Haryono Suyono, setia melanjutkan cita-cita Soeharto
Merdeka.com - Di Era Presiden Soeharto, program Keluarga berencana (KB) sukses digalakkan. Di era Orde Baru tersebut pula, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dikepalai oleh seorang menteri. Sementara saat ini BKKBN cuma sebagai lembaga saja.
Berbicara mengenai program Keluarga Berencana, kita pasti ingat dengan sosok Haryono Suyono. Bernama Prof. Dr. Haryono Suyono, M.A. Ph.D, pria yang lahir di Pacitan, Jawa Timur, 6 Mei 1938 tersebut pada zaman Presiden Soeharto menjabat sebagai Menko Kesra Kabinet Reformasi Pembangunan. Selain itu ia dikenal sebagai Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang terkenal dengan program Keluarga Berencana.
Kini, setelah lama tak menjadi pejabat negara, Haryono Suyono masih berkiprah memimpin sebuah lembaga yang memberikan pelatihan-pelatihan kepada mahasiswa, membantu masyarakat miskin di desa-desa agar kehidupannya lebih sejahtera lewat yayasan Damandiri yang dia pimpin. Lewat yayasannya tersebut, Haryono Suyono ingin melanjutkan keinginan Soeharto kala itu mewujudkan masyarakat Indonesia terentaskan dari kemiskinan.
-
Kenapa Soeharto mencari Kunarto? 'Aneh,' pikir Kunarto. Ikan itu sudah diserahkannya pada pengawal, tapi kenapa malah tidak disajikan.
-
Mengapa Soeharto ingin mempertahankan kemerdekaan? Sebagai perwira militer, Soeharto mengaku seolah mendapat panggilan untuk mempertahankan kemerdekaan RI.
-
Bagaimana Soeharto memandang tanggung jawab? “Saya tidak begitu peduli dengan batas waktu, sebagai pejabat, yang lebih diperhatikan adalah tanggung jawab. Bekerja dengan kesungguhan hati.”
-
Apa yang dilakukan Soeharto di Yogyakarta? Soeharto kemudian mengumpulkan Kawan-Kawannya, Eks Perwira PETA di Yogyakarta Mereka membentuk Badan Keamanan Rakyat. Soeharto terpilih sebagai wakil ketua.
-
Kenapa Sukarno tunjuk Soeharto untuk pidato radio? Menganggapi Soeharto yang sakit hati, akhirnya Bung Karno berusaha menengahi dan menanyakan bagaimana solusinya. Kendati uring-uringan, Soeharto tetap menawarkan solusi.'Satu-satunya cara, ialah dengan pidato radio kepada rakyat bahwa saya diberi tugas bertanggungjawab mengenai pemulihan keamanan dan ketertiban oleh Bapak Presiden,' ujar Soeharto.
-
Apa tugas Sudjono dari Soeharto tahun 1967? Ceritanya pada tahun 1967, Sudjono pernah diberi tugas oleh Soeharto untuk meminjam topeng Gadjah Mada yang disimpan di Pura Penopengan Belah Batu Bali.
"Jadi Pak Harto dulu kan ada program menuntaskan kemiskinan, tapi belum tuntas biarpun tahun 2007 Pak Harto mendapat penghargaan dari PBB mengenai penuntasan kemiskinan, tapi kan belum tuntas nah makanya ini kita teruskan," kata Haryono Suyono.
Berikut wawancara wartawan merdeka.com Muhammad Agil Aliansyah dengan Haryono Suyono minggu lalu:
Habis ulang tahun ya Pak Haryono Suyono. Selamat ya?
Usai sudah 77 tahun.
77 Tahun masih seger? Khasiatnya apa pak?
Tetap ceria begitu saja. berpikir optimis untuk rakyat banyak.
Aktivitas saat ini apa Pak?
