Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Eutanasia & kasus Aruna Shanbaug yang koma 42 tahun

Eutanasia & kasus Aruna Shanbaug yang koma 42 tahun Aruna Shanbaug. ©istimewa

Merdeka.com - Salah satu kasus pengajuan eutanasia paling miris pernah terjadi di India. Kasus ini menimpa seorang perawat, Aruna Ramchandra Shanbaug yang koma selama 42 tahun. Aruna koma setelah mendapat serangan seksual. Kasus Aruna Shanbaug sangat mendunia karena sangat miris dan menyayat hati.

Aruna Shanbaug akhirnya meninggal dunia pada Senin 18 Mei 2015. Aruna meninggal dunia akibat serangan jantung menyusul pneumonia yang dideritanya setelah 42 tahun koma. Kepala medis di Rumah Sakil King Edward Memorial (KEM), Mumbai, dr Ahmad Pazare mengatakan kondisi wanita 68 tahun itu sempat membaik sebelum akhirnya mendadak serangan jantung.

"Dia mulai pulih dan kondisi medisnya membaik. Hari ini dia mengalami serangan jantung mendadak dan tidak bisa diselamatkan," kata Pazare dikutip dari Indian Express.

Aruna seorang suster asal India kelahiran 1 Juni 1948. Aruna tidak pernah sadar alias koma setelah mengalami kekerasan seksual. Dia disodomi secara brutal pada tahun 1973. Badannya kurus kering dan hanya tinggal kulit pembalut tulang. Wajahnya yang dulu cantik dengan rambut ikal yang panjang menjadi memelas dan sangat miris.

aruna shanbaug

Aruna Shanbaug ©istimewa

Penderitaan Aruna bermula pada, Selasa 27 November 1973. Aruna yang kala itu masih berusia 25 tahun bekerja sebagai perawat junior di King Edward Memorial Hospital Parel Mumbai India. Dia diserang oleh Sohanlal Bhartha Walmiki di basement Rumah Sakit, Aruna diikat dan dilakukan kekerasan seksual secara brutal. Setelah kejadian, Aruna ditinggal begitu saja dalam keadaan tidak sadarkan diri. Setelah sebelas jam dari kejadian dia baru ditemukan dalam keadaan sangat mengenaskan.

Aruna mengalami kebutaan dan otaknya rusak sehingga koma. Karena penderitaan yang begitu lama teman Aruna (Pinki Virani) mengajukan eutanasia kepada Mahkamah Agung India pada tanggal 24 Januari 2011. Saat itu Aruna sudah koma selama 37 tahun. Pada 7 Maret 2011 pengadilan menolak permohonan eutanasia untuk Aruna.

Hukum di India tidak memperbolehkan eutanasia. Terlebih, pihak rumah sakit mengungkapkan bahwa Aruna masih bisa menerima makanan dan merespons lewat ekspresi wajah. Kadang dia membuat suara-suara.

Meski permohonan eutanasia Aruna ditolak, masalah suntik mati itu menjadi perbincangan seantero India. Pro dan kontra eutanasia bagi Aruna menjadi pembahasan banyak orang. Namun akhirnya Mahkamah Agung memutuskan bahwa alat penyokong kehidupan kepada pasien yang sakit parah bisa dilepas. Tetapi syaratnya harus diajukan keluarga dan disupervisi dokter serta pihak pengadilan. Itulah tonggak pertama eutanasia pasif di India.

Namun lahirnya aturan hukum tersebut tidak lantas membuat Aruna bisa meninggal dengan tenang. Pengadilan tidak memperbolehkan alat penyokong kehidupan Aruna dihentikan. Sebab, Virani yang mengajukan eutanasia tidak mempunyai ikatan darah dengan Aruna. Virani bukan keluarga Aruna.

aruna shanbaug

Aruna Shanbaug ©istimewa

Yang membuat miris, Walmiki tidak pernah ditahan atas kasus pemerkosaan. Saat itu, dalam hukum di India, sodomi tidak termasuk dalam pemerkosaan. Dia hanya dihukum atas tudingan perampokan dan percobaan pembunuhan. Walmiki bebas setelah menjalani hukuman tujuh tahun penjara.

Kasus perkosaan memang menjadi momok di India. Dan India lagi-lagi menjadi sorotan dunia setelah perkosaan seorang wanita di atas bus di Delhi tahun 2012 lalu yang menewaskan korbannya. Kasus ini disusul beberapa kasus lainnya memicu kemarahan warga yang memaksa pemerintah menerapkan hukuman mati bagi pelaku perkosaan.

Juli 2014, Biro Pencatatan Kriminal Nasional India, NCRB, mencatat setiap harinya 83 wanita diperkosa di negara itu. New Delhi bahkan dijuluki sebagai 'ibu kota pemerkosaan di dunia'. Menurut Biro Catatan Kriminal Nasional India, ada 309.546 kejahatan terhadap wanita yang dilaporkan ke polisi pada tahun 2013, naik dari 244.270 kasus di tahun sebelumnya. (mdk/hhw)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Seorang Pria di India Tiba-tiba Terbangun saat akan Dikremasi
Seorang Pria di India Tiba-tiba Terbangun saat akan Dikremasi

Seorang pria India ditemukan hidup kembali saat hendak dikremasi setelah sebelumnya dinyatakan meninggal di rumah sakit. Dokter diselidiki atas kelalaian.

Baca Selengkapnya
Ibunda Beberkan Bullying Dialami dr Aulia Berujung Kematian: Dibentak Saat Sakit Hingga Tugas Nyaris 24 Jam
Ibunda Beberkan Bullying Dialami dr Aulia Berujung Kematian: Dibentak Saat Sakit Hingga Tugas Nyaris 24 Jam

Dia sempat meminta ke kaprodi agar anaknya bisa dilakukan lebih manusiawi, tetapi jawaban didapat tindakan itu untuk melatih mental.

Baca Selengkapnya
Elma Theana Ungkap Kondisi Penyakit Mendiang Ibunya Sebelum Meninggal Dunia
Elma Theana Ungkap Kondisi Penyakit Mendiang Ibunya Sebelum Meninggal Dunia

Elma Theana mengatakan, sepekan sang ibu dirawat di ICU, diputuskan dilakukan operasi.

Baca Selengkapnya
Kronologi Bocah di Bekasi Diduga Korban Malapraktik Meninggal Dunia Usai Operasi Amandel
Kronologi Bocah di Bekasi Diduga Korban Malapraktik Meninggal Dunia Usai Operasi Amandel

Seorang bocah meninggal dunia diduga korban malapraktik usai menjalani operasi amandel di Rumah Sakit Kartika Husada, Jatiasih, Kota Bekasi

Baca Selengkapnya
Ibunda dr Aulia: Di PPDS Dididik dengan Kata Kasar, Anak Saya Jadi Ketakutan
Ibunda dr Aulia: Di PPDS Dididik dengan Kata Kasar, Anak Saya Jadi Ketakutan

Nuzmatun menjelaskan, kondisi Aulia Risma kala itu sangat mengantuk, membuatnya terjatuh ke selokan hingga harus menjalani operasi.

Baca Selengkapnya
Menkes Sebut Hasil Investigasi Penyebab Kematian Dokter Muda Undip Diumumkan Pekan Ini
Menkes Sebut Hasil Investigasi Penyebab Kematian Dokter Muda Undip Diumumkan Pekan Ini

Dugaan sementara, ARL yang merupakan peserta didik PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis) di RSUP Dr Kariadi Semarang bunuh diri akibat dibully senior.

Baca Selengkapnya