Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Impor dihentikan, apa kabar proyek cangkul nasional?

Impor dihentikan, apa kabar proyek cangkul nasional? Cangkul. Wikipedia

Merdeka.com - Publik terhenyak ketika mendapati fakta bahwa cangkul China masuk ke Indonesia, pada Agustus lalu. Alat bertani sederhana, seharusnya bisa dipenuhi kebutuhannya oleh perajin dalam negeri.

Namun, pemerintah menganggap logikanya tak sesederhana itu. Kebutuhan cangkul nasional dikalkulasi mencapai 10 juta per tahun. Sementara produksi nasional, meski tak ada angka pasti, namun dinilai masih jauh di bawah itu.

Untuk menutupi kekurangan pasokan, pemerintah kemudian menugaskan Badan Usaha Milik Negara untuk impor cangkul. Ini berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No 230 tahun 1997 tentang Barang yang Diatur Tata Niaga Impornya. Dimana, tugas mengimpor cangkul hanya diberikan kepada tiga perusahaan pelat merah.

Orang lain juga bertanya?

Yaitu, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI). PT Sarinah, dan PT Mega Eltra. Perusahaan yang disebut terakhir bergerak di bidang perdagangan umum, merupakan anak usaha dari PT Pupuk Indonesia.

Kementerian Perdagangan telah memberikan izin kepada PT PPI untuk mengimpor 1,5 juta kepala cangkul, berlaku Juni hingga Desember 2016. Realisasi impornya baru sebesar 86.190 kepala cangkul atau 5,7 persen. Sedangkan Sarinah dikabarkan juga mendapat izin impor 500 ribu kepala cangkul.

Hujan kritik dari publik memaksa pemerintah untuk menghentikan impor cangkul. Sebagai gantinya, pemerintah menugaskan PT Krakatau Steel, PT Boma Bisma Indra, dan PT PPI untuk berkolaborasi memenuhi kebutuhan cangkul nasional. Belakangan, PT Sarinah masuk untuk memerkuat formasi tersebut.

"Penugasan ini tujuannya untuk meniadakan impor," kata Rahman Sadikin, Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia PT Boma Bisma Indra, saat diwawancarai di kantornya, pekan lalu.

Boma Bisma Indra merupakan perusahaan pelat merah yang memiliki kemampuan memproduksi 700 ribu cangkul per tahun. Kepala cangkulnya pun berkualitas baik dan memiliki lisensi dari Jerman.

"Tapi kami kan dari awal tutup (operasi) karena masuknya barang-barang gelap atau ilegal."

Rahman menguraikan, Keempat perusahaan pelat merah bakal membentuk tata niaga cangkul yang bisa mengakomodasi industri nasional, menengah, dan kecil. Urutannya diawali oleh Krakatau Steel yang akan memasok baja karbon tinggi atau high carbon steel ke pabrik di Pasuruan, Jawa Timur, milik Boma Bisma Indra.

Selanjutnya, Boma Bisma Indra bakal mengolah bahan baku tersebut menjadi barang hampir jadi. Setelah itu, PPI dan Sarinah bertugas mendistribusikan barang hampir jadi tersebut ke industri besar, menengah, dan kecil untuk diolah kembali menjadi barang siap pakai.

"Sekarang sedang dibuatkan contoh-contohnya. Jadi kemarin kami sudah rapat maraton."

Dia menargetkan, pada tahap awal, produksi cangkul bisa mencapai 700 ribu unit. Diperkirakan bisa meningkat hingga 2 juta unit per tahun secepatnya.

Ditemui terpisah, Direktur Utama PT PPI Agus Andiyani mengaku siap mendistribusikan cangkul lokal ke seluruh Tanah Air. Mengingat, perusahaan dagang pelat merah tersebut memiliki 32 cabang tersebar di penjuru Indonesia.

"Cangkul lokal pasti bisa lebih berkualitas. Asalkan kekerasannya memenuhi syarat, tidak mudah tumpul da aus, serta harganya juga tidak mahal," katanya.

"Nanti kantor cabang kami minta untuk distribusi ini ke sentra UKM maupun produsen cangkul."

Saat ini, menurutnya, PPI tengah menginventarisasi industri Kecil dan Menengah yang bisa dilibatkan untuk memproduksi cangkul lokal berkualitas. Kementerian Perindustrian mencatat sebanyak 2 ribu IKM yang tersebar di 12 sentra industri turut memproduksi cangkul.

Direktur Utama PT Krakatau Steel Sukandar enggan berkomentar banyak soal penugasan tersebut. Dia hanya mengungkapkan, pihaknya telah mengirim contoh bahan baku ke Boma Bisma Indra.