Wah kesibukan saya keliling Indonesia. Membangun bersama-sama rakyat di desa. Untuk memberikan kesempatan rakyat di desa seperti mereka kita berikan ajakan untuk menabung, semacam ajakan ambil kredit tanpa agunan.
Inti program itu?
Pemberdayaan keluarga
Fokusnya untuk wilayah mana?
Di desa. Ya kampung-kampung di perkotaan. Jadi kita cari keluarga-keluarga yang masih pra sejahtera, belum sejahtera. Kadang-kadang miskin, kadang-kadang sangat miskin, lalu kita coba anjurkan yang miskin supaya bergaul yang kaya supaya memberikan perhatian kepada yang miskin. Nah yang miskin juga jangan hanya supaya menengadahkan tangan ke atas, tetapi yang miskin juga harus berusaha keras selalu mau latihan keterampilan. Itu bahasanya begitu.
Bapak terjun langsung ke lapangan?
Saya bermitra tidak kurang dari 350-an perguruan tinggi di Indonesia. Saya mengajarkan ilmunya kepada mahasiswa yang melakukan kuliah kerja nyata. Jadi setiap bulan ada ribuan mahasiswa yang terjun ke desa untuk bersama-sama rakyat Indonesia melihat apa yang bisa dikembangkan di desanya.
Jadi misalnya ada di situ ada tanaman singkong, rakyat di desa itu bukan hanya sekadar memetik singkong lalu kemudian direbus lalu atau digoreng, tetapi ada yang dibikin keripik atau ada yang dibikin tapioka sehingga nilai dari singkong itu ada yang lebih mahal. Kalau lebih mahal berarti pendapatan petani singkong akan lebih besar.
Kemudian ada misalnya di situ air, misalnya di situ kita ajarkan bagaimana caranya menanam kangkung kemudian ada juga halaman rumahnya lebar kita ajari bagaimana kebun berfungsi di halaman rumahnya. Nah itu dilakukan para mahasiswa dari perguruan tinggi lebih dari 350 perguruan tinggi.
Sejak kapan program itu dimulai?
Kita melakukannya mulai tahun 1996 di mana yayasan ini mulai didirikan. Kemudian berkembang di tahun 2000 mulai kita tolong di mana anak SMA miskin bagaimana masuk perguruan tinggi kita tolong. Tapi akhirnya bagaimana kita sekarang mendukung siswa yang kuliah Kerja nyata. Salah satu universitas yang banyak mahasiswanya di Ponogoro. Itu Universitas Brawijaya. Itu mahasiswanya 70 ribu setiap tahun mengirim tidak kurang dari 15 ribu ke desa-desa. Saya dengan teman-teman mendampingi mahasiswa dengan masyarakat mengolah apa saja yang bisa dikembangkan di desa. Kira-kira sudah 15 tahun lah. Tapi paling intensif dengan mahasiswa kir-kira tahun 2006. Kira-kira sepuluhan tahun lah.
Kalau program pemberdayaan desa sejak tahun 1996. Waktu itu ada program yang terkenal dengan Takesra, Kukesra (Tabungan Keluraga Sejahtera), Kukesra itu Kredit untuk Keluarga Sejahtera. Jadi kita ajari menabung kita kasih 2 ribu perak lalu ditambah-tambah jadi tabungan. Lalu akhirnya setelah menabung boleh ambil kredit. Kredit itu nanti diambil 10 persen dari tabungannya. Kalo tabungannya 2000 kreditnya 20 ribu, kalau tabungannya 4 ribu kreditnya 40 ribu. Jadi itu berkembang, tetapi pada tahun 2000 terpaksa kita hentikan karena pemerintah yang ikut menangani itu tidak lagi mau menangani. Lalu kita membantu mahasiswa, lalu setelah membantu mahasiswa atau calon mahasiswa setelah lima tahun kita berkenalan dengan perguruan tinggi. Rupanya perguruan tinggi mempunyai kegiatan kuliah kerja nyata. Jadi kita numpang memberi pelatihan kepada mahasiswanya untuk memberi pemberdayaan masyarakat di desa. Terkadang lebih fokus dan lebih efisien.
