Dirut BTN Haru Koesmahargyo: Kita Harus Tangguh dan Tumbuh
Merdeka.com - Pemerintah telah melakukan berbagai macam upaya untuk keluar dari Pandemi. Mulai dari penyaluran bantuan sosial, vaksinasi Covid-19 hingga pemberian insentif. Semua sektor harus tangguh melawan pandemi, dengan berbagai macam inovasi. Termasuk di sektor perbankan.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) membuktikan diri. Tetap berdiri tegak di tengah gelombang pandemi yang menghantam sendi-sendi ekonomi. Di tengah keberhasilannya dalam menjalankan bisnis, BTN tak lupa memperhatikan kondisi nasabah dan masyarakat pada umumnya. Berbagai kebijakan dan terobosan dikeluarkan. Bentuk kepedulian terhadap nasabah dan masyarakat.
"Semua kita lakukan dengan semangat bahwa masyarakat kita bisa bertahan. Ini penting kita lakukan untuk perbankan karena mereka nasabah atau calon nasabah. Kalau mereka kuat mereka tangguh kita ikut tangguh dan tumbuh," kata Dirut BTN Haru Koesmahargyo saat berbincang dengan merdeka.com beberapa waktu lalu.
-
Bagaimana BNI menghadapi krisis? BNI terbukti tangguh dalam menghadapi krisis yang terjadi di tahun 1998, 2005, 2008, dan 2020. BNI melakukan berbagai transformasi bisnis digital untuk tetap bisa mengerek kinerja keuangan, salah satunya dengan membangun ekosistem digital nelayan.
-
Bagaimana BRI tetap tumbuh positif di tengah tantangan? Terkait pencapaian tersebut, Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan BRI berhasil menjaga kinerja positif dan terus bertumbuh di tengah kondisi ekonomi yang menantang di tengah tantangan pandemi Covid-19. Hal tersebut, lanjut dia, menunjukkan bahwa BRI berhasil memberi makna kepada seluruh stakeholders-nya melalui penciptaan economic dan social value.
-
Bagaimana BNI menjamin kualitas kredit? Hal ini berdampak baik pada penjagaan kualitas kredit BNI khususnya yang masih terus menjaga keseimbangan pada pertumbuhan kredit dan implementasi prinsip kehati-hatian.
-
Apa yang BNI tingkatkan? PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp97.9 triliun di September 2023 kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
-
Apa yang BNI lakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi? BNI terus berupaya menjadi katalisator pertumbuhan perekonomian Indonesia melalui agenda transformasi yang dijalankan secara komprehensif dan tetap relevan dengan kebutuhan nasabah.
-
Bagaimana BRI mengelola resiko di tengah pemulihan? Kendati demikian untuk memperkuat kondisi yang semakin membaik, pihaknya menerapkan strategi konservatif dengan mengalokasikan dana pencadangan yang lebih dari memadai sebagai salah satu mitigasi risiko.
Simak wawancara khusus jurnalis merdeka.com Idris Rusadi Putra dengan Dirut BTN Haru Koesmahargyo berikut ini:
Pemerintah menetapkan tahun ini sebagai tahun kebangkitan dari Pandemi. Bagaimana BTN memaknai ini dalam kerangka kebangkitan ekonomi khususnya di sektor keuangan?
Kita sudah hampir satu tahun setengah dalam pandemi. Kita melihat bahwa masyarakat kita itu tangguh. Salah satunya karena dukungan pemerintah memberi bantuan, berbagai bantuan bansos, PKH, Program PEN. Sektor riil juga ada stimulus. Perbankan juga demikian.
BTN fokus pada perumahan, di mana sektor ini merupakan kebutuhan primer .Kondisi covid-19 atau tidak, kebutuhan dasar itu tetap ada. Sekarang bagaimana BTN mendorong pemenuhan kebutuhan pembiayaannya.
Alhamdulillah sampai Juni 2021 kredit BTN tumbuh 5,6 persen year on year (YOY). Salah satu bank dengan pertumbuhan tertinggi di atas rata rata sektor industri perbankan yang hanya 0,5 persen. Jadi kita mampu tetap tumbuh dengan kondisi keterbatasan PPKM.
BTN fleksibel. Harus bisa tetap memberikan pelayanan. Ada banyak cara, sekarang kita sudah memiliki mobile banking, sehingga nasabah tidak harus datang ke bank dan itu kita sudah miliki jauh sebelumnya. Sekarang sangat terasa dampaknya. Mereka bisa melakukan transaksi, cek saldo, transfer, pembayaran.
