Indonesia negeri tembakau
Merdeka.com - Indonesia termasuk salah satu negara penghasil tanaman tembakau terbesar dunia. Kualitas tembakau lokal sangat diperhitungkan di pasar internasional. Hasil pertanian yang sering disebut sebagai 'green gold' ini banyak ditemui di pelbagai wilayah di tanah air, dengan ciri atau varietas unggulannya masing-masing.
Tembakau memang bukan tanaman asli Indonesia. Pedagang asal Portugis lah yang membawanya ke Indonesia, di masa kolonial. Tidak heran dari sebutannya, Tembakau mirip dengan kata Tabago atau Tumbago dalam bahasa Portugis.
"Tembakau, sekitar abad 16 dibawa oleh Portugis ke Indonesia, berkembang sampai hari ini, walau secara lokal tembakau sudah ada karena kebiasan menyiri dulu," ujar Ketua Umum Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia (AMTI), Budiyono membuka perbincangan dengan merdeka.com, Kamis (25/8).
-
Bagaimana tembakau masuk ke Nusantara? Para penjajah bangsa Eropa membawa benih tembakau pada wilayah yang dijajahnya. Salah satunya adalah kawasan Nusantara. Diduga benih tembakau pertama kali dibawa ke Nusantara oleh bangsa Portugis.
-
Siapa yang mempelopori usaha tembakau di Jember? Tokoh yang mempelopori usaha tembakau di Jember adalah George Birnie.
-
Mengapa tembakau di Jawa Tengah berkembang pesat? Kondisi itu membuat pertanian tembakau di Jateng berkembang secara signifikan. Setiap daerah di Jateng bahkan punya karakteristik tembakau yang berbeda antara satu tempat dengan tempat lainnya.
-
Dimana tembakau pertama kali ditemukan? Studi terbaru yang dilakukan oleh Far Western Anthropological Research, Inc menemukan bahwa tembakau pertama kali ditemukan di Gurun Great Lake, Utah, seperti dilansir CNN.
-
Bagaimana Tembakau Jember berkembang di awal abad 19? Saat itu, perusahaan perkebunan tembakau tumbuh sangat pesat karena didukung oleh Undang-Undang Agrarian yang memberikan kesempatan pada pengusaha untuk menggunakan tanah dalam jangka waktu 75 tahun.
-
Kapan tembakau pertama kali ditemukan? Studi terbaru yang dilakukan oleh Far Western Anthropological Research, Inc menemukan bahwa tembakau pertama kali ditemukan di Gurun Great Lake, Utah, seperti dilansir CNN. Mereka menemukan biji-biji yang hangus di perapian kuno yang digunakan oleh manusia purba pemburu pengumpul pada 12.000 – 9.000 tahun yang lalu.
Dalam perkembangannya, justru orang Belanda yang mengembangkan sekaligus mempopulerkan tembakau di Indonesia. Melalui sistem tanam paksa atau cultuurstelsel, penanaman tembakau dilakukan secara besar-besaran di Indonesia pada 1830 di bawah pimpinan Gubernur Van den Bosch. Pembukaan lahan untuk tanaman tembakau dilakukan di sekitar Semarang, Jawa Tengah. Namun, saat itu mengalami kegagalan.
Tak patah arang, pada 1856, orang Belanda kembali mencoba membudidaya tembakau dengan lahan perkebunan lebih luas di daerah Besuki, Jawa Timur. Jenis tembakau yang ditanam di daerah Besuki merupakan hasil persilangan antara jenis Kedu dan jenis Deli. Budidaya tembakau berhasil dilakukan di Besuki. Dua tahun kemudian, tepatnya 1858, dilakukan penanaman tembakau cerutu di Klaten, daerah penghubung antara Yogyakarta-Surakarta.
Penanaman tembakau juga dilakukan di luar Jawa, yakni di daerah Deli, Sumatera Utara dipelopor J. Nienhuys pada 1863. Jenis tembakau Deli merupakan jenis tembakau cerutu paling baik untuk keperluan pembungkusan cerutu.
Besuki, Klaten dan Deli kini menjadi lumbung tembakau jenis cerutu di Indonesia. Dalam perdagangan internasional khususnya Eropa, Indonesia masih merupakan penyuplai komoditas tembakau cerutu peringkat atas yang diperhitungkan. Di pasar internasional, tembakau Besuki dan Klaten lebih tenar dengan sebutan tembakau Jawa. Sedangkan tembakau Deli lebih dikenal dengan tembakau Sumatera.
"Kita mempunyai struktur dan kondisi tanah yang baik untuk varietas tersebut," jelas Budioyono.
Kecuali Kalimantan, hampir semua daerah di Indonesia sangat cocok ditanami tembakau. Total saat ini ada 192.525 hektar lahan tanaman tembakau tersebar di seluruh pelosok tanah air. Bahkan sebelumnya tercatat mencapai 260.000 hektare lahan tanaman tembakau. Tidak heran jika Indonesia menjadi negara penghasil tembakau terbesar di ASEAN. Total produksi bisa mencapai 166.262 ton. Jumlah petani tembakau pun sangat banyak.