Universitas mana saja yang bisa ikut program itu?
Universitasnya harus bergabung dulu dan tandatangani atau MOU dengan Damandiri, karena kita tidak mau disangka menjalankan program dan mengambil keuntungan. Kita tidak mengambil keuntungan. Kalau kita datang ke universitas mereka tidak perlu membiayai kedatangan kita karena kita telah dibekali oleh almarhum Pak Harto dengan modal yang cukup untuk mengirim tenaga-tenaga dari Jakarta atau dari mana saja untuk memberi pemberdayaan teman-teman di perguruan tinggi.
Hasilnya bagaimana?
Oh bagus sekali. Jadi dengan bergabungnya 350-an perguruan tinggi ini kan kamu bisa melihat bahwa program ini kan menarik. Hampir setiap minggu nambah satu atau dua universitas. Yang tadinya tidak ikut jadi ikut. Jadi minggu ini saja sudah ada 5 perguruan tinggi yang sudah ikut. Baik dari Jakarta, dari Tasik, dari Sumatera Selatan, banyak. Jadi kita menerima tamu dari rektor universitas-universitas karena mereka mendengar dari universitas-universitas lain, oh ternyata mahasiswa senang ada wadah di lapangan.
Jadi kita hanya menawarkan ilmunya saja bagaimana mahasiswa bekerja di sana. Jadi misalnya kalau ada universitas di Tuban meminta bantuan kita saya tidak perlu datang ke sana. Tetapi misalnya universitas di Surabaya yang memberi bantuan. Jadi temen kita di universitas yang lama tolong temen kita di Tuban diberikan pencerahan dan ongkosnya itu nanti jaringan yang sudah ada sebelumnya. Tapi inti ilmunya intinya dari sini.
Jadi ini melanjutkan program Pak Soeharto?
Jadi Pak Harto dulu kan ada program menuntaskan kemiskinan, tapi belum tuntas biarpun tahun 2007 Pak Harto mendapat penghargaan dari PBB mengenai penuntasan kemiskinan, tapi kan belum tuntas nah makanya ini kita teruskan. (mdk/tyo)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bamsoet mengatakan, Soeharto layak dipertimbangkan untuk mendapatkan gelar pahlawan karena beberapa hal
Baca SelengkapnyaKeberhasilan pada era Presiden Soeharto, yang membuat Indonesia dijuluki ‘Macan Asia’ merupakan hasil dari perencanaan yang matang.
Baca SelengkapnyaKata-kata Soekarno tentang kemerdekaan tak bisa dilepaskan dari perjuangan bangsa dalam meraih kebebasan atas penjajah.
Baca SelengkapnyaHasto berharap, dalam peringatan hari lahir Bung Karno semakin mendorong tekad untuk meluruskan arah masa depan bangsa.
Baca SelengkapnyaJika IKN tidak dilanjutkan, Hendro menyebut maka masyarakat Indonesia akan menderita.
Baca SelengkapnyaSoeharto memilih menjadi serdadu kolonial adalah pilihan realistis untuk lepas dari kemelaratan.
Baca SelengkapnyaSetiap hari ia menabung seribu rupiah hingga Rp15 ribu.
Baca SelengkapnyaKeterampilannya menjahit tak bisa dipisahkan dari masa kecilnya
Baca SelengkapnyaKIsah Presiden ke-2 RI pernah ingin jadi sopir taksi dan berhenti dari militer.
Baca SelengkapnyaMegawati menilai presiden berikutnya seharusnya melanjutkan apa yang pemimpin sebelumnya.
Baca SelengkapnyaRencana mereka adalah membawa Soekarno ke markas KKO di Surabaya.
Baca SelengkapnyaPrabowo menekankan kepada para kader Gerindra untuk tidak malu menyebut berjuang bersama Jokowi
Baca Selengkapnya