Gelap gulita akibat diabetes dan gaya hidup
Merdeka.com - Tanggal 18 Mei 2016 menjadi hari terakhir bagi Cheta Nilawaty, seorang wartawati salah satu media nasional dapat melihat dengan jelas keindahan semesta. Mata kirinya hanya bisa melihat secara samar-samar, sedangkan mata kanan tak bisa melihat sama sekali.
Perempuan berkulit putih itu divonis dokter mengidap retinopati diabetik proliferatif (PDR). Penyakit tersebut diakibatkan dari diabetes. Cheta terkena diabetes sejak tahun 2004 saat masih duduk di bangku kuliah. Penyakit itu dia derita melalui garis keturunan dari sang ibu.
Saat ditemui merdeka.com, dengan ramah Cheta menceritakan awal mula dia mengetahui terkena diabetes. Menurutnya, kala kuliah hasil tes gula darah mencapai 208 mg/dL. Sedangkan ukuran normal biasanya hanya 120 mg/dL. Dari sana dirinya mulai olahraga dan diet tanpa minum obat. Cheta mengaku saat SMA merupakan atlet takewondo yang dirasa akan jauh dari berbagai penyakit terlebih diabetes.
-
Apa arti mata kedutan sebelah kanan? Mata kedutan sebelah kanan kerap dikaitkan sebagai sebuah tanda keberuntungan.
-
Apa arti mata kedutan sebelah kiri atas? Menurut primbon Jawa, kedutan mata kiri atas dapat diartikan sebagai pertanda akan mendapat kabar baik.
-
Kenapa mata sebelah kiri atas kedutan? Kedutan mata terjadi ketika otot-otot di sekitar mata berkontraksi secara tidak teratur dan tidak terkendali.
-
Apa artinya mata kiri atas kedutan? Primbon Jawa menyatakan bahwa kedutan di sudut mata kiri atas bisa menjadi pertanda akan adanya suatu hal yang baik.
-
Apa arti kedutan mata kiri atas? Arti kedutan mata kiri atas yang pertama, sering dikaitkan dengan suatu peruntungan. Orang yang mengalami kedutan mata kiri atas bisa jadi akan mendapatkan keuntungan atau rezeki yang tidak terduga.
-
Apa artinya kedutan mata kiri atas? Arti kedutan mata kiri atas ini juga dianggap sebagai pertanda baik. Menurut primbon Jawa, kejadian ini dapat diartikan seseorang akan bertemu dengan sanak saudara jauh yang telah lama berpisah.
Beberapa tahun berlalu, hingga akhirnya pada tahun 2012 anak tunggal tersebut kembali periksa gula darah. Tak disangka, kali ini hasilnya hingga 275 mg/dL. Mengetahui kondisinya tersebut dia kemudian rajin minum obat diabetes. Namun, Cheta tidak melakukan diet terhadap makanan. Apalagi saat itu dirinya ditugaskan sebagai reporter bidang kuliner yang tak bisa menghindari berbagai macam makanan.
Hal aneh mulai terasa pada Februari 2016. Cheta merasa melihat ada bulatan-bulatan atau floaters di bola mata sebelah kanan. Kata dia, floaters tersebut selalu mengikuti arah penglihatannya.
"Waktu itu saya diemin karena dikucek aja menurut saya bakal hilang. Saya nggak tahu itu pertanda awal retina mulai rusak," kata Cheta di kediamannya di Sawangan Depok, Senin (7/11).
Setelah itu, Cheta tetap beraktivitas seperti biasanya. Dia memang orang yang pekerja keras dan selalu semangat menuntaskan pekerjaannya, apalagi jika sudah dikejar deadline. Bahkan, dia menilai kondisinya itu akibat berlebihan di depan komputer. Belasan jam matanya selalu di depan layar komputer untuk menulis berita-berita yang sudah diliput.
Puncaknya, saat tanggal 18 Mei 2016 ketika dia mengetik berita di layar komputer. Satu per satu huruf di layar menghilang. Semakin dia mendekat ke layar malah huruf itu seperti tertutup tak terlihat.
Cheta kemudian berpikir dia kelelahan. Lalu dia memutuskan istirahat sambil berbincang dengan teman-temannya. Dia menceritakan apa yang dialaminya, seorang temannya mengatakan kemungkinan Cheta terkena glukoma. Dia pun terkejut sehingga memutuskan untuk memeriksa kondisinya ke sebuah rumah sakit di bilangan Permata Hijau Jakarta Selatan.
Tak kalah mengejutkan, dokter mata di rumah sakit tersebut mengatakan bahwa mata sebelah kiri Cheta mengalami pendarahan. Dia disarankan untuk periksa ke dokter yang berada di Mayestik Kebayoran Baru. Senada, dokter di Mayestik juga mengatakan mata sebelah kiri mengalami pendarahan dan sebelah kanan retinanya copot.
