mengepul tebal saban roda kendaraan menggilas aspal berlubang bercampur batu kerikil.

Berada di pesisir utara Pulau Jawa, Indramayu dikenal cukup gersang. Kebanyakan pekerjaan penduduknya adalah petani atau buru serabutan. Namun Indramayu merupakan kantong terbesar pengirim tenaga kerja ke luar negeri.

Dari catatan Dinas Tenaga Kerja Indramayu, 12.958 orang dikirim bekerja ke negara lain pada 2010. Setahun kemudian, jumlahnya turun menjadi 12.870. Tahun lalu jumlah warga Indramayu bekerja ke negara lain melonjak di angka 18.872. "Kalau sekarang peminatnya lebih banyak ke Taiwan dan Hongkong," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja Indramayu Wawang Irawan saat ditemui merdeka.com Senin dua pekan lalu di kantornya.

Orang lain juga bertanya?

Dia menjelaskan banyaknya peminat bekerja di dua negara itu lantaran terjadi gejolak di Arab Saudi setelah tenaga kerja Indonesia (TKI) membakar kantor Konsulat Jendral Republik Indonesia di Kota Jeddah.

Jumlah fulus dikirim TKI ke tanah air tidak sedikit. Wawang mengungkapkan nilai Rp 600 miliar per tahun. Tapi dana buat melindungi mereka cuma Rp 25 juta tiap tahun. "APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) hanya menganggarkan Rp 25 juta untuk pemberdayaan," ujarnya.

Nurhadi dari Yayasan Tifa di Indramayu mengatakan sejauh ini pihaknya telah bekerja sama dengan berbagai elemen pemerintah dan masyarakat untuk memberdayakan TKI di Indramayu. Selama tahun lalu, pihaknya telah membuat 30 organisasi di tiap desa. Tujuannya memberi perlindungan terhadap TKI, termasuk pengelolaan keuangan, bantuan hukum, dan akses informasi.

"Selama 1,5 tahun kami telah melakukan pemberdayaan, di antaranya latihan kewirausahaan," tutur Nurhadi. Ada tiga kecamatan sebagai titik konsentrasi pemberdayaan karena penduduknya paling banyak menjadi TKI, yakni Juntinyuah, Balongan, dan Siliyeg.

Wawang menegaskan buat mengurangi persoalan TKi di luar negeri, mereka harus diberangkatkan secara sah. "Ini menjadi kata kunci untuk kami. Dokumennya juga harus resmi kami proses. Itu kami lakukan untuk mencegah terjadinya manipulasi data," katanya.

Dia mengakui perbedaan data statistik TKI di luar negeri begitu mencolok. Masih ada beberapa desa di Indramayu mengirim warganya dengan syarat seadanya. Contohnya memanipulasi usia padahal umur calon TKI itu belum memenuhi syarat.

"Hampir 98 persen wanita di sini (Indramayu) menjadi TKI disini," ujarnya. Dia mengimbau semua pihak terlibat dalam proses pengiriman TKI tidak memalsukan dokumen. "Kasus lain sulit kita deteksi adalah ketika keluarga melaporkan hilang kontak dengan anak atau saudaranya menjadi TKI." (mdk/fas)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ramai Perdagangan Orang Berkedok Tawaran Kerja di Luar Negeri, Pemkab Kediri Jamin Warganya Aman
Ramai Perdagangan Orang Berkedok Tawaran Kerja di Luar Negeri, Pemkab Kediri Jamin Warganya Aman

Pemkab Kediri jamin warganya aman dari kasus perdangan orang.

Baca Selengkapnya
Bareskrim Ungkap Jaringan Perdagangan Orang WNI di Malaysia: Kisah Mengerikan Terungkap!
Bareskrim Ungkap Jaringan Perdagangan Orang WNI di Malaysia: Kisah Mengerikan Terungkap!