Sekarang juga pameran properti online, kita memiliki informasi mengenai rumah tersedia kerja sama dengan developer sehingga calon pembeli bisa akses dan melihat rumah mana yang menarik menjadi salah satu rumah yang ingin dibeli nasabah kita. Sekaligus mengajukan KPR membeli secara kredit.
Berikutnya juga kita memperhatikan kondisi nasabah. Tidak bisa dipungkiri nasabah mengalami masalah karena covid-19. Misalnya kalau mereka memiliki usaha, ada perlambatan, penurunan permintaan atau tutup dan sebagainya. Tentu itu akan menyebabkan revenue menurun.
Terhadap nasabah tersebut kita punya solusi berikan restrukturisasi punya waktu mengatur kewajiban. Perpajangan jangka waktu, penundaan pokok dan bahkan penurunan suku bunga. Itu semua kita lakukan untuk mereka tetap tangguh. Ketika mereka sudah melewati Covid-19 ini, mereka bisa aktif kembali melanjutkan usahanya. Kita tak ingin mereka terpuruk di tengah pandemi. Kita harus memahami kebutuhan tersebut. Kita banyak sekali melakukan restrukturisasi. Total sampai juni sudah Rp58 triliun. Mereka punya waktu dengan diberikan keringanan bisa melaksanakan kewajibannya.
BTN sendiri harus tangguh bertahan, kita juga melakukan program vaksin untuk pekerja dan keluarga secara bertahap. Agar mereka mampu aktif bekerja untuk bisa menjalankan operasional bank BTN. Ke depan kita yakin ekonomi Indonesia akan pulih. Pandemi covid-19 bisa diatasi dan berlalu. Kita optimis tahun depan jauh lebih dari sekarang.
Peran digitalisasi semakin penting di masa pandemi. Termasuk sektor perbankan. BTN mencatat transaksi digital mencapai 96 persen. Apa kelebihan sistem digital yang dimiliki BTN sehingga memudahkan nasabah tetap mendapatkan layanan terbaik meski terbatas aktivitas karena pandemi?
Pandemi ini mempengaruhi semua industri termasuk perbankan. Untungnya perbankan di Indonesia termasuk BTN menyiapkan diri sebaik-baiknya. Dengan menyediakan transaksi tak harus datang ke kantor. Kita sudah lakukan sebelumnya. Perlunya bank adaptif perubahan eksternal. Demand dari nasabah harus kita perhatikan. Mereka tentu dengan kondisi saat ini memiliki keterbatasan, maka sekarang kita bisa buktikan dengan go-digital banking, aktivitas perbankan mereka tetap berjalan.
Di luar itu juga masih ada lagi, kita melayani pembelian rumah dengan kredit, dan yang membutuhkan akad kita bisa layani secara on the go, drive thru. Bahwa covid-19 ini tidak menghambat aktivitas kita.
Saya kira masih banyak lagi inovasi lain yang semua tujuannya, bagaimana kita memenuhi kebutuhan nasabah yang selalu berubah. Baik karena keinginan mereka sendiri, maupun karena kondisi eksternal. Alhamdulillah digitalisasi sudah berjalan. Dan kalau tidak lakukan kita tertinggal.
Laporan Bank Indonesia, Dana Pihak Ketiga (DPK) di perbankan naik selama Pandemi. Rata-rata 15 persen. BTN justru tumbuh hingga 41 persen. Apakah ini bisa disebut sebagai hasil positif dari strategi BTN menghadapi masa pandemi?
Kalau bank itu mengelola asset liability, karena memang bisnis bank itu menyalurkan dana masyarakat yang dititipkan . Kita harus mengatur bahwa jumlah tersebut cukup dengan permintaan nasabah, baik permintaan kepada debitur maupun permintaan kepada penabung yang ingin menarik uangnya. Itu harus kita atur betul.
Di tahun-tahun sebelumnya, memang BTN ini memiliki LDR (Loan to Deposit Ratio) yang tinggi. LDR itu adalah rasio antara kredit terhadap deposit kisarannya waktu itu mungkin 110-116. Sesuai dengan kesehatan bank, LDR 110 atau lebih itu kondisi yang tidak ideal bahkan mungkin agak berisiko kalau saya bilang. Maka kita coba turunkan kan agar hasilnya itu lebih ideal jadi kita sesuaikan kita harus tambah dana masyarakat.