"Kami baru kirim sampel ke pabrik Pasuruan. Butuh waktu, jadi jangan membicarakan itu dulu," katanya lewat layanan pesan pendek, pekan lalu.

Perusahaan baja pelat merah itu siap memasok bahan baku. Diperkirakan, perlu sebanyak 15 ribu ton high carbon steel untuk diolah menjadi 10 juta cangkul.

(mdk/yud)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Gandeng Perusahaan Malaysia, PTPN VI Olah Limbah Cair Sawit Jadi Compressed Biomethane Gas
Gandeng Perusahaan Malaysia, PTPN VI Olah Limbah Cair Sawit Jadi Compressed Biomethane Gas

Kerja sama ini selaras dengan roadmap pengurangan Gas Rumah Kaca (GRK).

Baca Selengkapnya
Kemendag dan Kemenperin Sinergi Perkuat Industri Nasional
Kemendag dan Kemenperin Sinergi Perkuat Industri Nasional

Ketentuan tersebut dikeluarkan untuk memberikan relaksasi pada 7 komoditas yang mengalami kendala impor

Baca Selengkapnya
Erick Thohir Jamin Restrukturisasi BUMN Karya Tak Ganggu Pembangunan IKN
Erick Thohir Jamin Restrukturisasi BUMN Karya Tak Ganggu Pembangunan IKN

Sebanyak 6 perusahaan BUMN karya membentuk perusahaan patungan bernama PT Karya Logistik Nusantara (KLN) untuk membangun IKN.

Baca Selengkapnya
Menengok Pabrik Produksi Tiang Pancang di Demak, Punya Peran Penting untuk Proyek IKN
Menengok Pabrik Produksi Tiang Pancang di Demak, Punya Peran Penting untuk Proyek IKN

Pabrik ini didirikan pengusaha asal China namun memprioritaskan penyerapan tenaga kerja lokal.

Baca Selengkapnya
Jurus Anyar Kemenperin Pacu IKM Logam Agar Naik Kelas
Jurus Anyar Kemenperin Pacu IKM Logam Agar Naik Kelas

Fasilitasi kemitraan bertujuan untuk memperkuat peran strategis IKM dalam mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi, stabilitas sosial.

Baca Selengkapnya
Ada 22 BUMN Sakit, Tapi 4 Perusahaan Ini Bisa Diselamatkan
Ada 22 BUMN Sakit, Tapi 4 Perusahaan Ini Bisa Diselamatkan

Langkah penyelamatan 4 perusahaan ini tergantung separah apa kondisinya.

Baca Selengkapnya
Menteri ESDM Ungkap Penyebab Perusahaan Asal Jerman Batal Investasi Smelter di Indonesia
Menteri ESDM Ungkap Penyebab Perusahaan Asal Jerman Batal Investasi Smelter di Indonesia

Kebijakan hilirisasi di Indonesia tetap menarik bagi investor asing.

Baca Selengkapnya
Konglomerat Indonesia Ramai-Ramai Terjun ke Bisnis Smelter, Apa Untung dan Ruginya?
Konglomerat Indonesia Ramai-Ramai Terjun ke Bisnis Smelter, Apa Untung dan Ruginya?

Program hilirisasi ini merupakan kebijakan strategis jangka panjang yang pemerintah Indonesia telah lakukan.

Baca Selengkapnya
Masuk RPJMN 2025-2029, Program Hilirisasi Nikel Hingga Sawit Harus Dilanjutkan
Masuk RPJMN 2025-2029, Program Hilirisasi Nikel Hingga Sawit Harus Dilanjutkan

Presiden pengganti Jokowi wajib melanjutkan program hilirisasi nikel dan sawit.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Akui Serbuan Barang Impor Bikin Industri Tekstil di Indonesia Terpuruk
Sri Mulyani Akui Serbuan Barang Impor Bikin Industri Tekstil di Indonesia Terpuruk

Sri Mulyani menyebut anjloknya kinerja tekstil domestik dan PHK massal akibat dari serbuan barang impor.

Baca Selengkapnya
173 Anak-Cucu BUMN Dihapus, Erick Thohir: Kita Mau Dorong UMKM Bisa Tumbuh
173 Anak-Cucu BUMN Dihapus, Erick Thohir: Kita Mau Dorong UMKM Bisa Tumbuh

Bersih-bersih BUMN jadi salah satu langkah Erick Thohir mengefisienkan BUMN.

Baca Selengkapnya
Ada Aturan Baru dari Jokowi, Empat Proyek Tol Bisa Dapat Pendanaan dari Swasta
Ada Aturan Baru dari Jokowi, Empat Proyek Tol Bisa Dapat Pendanaan dari Swasta

Skema baru pembiayaan infrastruktur oleh pihak swasta ini tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 79 Tahun 2024.

Baca Selengkapnya