Goyang pengumpul massa
Merdeka.com - Awal tahun lalu, pedangdut paling terkenal di pantai utara Cirebon-Indramayu-Subang sampai Brebes, Jawa Tengah, Diana Sastra, mengunggah video di Youtube dengan judul lagu dan goyangan Dahlan Style, goyangan dan lagu tadinya dibawakan saat senam pagi dengan Dahlan di Cirebon.
Lagu ini bernuansa koplo dan liriknya memperkenalkan profil calon presiden di konvensi Partai Demokrat. Dahlwan menjadikan Dahlan Style lagu wajib saat dia berkeliling Indonesia untuk berkampanye sambil senam pagi.
Bagi masyarakat pantai utara Jawa Barat sampai Jawa Tengah, Diana Sastra menjadi satu di antara penyanyi dangdut tengah naik daun dan dinantikan penampilannya. Dia dan timnya manggung dari mulai hajatan nikahan sampai konser dangdut untuk umum, di lapangan terbuka atau di sawah kering, selalu disesaki ratusan sampai ribuan massa. Akhir tahun lalu, Diana Sastra manggung untuk calon bupati Cirebon.
-
Kenapa musik dangdut disebut kampungan? Berkat Rhoma dan Soneta musik orkes yang awalnya dianggap kampungan kini mampu terangkat hingga naik kelas dan dikenal di skena musik internasional.
-
Siapa penyanyi dangdut yang mendapatkan gelar Raja Dangdut? Gelar Raja Dangdut Indonesia sungguh pantas untuknya.
-
Apa yang diincar banyak orang di konser? Sebagian besar musisi yang mengadakan konser seringkali menyiapkan berbagai merchandise yang lucu dan menarik, bahkan beberapa diantaranya hanya bisa kamu dapatkan pas konser lho.
-
Siapa penyanyi dangdut dari Blitar yang naik daun? Diva Hani adalah seorang gadis yang berasal dari Blitar, Jawa Timur, dan ia lahir pada tanggal 17 April 2000. Saat ini, usianya masih 20 tahun.
-
Siapa yang mendapat predikat Raja Dangdut? Kepopuleran Rhoma membuat dirinya mendapat predikat sebagai Raja Dangdut.
-
Apa yang didapat pedangdut ini? Artis Indonesia ini dulunya berasal dari keluarga yang tidak berada. Namun berkat kerja kerasnya, mereka mampu membalikkan derajat hidupnya.
Musik dangdut atau orkes Melayu menjadi magnet bagi orang untuk datang ke ajang kampanye ketimbang mendengarkan paparan program kerja partai atau kandidat lima tahun ke depan. Pada masa Orde Baru, partai politik penguasa, Golkar, menjadikan goyangan dangdut untuk menarik massa.
Para petingi partai ikut bergoyang di atas panggung sebelum berorasi. “Era menggunakan dangdut untuk menghibur massa mulai pemilihan umum 1987," kata sejarawan sekaligus Pemimpin Redaksi Majalah Historia Bonnie Triana kepada merdeka.com Jumat pekan lalu. "Ini membuat dangdut semakin dikenal dengan musik rakyat, orkes Soneta itu genjrang-genjreng itu manggil orang.”
Bahkan, dia menjelaskan, bagi sejumlah sejumlah petinggi Partai Golkar kala itu, musik dangdut bukan hanya digunakan untuk meramaikan kampanye. Dia mencontohkan Moerdiono berjodoh dengan pedangdut Machicha Mochtar. ”Tanpa dangdut mereka juga bisa menang. Beda dengan PDI dan PPP menggunakan dangdut untuk menggaet massa biar datang saat kampanye,” ujarnya.
Bonnie mengatakan Golkar memiliki modal sangat besar bisa menyewa puluhan aktris dangdut mulai terkenal, seperti Camelia Malik. Tetapi ketika itu pedangdut hanya diposisikan sebagai penarik massa bukan pengumpul suara.
Dangdut juga dipakai untuk menggembosi suara partai berbasis Islam. Seperti beredarnya foto Husein Naro, anak Djaelani Naro merupakan anggota legislatif dari PPP, sedang asyik berjoget dangdut. ”Beda dengan PPP dan PDI, Golkar punya tiga mesin utama ABRI, birokrasi, dan Golkar. Supaya ada hiburan maka mulailah dipakai dangdut sebagai penarik massa supaya orang mau kumpul,” tutur Bonnie.
Dangdut terus digunakan dalam tiga kali kampanye sampai 1997 atau setahun sebelum Orde Baru runtuh. Hal sama pun terjadi saat pemilu awal-awal reformasi. Sebab, masyarakat kelas bawah golongan kurang memiliki kesadaran politik. "Cara gampang menjangkau mereka melalui apa yang mereka kenal, salah satunya lewat hiburan dangdut saat itu dianggap lebih menarik,” katanya.
(mdk/fas)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tari Dulang, kesenian tradisional penuh makna warisan dari Kesultanan Langkat.
Baca SelengkapnyaSebuah barang limbah apabila dimanfaatkan secara serius, ternyata bisa menghibur masyarakat.
Baca SelengkapnyaDidong, sebuah kesenian tradisi lisan yang sangat populer di kalangan masyarakat Gayo Aceh.
Baca SelengkapnyaMusik tradisional Ghazal punya keunikan tersendiri.
Baca SelengkapnyaKesenian drumblek membuktikan bahwa keterbatasan bukan halangan untuk berkarya.
Baca SelengkapnyaSebuah bentuk kesenian tradisional rakyat Melayu ini menciptakan ruang bagi berkumpulnya masyarakat dari berbagai kelas.
Baca SelengkapnyaKesenian tradisional yang satu ini telah menjadi ikon Kabupaten Banyuwangi sekaligus hiburan masyarakat ketika acara hajatan.
Baca SelengkapnyaTradisi khitanan ini unik, karena diiringi warga dengan keliling kampung sembari menabuh angklung.
Baca SelengkapnyaPenampilan Wayang Ringkang terbilang unik, karena menggabungkan seni rampak kendang hingga wayang orang mirip kolosal.
Baca SelengkapnyaPara pria atau jejaka setempat menggoda wanita yang membantu panen di sawah dengan berpantun.
Baca SelengkapnyaPertunjukannya selalu dinanti dan bisa “menghipnotis” penonton. Bahkan, mereka juga rela berdandan ala koboy sampai badut saat menari Kliningan Bajidoran.
Baca SelengkapnyaSeni rampak kendang tak hanya menampilkan kepiawaian memainkan alat musik, tetapi lebih dari itu.
Baca Selengkapnya