Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Haji Noer Alie, Singa Karawang-Bekasi

Haji Noer Alie, Singa Karawang-Bekasi Haji Noer Ali. ©wordpress.com

Merdeka.com - Kiai Haji Noer Alie memang ulama yang boleh dibilang lengkap. Bukan hanya sebagai guru tempat menimba ilmu agama, tapi juga seorang pejuang melawan penindasan penjajah di masanya. Dia memerangi pembodohan lewat pendidikan pesantren, sekaligus bergerilya memimpin perang hingga dijuluki 'Singa Karawang-Bekasi'.

Sejak belia, tepatnya berumur tujuh tahun, dia berguru ilmu agama Islam ke ulama-ulama tersohor, misalnya belajar ke Guru Maksum di Bekasi dan Guru Mughni di Jakarta. Sampai akhirnya saat remaja Noer Alie menyempurnakan ilmu agamanya dengan 'nyantri' ke Kota Mekkah.

Dari kedua gurunya di Bekasi dan Jakarta itu, Haji Noer Alie mendapat pondasi ilmu agama Islam yang kukuh. Dahaga ilmu agama Noer Alie remaja memang luar biasa. Selepas belajar dari Guru Maksum dan Mughni, dia kembali menimba ilmu dari ulama Betawi bernama Guru Marzuki di Klender, Jakarta.

Sambil belajar ilmu agama, Haji Noer Alie juga mempelajari ilmu-ilmu beladiri, berkuda dan berburu musang kala hewan masih menjadi hama di kalangan petani. Pada akhirnya semangat belajarnya yang tinggi membuat ia berguru sampai tanah suci. Beberapa ulama di lingkungan Masjidil Haram jadi gurunya.

Saat berguru ke Mekkah itu, usia Haji Noer Alie masih menginjak 20 tahun. Di sana ia menuntut ilmu di Madrasah Darul Ulum. "Dia berguru hampir semua ilmu, Hadist, Fiqih, Nahwu atau sastra, dan ilmu mantiq," kata Sejarawan Bekasi, Ali Anwar kepada merdeka.com, di Bekasi, kemarin.

Noer Alie muda memutuskan kembali ke Tanah Air pada 1939 setelah mendapat kabar negerinya ditindas kaum penjajah. Dia mulai membangun pesantren kala itu. Pendidikan formal dan agama mulai dibangun untuk melawan kebodohan dari para penjajah.

Di pesantren itu perjuangan dimulai. Noer Alie membuat gebrakan dengan mendirikan madrasah, kemudian beberapa santrinya dipersilakan bergabung kepada himpunan pasukan musuh. Untuk mencuri ilmu bertempur Heiho (pembantu prajurit), Keibodan (barisan pembantu polisi). Di sisi lain, seorang santrinya bernama Marzuki Alam, dipersilakan mengikuti latihan kemiliteran Pembela Tanah Air (Peta). Dia menggelorakan kepada santrinya untuk mengangkat senjata.

Saat Rapat Ikada digelar pada pada 19 September 1945 di Monas, Noer Alie datang dengan mengendarai delman. Nama Noer Alie kian dikenal di kalangan pejuang saat Bung Tomo meneriakkan namanya beberapa kali dalam siaran radionya di Surabaya, Jawa Timur.

Pada bulan November 1945, KH Noer Alie membentuk Laskar Rakyat. Seluruh badal (pasukan) dan santrinya diperintahkan menghentikan proses belajar-mengajar untuk mendukung perjuangan. Kondisi negara sedang berada dalam puncak posisi kemerdekaan. Namun, beberapa ancaman mulai terlihat.

Dia kemudian mengeluarkan fatwa 'wajib hukumnya berjuang melawan penjajah'. Dalam waktu singkat, Laskar Rakyat berhasil menghimpun sekitar 200 orang yang merupakan gabungan para santri dan pemuda sekitar Babelan, Tarumajaya, Cilincing, Muaragembong.

Mereka dilatih mental oleh KH Noer Alie dan secara fisik dilatih dasar-dasar kemiliteran oleh Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Bekasi dan Jatinegara. "Perang fisik tak bisa dihindarkan, Karawang dan Bekasi hampir seluruhnya dikuasai Belanda," ujar Ali Anwar menegaskan.

Nama Kiai Haji Noer Ali memang tersohor sebagai pejuang melawan penjajahan. Dia pun dikukuhkan menjadi Pahlawan Nasional pada 3 November 2006 melalui Keppres No.85/TK/2006.

Kiai Haji Noer Alie lahir pada 1914 di Desa Ujung harapan Bahagia, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Ujung harapan Bahagia merupakan nama baru yang diusulkan Menteri Luar Negeri Adam malik ketika berkunjung ke pesantren Attaqwa pada 1970-an.

Saat Noer Ali lahir, Ujung harapan Bahagia masih bernama Desa Ujung malang, Onder distrik Babelan, Distrik Bekasi, Regentschap (Kabupaten) Meester Cornelis, Residensi Batavia.

