Irwan, Anggota Banser NU Yang Tak Pernah Absen Jaga Natal
Merdeka.com - Sudah sejak tahun 2010 lalu, Irwan alias Ipai (49) tak pernah absen menjaga gereja saat misa atau perayaan Natal. Anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Jakarta Pusat ini mengaku senang bisa membantu sesama manusia merayakan ibadah dengan tenang.
Berikut wawancara Irwan dengan reporter merdeka.com Ahda Bayhaqi di Kantor GP Ansor, Jl Kramat Raya, Jakarta Pusat, Kamis (27/12).
Sejak kapan mulai jaga perayaan Natal?
-
Bagaimana napi merayakan Idulfitri di penjara? Setelah berpuasa selama sebulan penuh, narapidana dan tahanan merayakan Idulfitri. Takbir bergema . Salat Id digelar di halaman penjara.
-
Apa yang dilakukan Ira Wibowo di Tahun Baru? Ira Wibowo hadir di konser bersama dua anaknya, Mario Bagaskara & Chika Bagaskara.
-
Kapan natal diperingati? Hari Natal pada 25 Desember pertama kali diperingati pada 221 Masehi.
-
Siapa yang merayakan Natal bersama? Video yang diunggah di Instagram @asmirandah89 menghadirkan keceriaan Chloe Emmanuelle, putri sulung Asmirandah, yang turut bergabung dalam perayaan tersebut.
-
Apa fungsi dari Gereja GPIB Immanuel di Kota Medan? Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) di Kota Medan menjadi rumah ibadah tertua sekaligus memiliki cerita dan nilai sejarah yang tinggi.
-
Kapan Natal dirayakan? Natal merupakan hari raya umat Kristiani yang diperingati setiap 25 Desember.
Sejak 2010. Mulai dari kader di kecamatan sudah instruksi tiap tahun jaga di gereja kecamatan masing-masing. Saya dulu di Kecamatan Senen ini. Di Senen banyak (gereja) ada di samping terminal. Fokusnya gereja di deket pemukiman. Lalu di Gereja Advent Salemba kebetulan dekat rumah saya. Terus di gereja di Kwitang. Itu saat masih kaderisasi tingkat kecamatan.
Saya di kecamatan dari 2010 sampai 2015. Lalu naik ditarik ke kepengurusan Jakarta Pusat sampai 2015. Bantu di pusat akhirnya saya diperbantukan jadi sekuriti di kantor pusat GP Ansor.
Kenapa jaga Natal?
Kita cuma ingin toleransi beragama saja. Karena memang ajaran di sini begitu. Kita saling menghargai, saling menghormati sesama. Kita inginnya damai-damai saja.
Ada pengalaman menarik selama jaga?
Ya saya senang saja. Melihat situasi bisa membantu sesama warga negara Indonesia. walaupun kita beda suku beda agama. kita perasaannya beda banget. Bukan berarti harus masuk ke ini atau gimana, kita hanya sekadar membantu saja.
Respons Umat Kristiani bagaimana?
Mereka menerima kita. Mengucapkan 'terima kasih, Pak'. Apalagi aparat keamanan kita TNI/Polri kurang jika dibandingkan jumlah jemaat. Saya kebetulan dapat (jaga) Katedral. Di sana mulai misa pertama itu kita sudah mengatur lalu lintas agar tidak macet, mengawasi keamanan hingga patroli. Kita sebelum pengamanan ikt apel bersama TNI dan Polri.
Tugas utama tetap aparat pemerintahan, kita hanya backup. Kalau ada sesuatu kita tidak boleh berbuat macam-macam. Kecuali kejadian tahun 2000, emergency terdekat dia. Kalau nunggu laporan mungkin kejadian. (Tahun 2000 ada serangan bom ke gereja yang menewaskan anggota Banser)
Mereka (Umat Kristen) respons makasih Pak. Misal Misa di Katedral, tapi parkir mobil di Istiqlal. Kita bantu menyeberangkan mereka. Sekarang, pesan taksi online, biar cepet kita bantu anter mereka, kasih jalan mereka.
Saya tidak ada perasaan apa-apa. Senang bisa bantu sesama.
Pernah ada rasa takut selama menjaga Perayaan Natal?
Rasa takut itu kadang memang ada. Tapi namanya juga sudah tugas. Sudah mengalir saja. Saya memang Nahdlatul Ulama sudah keturunan keluarga. Dari kakek. Kakek saya ustaz NU, saya kecil juga ngajinya ustaz NU. Ada yang disebut NU Kultural ada yang NU Struktur. Kalau saya memang kultur, sudah budaya.
Sekarang banyak yang menyindir Banser menjaga gereja, tanggapan anda?
Kita sikapi biasa saja. Di rumah saja banyak perdebatan dengan tetangga. Kalau merasa benar jalani masing-masing, untuk apa perdebatan kalau ujungnya berkelahi. Kenal dari kecil, berantem, besok ketemu lagi, manfaatnya apa' saya bilang gitu. 'Kalau situ sengsara masuk rumah sakit, kalau saya dilaporkan masuk penjara' manfaatnya apa?
Itu kan hanya beda paham saja. Silahkan beda paham, silahkan. Situ jalanin paham situ, saya jalanin.
Toleransi menurut Bapak seperti apa?
Buat saya, saya tanamkan yang diajarkan kakek buyut saya. Saya tanamkan ke anak-anak saya. Kita saling menghormati sesama ujung-ujungnya damai nyaman. Kalau damai, kita cari nafkah tenang. Coba kalau rusuh, berani nggak keluar rumah? Gimana mau makan? dengan keadaan damai nyaman tentram otomatis kita jihad buat keluarga tenang.
Nggak usah jauh-jauh, kita nafkahi anak istri sudah jihad. Jihad bukan harus perang. Jihad itu melawan diri sendiri, emosi diri sendiri. (mdk/ian)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sigit mengaku sangat senang dalam perayaan Natal 2023 ini bisa berjalan dengan lancar dan tanpa adanya pembatasan.
Baca SelengkapnyaMasyarakat adat dan pecalang juga sigap memberikan bantuan pengamanan selama proses pelaksanaan apel tersebut.
Baca SelengkapnyaHeru berharap agar seluruh kegiatan ibadah dalam perayaan Natal ini berjalan dengan baik dan tidak ada hal yang kurang.
Baca SelengkapnyaTak Ada Gangguan Keamanan Selama Nataru, IPW Apresiasi Polri
Baca SelengkapnyaDia pun meminta, agar pasukan kembali dengan tertib, disiplin penuh dan siaga untuk perintah berikutnya.
Baca SelengkapnyaGus Irsyad juga menyampaikan tentang peran Banser dalam membantu pemerintah.
Baca SelengkapnyaMayjen TNI Iwan Setiawan turut hadir di lokasi bakar batu yang digelar di Puncak Jaya, Papua kala itu.
Baca SelengkapnyaMenko Polhukam Mahfud MD mengucapkan Selamat Natal 2023
Baca SelengkapnyaArtis-artis Indonesia ini merayakan Natal bersama keluarga dan kerabat terdekat yang berbeda agama.
Baca SelengkapnyaPengamanan turut dilakukan di 213 gereja di Kota Tangerang.
Baca SelengkapnyaInilah sisi lain Ivan Gunawan yang tuai pujian netizen.
Baca SelengkapnyaDi perayaan itu, Maruli juga memuji jajarannya yang telah banyak membuat kegiatan sosial khususnya di daerah Papua.
Baca Selengkapnya