Setelah korban bekerja sebulan, ia menerima upah yang tak sesuai dengan kesepakatan awal.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Wapres Ma'ruf Tegas Ingatkan TKI Ilegal Tak Akan Dapat Perlindungan Pemerintah
VIDEO: Wapres Ma'ruf Tegas Ingatkan TKI Ilegal Tak Akan Dapat Perlindungan Pemerintah

Wapres Ma'ruf mengingatkan agar masyarakat yang ingin bekerja di luar negeri, melalui jalur resmi.

Baca Selengkapnya
Kemnaker Ungkap Masih Banyak Pekerja Imigran Belum jadi Peserta BPJS Ketenagakerjaan
Kemnaker Ungkap Masih Banyak Pekerja Imigran Belum jadi Peserta BPJS Ketenagakerjaan

jumlah pekerja migran yang tercatat di Persaruan Emirat Arab mencapai 87 ribu orang. Namun yang sudah menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan hanya 1.368 orang.

Baca Selengkapnya
Berjuang Demi Bertahan Hidup, Ini Kisah Pilu dari Kampung Miskin di Brebes
Berjuang Demi Bertahan Hidup, Ini Kisah Pilu dari Kampung Miskin di Brebes

Sehari-hari, mereka bekerja sebagai buruh tani. Penghasilan harian kecil kadang tak dapat sama sekali

Baca Selengkapnya
69 Warga Karawang Hilang Kontak dan Disiksa saat Kerja di Luar Negeri
69 Warga Karawang Hilang Kontak dan Disiksa saat Kerja di Luar Negeri

Kasus PMI Non Prosedural ini kerap terjadi karena iming-iming keberangkatan yang mudah, tidak membutuhkan pelatihan dan kompetensi bidang.

Baca Selengkapnya
Honorer Bakal Dihapus Tahun Depan, Ini Daftar Gaji Honorer Satpam Hingga Petugas Kebersihan
Honorer Bakal Dihapus Tahun Depan, Ini Daftar Gaji Honorer Satpam Hingga Petugas Kebersihan

Pemerintah melarang adanya rekrutmen tenaga honorer mulai tahun depan.

Baca Selengkapnya
Belasan Warga Sukabumi jadi Korban TPPO di Myanmar, Diimingi Gaji Rp35 Juta/Bulan
Belasan Warga Sukabumi jadi Korban TPPO di Myanmar, Diimingi Gaji Rp35 Juta/Bulan

11 warga Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat yang menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Myanmar

Baca Selengkapnya
Miris Nasib Buruh Nikel di Morowali
Miris Nasib Buruh Nikel di Morowali

Temuan Rasamala Hijau dan Trend Asia mengungkap mirisnya hidup buruh di Proyek Strategis Nasional.

Baca Selengkapnya
Anggota DPR Ungkap Tenaga Kesehatan yang Kerja Hanya 292 Ribu, 1 Juta Lebih Masih Menganggur
Anggota DPR Ungkap Tenaga Kesehatan yang Kerja Hanya 292 Ribu, 1 Juta Lebih Masih Menganggur

ian juga menyoroti persoalan pendistribusian tenaga kesehatan.

Baca Selengkapnya
Dedi Mulyadi  Melongo Medengar Anggaran Kesehatan Lapas Setahun Rp41 Juta Untuk 445 Napi
Dedi Mulyadi Melongo Medengar Anggaran Kesehatan Lapas Setahun Rp41 Juta Untuk 445 Napi

Dedi mendapat kesempatan bertemu dengan Kalapas IIB Purwakarta dan terkejut saat tahu anggaran kesehatan dari negara untuk ratusan napi.

Baca Selengkapnya
Gaji Dua Digit di Jepang, Pria Ini Rela Jadi Tukang Bangunan di Kampung Halamannya 'Susah Untuk Berkembang'
Gaji Dua Digit di Jepang, Pria Ini Rela Jadi Tukang Bangunan di Kampung Halamannya 'Susah Untuk Berkembang'

Keluh kesah pria eks TKI Jepang yang kini rela bekerja di kampung halaman sebagai tukang bangunan.

Baca Selengkapnya