(mdk/mtf)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Punya Julukan Singa dari Jawa Barat, Begini Kisah K.H Abbas Abdul Jamil yang Semangat Melawan Belanda
Punya Julukan Singa dari Jawa Barat, Begini Kisah K.H Abbas Abdul Jamil yang Semangat Melawan Belanda

Salah satu rekam jejak K.H Abbas terlihat saat melawan penjajah dalam pertempuran 10 November 1945 di Surabaya.

Baca Selengkapnya
Sosok KH Zainal Mustafa, Pemimpin Pergerakan Lawan Penjajah di Jawa Barat
Sosok KH Zainal Mustafa, Pemimpin Pergerakan Lawan Penjajah di Jawa Barat

Dalam setiap ceramah dan khotbahnya, ia selalu menentang kebijakan politik Belanda.

Baca Selengkapnya
Mengenal Sosok KH Sochari, Ulama Karismatik yang Namanya Diabadikan Jadi Nama Jalan di Serang
Mengenal Sosok KH Sochari, Ulama Karismatik yang Namanya Diabadikan Jadi Nama Jalan di Serang

Karena kiprahnya, sosok KH Sochari diabadikan menjadi sebuah jalan di Kota Serang, Banten.

Baca Selengkapnya
Tuanku Nan Renceh, Tokoh Islam Generasi Pertama yang Menyerukan Gerakan Paderi
Tuanku Nan Renceh, Tokoh Islam Generasi Pertama yang Menyerukan Gerakan Paderi

Sosok ulama dari Tanah Minangkabau ini begitu taat dalam menegakkan ajaran-ajaran Islam dan memicu adanya gerakan Paderi.

Baca Selengkapnya
Kisah Umat Islam Tanah Air di Balik Agresi Militer Belanda I, Perang saat Puasa sambil Dihujani Timah Panas dan Bom
Kisah Umat Islam Tanah Air di Balik Agresi Militer Belanda I, Perang saat Puasa sambil Dihujani Timah Panas dan Bom

Pada 1947, umat islam Tanah Air berperang melawan Belanda pada hari ketiga puasa.

Baca Selengkapnya
Andika-Hendi Terima Naskah Resolusi Jihad Pada Peringatan Hari Santri 2024
Andika-Hendi Terima Naskah Resolusi Jihad Pada Peringatan Hari Santri 2024

Dengan diberikannya salinan naskah bersejarah itu pun diharapkan Andika-Hendi mampu memiliki semangat untuk berjihad memakmurkan masyarakat, khususnya di Jateng

Baca Selengkapnya
Ditembak saat Kumandangkan Azan, Begini Kisah Perjuangan Teungku Peukan Gelorakan Semangat Lawan Belanda
Ditembak saat Kumandangkan Azan, Begini Kisah Perjuangan Teungku Peukan Gelorakan Semangat Lawan Belanda

Sosoknya dikenal sebagai ulama karismatik yang memiliki rasa cinta yang begitu besar dengan agama dan negerinya.

Baca Selengkapnya
Saat PDIP Tersanjung Anies Kutip Seruan Bung Karno agar Jangan Menyerah untuk Indonesia
Saat PDIP Tersanjung Anies Kutip Seruan Bung Karno agar Jangan Menyerah untuk Indonesia

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan pihaknya tersanjung Anies Baswedan mengutip ucapan Presiden pertama RI Soekarno.

Baca Selengkapnya
6 Tokoh Pahlawan Nasional dari Jateng Beserta Jasanya bagi Indonesia, dari Tokoh Militer hingga Pendiri Media
6 Tokoh Pahlawan Nasional dari Jateng Beserta Jasanya bagi Indonesia, dari Tokoh Militer hingga Pendiri Media

Walaupun masing-masing punya cara yang berbeda, mereka punya peran besar bagi perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah

Baca Selengkapnya
Ada Peran Besar Kiai, Begini Awal Mula Banten Disebut Tanah Jawara
Ada Peran Besar Kiai, Begini Awal Mula Banten Disebut Tanah Jawara

Para jawara berada di bawah komando para ulama dan kiai yang saat itu menjadi sumber kekuatan sosial dan spiritual di Banten.

Baca Selengkapnya
22 Oktober Peringati Hari Santri Nasional, Ini Sejarah Pencetusannya
22 Oktober Peringati Hari Santri Nasional, Ini Sejarah Pencetusannya

Hari Santri Nasional digelar untuk memperingati andil para santri dalam memperjuangkan serta mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Baca Selengkapnya
Begini Potret Naskah Proklamasi Berdirinya Negara Islam Indonesia (NII) Tahun 1949, Pemberontakan Bersejarah Pasca Kemerdekaan
Begini Potret Naskah Proklamasi Berdirinya Negara Islam Indonesia (NII) Tahun 1949, Pemberontakan Bersejarah Pasca Kemerdekaan

Naskah proklamasi berdirinya Negara Islam Indonesia (NII) Tahun 1949 menjadi saksi bisu pemberontakan pasca kemerdekaan Indonesia.

Baca Selengkapnya