Upayanya adalah tentu kita mendorong kantor-kantor cabang kita untuk lebih aktif mencari dana dana masyarakat terutama ritel menghasilkan casa atau dana murah. Kita harus membenahi kantor cabang ini jadi outlet yang sifatnya lebih service atau sales, ini adalah transformasi di Bank BTN untuk mengubah outlet sales dan service.
Maka dampaknya kita sentralisasi aktivitas office seperti laporan pengadaan human capital dan lain-lain termasuk juga proses kredit. Proses kredit nantinya tidak lagi dilakukan masing-masing cabang. Mereka tetap menerima tapi proses terpusat. Dengan demikian, maka cabang itu akan fokus pada servis dan tidak lagi mengerjakan operasional. Itu adalah salah satu upaya kita dan itu muncul dari pertumbuhan dana pihak ketiga. Sehingga dana pihak ketiga itu tumbuh LDR-nya menjadi ideal menjadi diangkat 90-an persen.
Terlebih lagi karena dana murah yang diambil maka cost of fund juga bisa turun. Maka tentu biaya akan murah, bunga yang kita bebankan kepada debitur juga turun nanti ini akan memperbaiki istilahnya kualitas layanan dan juga harga lebih murah dan tentu dengan adanya harga lebih murah maka diharapkan akan lebih banyak lagi nasabah yang ngambil kreditnya di BTN. Kita akan lebih selektif sehingga nanti kualitas kreditnya juga lebih baik dan NPL (non performing loan) lebih rendah.
Tingginya pertumbuhan DPK tidak lepas dari program BTN Solusi. Bisa diceritakan bagaimana inovasi ini lahir dan diterima dengan baik oleh nasabah?
BTN solusi adalah sebuah program yang intinya menggabungkan semua layanan ke nasabah terutama institusi. Ada perusahaan, ada institusi pendidikan atau semua badan usaha yang tentu memiliki jaringan kerja mereka punya cabang, mereka punya karyawan, mereka punya kebutuhan untuk layanan keuangan. Ini kita berikan dalam satu bentuk BTN solusi.
Kalau mereka ingin transaksi keuangan antar mereka kita bisa berikan layanan itu, mereka bisa pilih banyak akses untuk itu. Ketika punya karyawan mereka bisa mempercayakan pembayaran gaji lewat BTN. Sehingga memudahkan untuk kontrol keuangan.
Ketika mereka memberikan kesempatan karyawan untuk mengambil KPR itu akan lebih mudah buat mereka. Dan kami mendapat benefit karena transaksi keuangan lewat BTN. Dan kita mendapatkan dana operasional mereka yang sifatnya transaksi, maka itu akan memberikan dana murah dan berikan fee untuk BTN.
Dengan demikian kita mendapatkan dana murah kedua mendapatkan fee dari nasabah BTN solusi. Dan mereka terbantu karena transaksi keuangan lebih mudah lebih tersentralisasi, lebih aman dan cepat.
Sudah berapa perusahaan atau institusi ikut layanan BTN Solusi?
Jumlahnya tidak hafal persis tapi ini memang program kita dorong semua kantor cabang untuk aktif menawarkan program ini. Kantor pusat juga aktif melakukan hal sama untuk kerja sama dengan nasabah nasabah kita. Jadi BUMN, swasta bahkan non badan usaha juga. Intinya membutuhkan layanan, kita layani.
Apakah daerah siap dengan perbankan digital?
Jadi sebenarnya masyarakat Indonesia secara umum adaptif dengan teknologi. Kita tahu fakta mereka gunakan HP sudah sangat banyak. Saya kira kita terdepan dan tidak ketinggalan. Jadi kesiapan mereka menerima digital tinggi. Sebagian masyarakat punya HP tetapi belum smartphone belum bisa melakukan transaksi. Tapi kecepatan adaptasi mereka sangat tinggi. Itu mereka sangat open terhadap aplikasi digital. Ada sebagian belum karena mungkin di lokasi tersebut akses kurang atau mungkin pemahaman terhadap digital belum banyak. Untuk ini kita tetap siapkan layanan on side bisa lewat kantor.
BTN mengurangi atau menutup beberapa kantor cabang, bisa jelaskan alasannya?
Pengurangan itu bukan berarti mengurangi layanan, tapi kita relokasi dan melakukan upgrade dan kita lakukan on side dengan kerja sama. Untuk layanan kita libatkan nasabah kita sendiri sebagai agen untuk mengatasnamakan BTN untuk tarik tunai, transfer dan lain lain. Agen ini kita sebut agen Batara yang tetap bisa melayani kebutuhan nasabah.