Bak disambar petir, Cheta kaget mendengar pernyataan dokter tersebut. Solusi dari dokter adalah melakukan tindakan operasi terhadap mata kanan Cheta. Tak pikir lama, Cheta langsung menyetujuinya. Operasi pertama dilakukan pada tanggal 25 Mei 2016 dengan memasukkan silikon ke mata Cheta. Itu bertujuan agar menutupi pupil dan lensa mata sebelah kanan. Sebab, saat itu mata sebelah kiri masih baik-baik saja.
Cheta menjalani operasi sebanyak enam kali. Lima kali untuk mata kanan, dan satu kali untuk mata kiri. Sayangnya operasi-operasi itu tak membuahkan hasil. Kedua mata Cheta tidak bisa kembali normal, mata kirinya berfungsi tinggal 5 persen, sedangkan mata kanannya mengalami kebutaan total.
Sekali operasi Cheta menghabiskan biaya sekitar Rp 40 juta. Beruntung perusahaan tempat dia bekerja menyediakan asuransi kesehatan untuk meringankan biaya pengobatan tersebut. Jika ada transplantasi retina mata, Cheta ingin melakukannya. Namun, sayang di Indonesia belum ada transplantasi retina.
Selain keturunan diabetes, Cheta mengakui gaya hidup tidak sehat yang menambah parah penyakitnya. Dia termasuk orang yang doyan makan. Segala macam makanan dia santap meski tak terlalu menyukai makanan manis. Tapi Cheta sangat suka makanan yang dikategorikan kurang sehat.
"Makannya juga jorok, maksudnya saya makan minyak, makan lemak semua saya makan. Enggak ada yang diet," ujarnya.
Cheta menyebut dirinya sombong terhadap kesehatan. Hal itu karena dulu dia seorang olahragawan yang sehat. Cheta berpikir tidak perlu diet ketat soal makanan lantaran kadar gulanya bakal turun dengan sendirinya karena dia sering olahraga. Namun, setelah pensiun dari atlet dia tak pernah olahraga lagi.
"Sebenarnya orang yang semula kerap olahraga mestinya tak putus. Harus tetap melakukan olahraga walau hanya yang ringan," ujarnya.
Saat ini, Cheta hanya bisa pasrah dan ikhlas menerima kondisinya yang tidak bisa melihat lagi. Cheta sendiri mengatakan, apa yang dialami sebagai teguran agar dia tak sombong dan lupa dengan Maha Kuasa. Sebab, kata dia, ketika sehat dirinya kerap lalai terhadap perintah Allah.
Tak putus semangat, Cheta kini menjalani berbagai aktivitas baru di Mitra Netra di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Mitra Netra merupakan tempat bagi penyandang tunanetra untuk terus mengembangkan kemampuan dan keahlian. Dia mengambil les komputer, bahasa Inggris dan Bahasa Jerman. Les komputer bertujuan agar nanti dia dapat meneruskan pekerjaannya, karena saat ini statusnya cuti. Pihak perusahaan memberi keleluasaan kepadanya. Ketika siap kembali bekerja, pintu perusahaan terbuka lebar bagi Cheta. Untuk bahasa Inggris dan Jerman agar lebih mahir berbagai bahasa.
Dengan kondisinya saat ini, Cheta menegaskan tetap ingin maju dan membanggakan ibunya. Cheta pun tak pernah absen untuk rajin ke dokter mengontrol kondisi matanya. Walau kemungkinan kecil untuk bisa melihat secara normal kembali tapi dia tak ingin menyerah selama masih diberi napas.
"Saya akan terus berusaha," ucap Cheta sambil tersenyum. (mdk/bal)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ia lantas menjelaskan dari kaca mata medis macam penyebab penurunan fungsi penglihatan ini.
Baca SelengkapnyaKatarak kedua bisa terjadi meski sudah melakukan operasi. Kenali gejala dan cara mengatasinya.
Baca SelengkapnyaKomedian Nunung akan menjalani operasi mata. Soalnya, mata bagian kanannya tidak bisa melihat dengan baik.
Baca SelengkapnyaGaya hidup yang kita miliki sehari-hari bisa sangat berpengaruh terhadap kesehatan kita. Hal ini termasuk dalam kesehatan mata.
Baca SelengkapnyaKeterbatasan Rully tak menyurutkan niatnya untuk terus dinas dan mengabdi kepada satuan Polri. Sikap tangguh pun juga ditunjukkan sang istri.
Baca SelengkapnyaDi usia senja, banyak masalah kesehatan muncul merusak kesejahteraan. Salah satunya adalah kebutaan, yang disebabkan oleh kondisi kesehatan lainnya.
Baca SelengkapnyaKurnia Meiga diungkapkan mantan istri sejak tahun 2017 mengidap gangguan penglihatan akibat kebiasaannya mengonsumsi alkohol.
Baca SelengkapnyaPenyakit mata akibat diabetes merupakan salah satu komplikasi yang paling umum dan bisa sangat merusak jika tidak ditangani dengan baik.
Baca SelengkapnyaPenglihatan kabur bisa disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah karena penyakit.
Baca Selengkapnya