Data Komunitas Kretek Indonesia pada 2014, Jawa Timur menduduki peringkat teratas dalam hal produksi tembakau. Selama setahun Jawa Timur memproduksi 75.314 ton tembakau. Nusa Tenggara Barat (NTB) berada di peringkat kedua dengan jumlah produksi 39.184 ton tembakau. Jawa Barat dan Jawa Tengah menyusul dengan jumlah produksi tembakau masing-masing 30.967 ton dan 8.901 ton per tahun. Dari wilayah paling barat, Sumut memproduksi 2.553 ton tembakau sedangkan Aceh menghasilkan 2.176 ton per tahun.
"Penghasil (tembakau) paling besar, 60 persen di Jawa Timur, baru menyusul Jawa Tengah, dan Nusa Tenggara Barat. Yang lain di Nusa Tenggara, Sulawesi, Aceh dan sebagainya," jelasnya.
Ratusan ribu orang menggantungkan hidup dari pertanian tembakau dan olahannya. Salah satunya petani tembakau. Data 2015, ada 527.688 petani tembakau di seluruh Indonesia. Jawa Timur berada di peringkat teratas dengan jumlah petani tembakau mencapai 301.847 orang. Disusul Jawa Tengah dengan jumlah petani tembakau 120.072 orang. Di peringkat ketiga NTB dengan jumlah 48.980 petani tembakau, disusul Jawa Barat dengan 25.601 petani tembakau.
Selanjutnya ada Provinsi DIY dengan 6.846 petani tembakau dan Sulawesi Selatan dengan 6.196 petani tembakau. Di NTT ada 5.880 petani tembakau dan 4.003 orang tersebar di Sumatera Barat. Provinsi NAD mencatat ada 2.810 petani tembakau, masih lebih banyak dibanding Lampung dan Bali yang masing-masing memiliki 1.918 dan 1.569 petani tembakau. Sedangkan di Sumatera Utara ada 1.251 petani tembakau.
Jenis tembakau diberi nama berdasarkan tempat lahir. Tengok saja tembakau Viginia yang berasal dari daerah Virginia di belahan Benua Amerika, tembakau Turki berasal dari negara Turki. Hal serupa juga berlaku di Indonesia. Tembakau lokal dikenal berdasarkan daerah asalnya. Misalnya tembakau Deli, Besuki, Payakumbuh, Bugis, Kedu, Siluk, Banyumas, Kediri, Lumajang, Madura dan Rembang.
Tembakau merupakan tanaman musiman. Setiap tahun produksinya terus mengalami peningkatan. Diperkirakan tahun ini produksi tembakau bisa meningkat 7 persen. Tapi tetap tak sanggup memenuhi tingginya permintaan pabrik rokok. Setiap tahun kebutuhan tembakau di Indonesia mencapai 300.000 ton, sementara produksi tembakau lokal hanya berkisar 200.000 ton.
"Jangan salah, meski secara jumlah kita kalah, tapi secara kualitas kita sangat diperhitungkan," kata Budiyono.
"Kita mengekspor cerutu dan tembakau hitam ke Malaysia dan Brunei Darussalam," lanjutnya. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat Jawa percaya tembakau sudah hadir jauh masa sebelum kedatangan Penjajah Portugis.
Baca SelengkapnyaHingga kini, jejak keberadaan Portugis masih bisa dijumpai pada banyak lokasi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSejarah kopi Priangan merajai pasar Eropa. Namun di Tanah Air meninggalkan kesengsaraan.
Baca SelengkapnyaPada masa kejayaan daun emas Madura, dealer-dealer motor kehabisan stok karena diborong orang Madura.
Baca SelengkapnyaPerusahaan tembakau tumbuh sangat pesat karena didukung oleh peraturan yang memberikan kesempatan pengelolaan tanah selama 75 tahun.
Baca SelengkapnyaDi lokasi ini perdagangan internasional sudah berlangsung sejak abad ke-17.
Baca SelengkapnyaTanaman teh kemudian berhasil ditanam di Wanayasa Purwakarta karena beriklim sejuk. Saat itu, para pegawainya diselundupkan dari Tiongkok
Baca SelengkapnyaChandra mengatakan, pemerintah sebagai pemangku kepentingan dan regulator seharusnya memiliki tanggungjawab dalam melestarikan keberadaaan tembakau.
Baca SelengkapnyaTanaman ini dibawa oleh orang-orang Belanda ke Nusantara.
Baca SelengkapnyaPada masa jayanya, jumlah karyawan di perusahaan ini mencapai 2.000 orang
Baca SelengkapnyaRempah dan bumbu dapur tidak hanya berguna untuk melezatkan makanan saja namun juga memiliki manfaat kesehatan.
Baca SelengkapnyaPada era Hindia Belanda, pabrik ini menjadi andalan pemerintah waktu itu untuk menyuplai kebutuhan tembakau dunia.
Baca Selengkapnya