Kita juga bekerja sama dengan institusi seperti PT Pos Indonesia, pos ini punya jaringan banyak dibandingkan BTN. Dia bahkan buka Sabtu dan Minggu. Kalau di kantor pos ada logo BTN. Sehingga mereka belum askes digital mereka bisa lewat kantor pos. Penutupan kantor untuk efektivitas.
Apakah tetap ada pembukaan cabang baru?
Tetap ada. Kita buka pada prinsipnya kita follow customer. BTN itu adalah bank fokus perumahan. Di mana ada hunian dibangun pasti membutuhkan pembiayaan. Dan kita BTN tentu akan ke situ, kalau belum ada kita buka. Kalau ada pemekaran daerah, terutama di luar Jawa kita ikutin. Jadi pada prinsipnya di mana ada kebutuhan di situ kita hadir. Baik kantor fisik atau dengan agen dan kerja sama dengan institusi lain.
Salah satu peran BTN mendukung kerja pemerintah menghadapi Pandemi adalah ikut serta dalam penyaluran bansos dan PKH. Bisa diceritakan bagaimana pemerintah bekerja sama dengan himbara (khususnya BTN) dalam menyukseskan program ini?
Program ini krusial, program ini penting memperkuat daya tahan masyarakat Indonesia. Ketika terdampak Covid mereka harus tinggal di rumah. Mungkin menutup sementara menutup usaha itu demi mencegah penyebaran covid-19. Pemerintah penting membuat mereka bertahan.
Bantuan ini sebagian besar melibatkan bank. Bank punya jaringan, institusi keuangan di mana kita bisa menyelenggarakan transaksi pembayaran. Kita bisa menerima pembukaan rekening. Bank memang sarana yang tepat untuk penyaluran itu. Bahkan dengan bansos non tunai dilakukan perbankan. Kita bisa mengkreditkan transfer saldo di kartu keluarga penerima manfaat transaksi di e-waroeng atau warung elektronik. Kebutuhan sehari hari bisa beras, gula minyak goreng jadi mereka datang dan menggesek kartunya untuk mendapatkan apa mereka beli.
Itu dilakukan perbankan termasuk BTN. Sampai pertengahan Juli 2021, BTN sudah menyalurkan program bansos dan PKH. Selain itu kita berpartisipasi dalam pemulihan ekonomi nasional. Kita salurkan dana PEN sebesar Rp8,9 triliun, subsidi bunga kita sudah salurkan Rp2,49 triliun kepada 2,1 juta nasabah. PMK 71 program penjaminan UMKM kita salurkan Rp541 miliar kepada 297 debitur.
Semua kita lakukan dengan semangat bahwa masyarakat kita bisa bertahan. Ini penting kita lakukan. Sebenarnya untuk mereka ketahanan nasional bangsa Indonesia juga untuk perbankan karena mereka nasabah atau calon nasabah. Kalau mereka kuat mereka tangguh kita akan ikut tangguh dan tumbuh.
BTN berpartisipasi juga dalam penyaluran dana PEN, maupun bansos dan PKH. Tentu dengan menyesuaikan jumlah jaringan sebanyak 78 kantor cabang konvensional dan 25 syariah. Di bawah itu kecil kecil kantor cabang pembantu terlalu kecil. Tapi intinya cabang tadi punya sarana pegawai karyawan bisa mendukung kita akan dukung program ini.
Apa kendala ditemui BTN dalam penyaluran dana bansos?
Bank punya aturan karena kita diawasi OJK, ada regulator di bidang pengawasan perbankan ada moneter payment di BI dan lain lain. Jadi kita salurkan semaksimal mungkin dengan tetap mengikuti kaidah dan aturan berlaku. Bahwa kami perlu tahu data nasabah yang akan membuka rekening dan menerima bantuan. Supaya amanah yang diberikan kepada bank tersalurkan ke orang yang memang berhak. Ini penting.
Kadang-kadang data ini menjadi isu ketika data lengkap tidak bisa kami peroleh. Ini mungkin disebut kendala seperti itu, karena kami tentu tidak mungkin membayarkan data nasabah yang benar sesuai daftar yang diberikan oleh pemerintah. Karena kami pegang amanah itu. Kita pastikan dulu data lengkap mungkin butuh proses akan panjang. Tapi overall sudah tersalur sebenarnya. Untuk PKH kita sudah kreditkan ke rekening penerima 100 persen karena datanya sudah benar.
Untuk bansos sudah kita kreditkan ke masing-masing saldo e-wallet mereka walaupun belum dibelanjakan. Tapi Alhamdulliah sudah kita salurkan semua. Tapi mereka datanya belum lengkap bantuan dari pemerintah kita akan kembalikan sambil menunggu kelengkapan data.
Sebagai salah satu pemain utama di sektor KPR, bagaimana BTN melihat masa depan properti di tengah upaya kita bangkit dari pandemi?
Posisi sektor ekonomi perumahan, properti, kalau kita perhatikan pertumbuhannya, ini merupakan sektor yang saya bilang tangguh. Di kala pandemi, pertumbuhannya tetap positif. Hanya sedikit sektor industri positif selama pandemi. Ini membuktikan kebutuhan besar terhadap perumahan belum semua terpenuhi dari sisi demand.
Pertumbuhan demand dan suplai ini harus ketemu. Maka berbagai macam pihak berupaya semaksimal mungkin titik temu bisa kita capai lebih cepat. Misalnya sisi suplai, rumah MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah), pemerintah memberikan subsidi kepada nasabah kepada masyarakat yang memenuhi persyaratan. Ada syarat penghasilan maksimum misalnya. FLPP disalurkan BTN dan bank lain. Kita lakukan untuk bisa mendorong demand. Mereka butuh rumah sederhana belum semua mampu. Makanya dibantu subsidi akan mendorong demand karena masyarakat tertarik untuk membeli.
BTN melihat potensi properti sangat besar dan kami tetap optimis selama pandemi akan tetap tumbuh. Dan ternyata sektor properti sensitif dalam arti pengaruhnya terhadap sektor subsektor lain. Kalau adanya pertumbuhan perumahan, maka itu akan mendorong sektor sektor lain.
Kita bayangkan developer bangun rumah, mempekerjakan pekerja bangunan membutuhkan bahan baku semen batu bata dan lain lain. Membutuhkan transportasi juga dan akan mendorong jasa jasa lain seperti notaris dan lainnya.
Lebih hebat lagi, 90 persen itu pembangunan dari bahan dalam negeri, lokal kontennya tinggi. Sektor perumahan itu tangguh dan menjadi dorongan sektor lain. Kalau ditanya sektor perumahan, saya optimis sektor ini tangguh di masa pandemi dan makin tumbuh cepat. BTN siap mendukung untuk tumbuhnya sektor perumahan.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BTN menerapkan kerangka kerja untuk tata kelola (governance), risiko (risk), dan kepatuhan (compliance) atau GRC Framework secara komprehensif di semua lini.
Baca SelengkapnyaPeningkatan tersebut terutama disalurkan kepada BUMN yang menjalankan fungsi strategis bagi negara seperti PLN, Pertamina, dan BULOG.
Baca SelengkapnyaBTN terus bertransformasi di sisi transaksi elektronik untuk meningkatkan dana murah.
Baca SelengkapnyaPenyaluran kredit BTN per Agustus naik 13,05 persen secara tahunan.
Baca SelengkapnyaLogo baru BTN memiliki font atau bentuk tulisan yang menyimbolkan optimisme, dengan rancangan konstruksi yang berani dan dinamis.
Baca SelengkapnyaTercatat, aset BTN naik dari Rp361,20 triliun pada 2020 menjadi Rp455,60 triliun pada semester I-2024.
Baca SelengkapnyaDengan bonus demografi yang tengah dimiliki Indonesia serta keharusan Indonesia segerakeluar dari middle income trap.
Baca SelengkapnyaDi tengah naiknya risiko ekonomi global, BNI mengambil langkah prudent dengan membangun likuiditas yang kuat.
Baca SelengkapnyaDengan industri pembiayaan perumahan yang tumbuh positif, maka akan turut menopang perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaBank BTN terus melakukan elaborasi bisnis pembiayaan, yang sebelumnya hanya fokus pada pembiayaan rumah pertama.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan kredit dan pembiayaan BTN hingga akhir Agustus 2024 mencapai 13,05 persen year-on-year (yoy) menjadi Rp355,2 triliun.
Baca SelengkapnyaKegiatan ini menjadi komitmen Kementerian BUMN untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan perkembangan tren bisnis baru.
Baca Selengkapnya