Izin Kilat Jamu DPR
Merdeka.com - Jamu cair bertuliskan huruf China itu menempel stiker 'Satgas DPR dan Herbavid-19'. Tidak ada penjelasan detil isi kandungan. Kemasan itu berbahasa China. Bahkan izin resmi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pun belum ada. Padahal ini resmi pemberian DPR.
Pembagian Jamu Herbavid-19 dilakukan Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran dan Rumah Sakit Moewardi Solo. Banyak para dokter kebingungan. Kondisi itu diakui Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), dr. Inggrid Tania. Bahkan ada dugaan Satgas Covid-19 DPR memerintahkan dokter agar memberikan jamu tersebut kepada pasien.
Pembagian jamu Herbavid-19 diberikan pertama kali pada Selasa, 14 April 2020. Sasaran utama para anggota Satgas Covid-19 DPR memang RSD Wisma Atlet Kemayoran. Pemberian ini sekaligus nazar Ketua Satgas sekaligus Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad. Dia berjanji pada diri sendiri membagikan jamu itu setelah dinyatakan sembuh sakit corona.
-
Siapa target dari diseminasi? Diseminasi merujuk pada proses menyebarkan informasi atau pengetahuan kepada orang banyak atau sekelompok orang tertentu.
-
Apa itu resep jamu herbal? Beberapa orang percaya bahwa konsumsi jamu herbal dapat menurunkan kadar kolesterol, tekanan darah tinggi, asam urat, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, menurunkan kadar gula, bahkan dapat mencegah kanker.
-
Dimana jamu pertama kali ditemukan? Secara historis, jamu telah ada sejak tahun 825 Masehi yang dibuktikan dengan adanya relief pada dinding Candi Borobudur.
-
Siapa yang bisa minum jamu daun? Oleh karena itu, sangat penting untuk berkonsultasi dengan ahli herbal atau dokter jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu yang perlu diperhatikan.
-
Kenapa orang minum jamu? Mengkonsumsi jamu telah menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi budaya lokal di Indonesia. Selain sebagai cara menjaga kesehatan, minum jamu juga merupakan warisan leluhur yang terus dijaga hingga kini.
-
Dimana jamu tradisional banyak digunakan? Dalam kehidupan sehari-hari, rempah-rempah ini sering kali dijadikan bahan utama dalam pembuatan jamu tradisional yang tidak hanya menyehatkan tetapi juga menyegarkan.
Terkait tidak adanya izin edar dari BPOM, Satgas Lawan Covid-19 mendapatkan banyak kritik dari masyarakat. Dua pekan setelah Herbavid-19 diedarkan ke berbagai rumah sakit rujukan corona, tepatnya pada 27 April 2020, jamu didaftarkan ke BPOM.
Proses berlangsung begitu cepat. Dalam tiga hari, BPOM keluarkan izin edar untuk jamu Herbavid-19. Padahal biasanya produk yang didaftarkan ke BPOM harus melewati beberapa tahapan dan memakan waktu enam hingga sembilan bulan.
Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik BPOM, Mayagustina Andarini, mengatakan bahwa BPOM mempunyai beberapa kebijakan dalam memberikan perizinan. Untuk jamu Herbavid-19, BPOM menyebut sebagai izin penggunaan darurat.
Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik BPOM, Mayagustina Andarini ©Liputan6.com/Herman Zakharia
Menurut Mayagustina, jamu dari DPR itu melalui mekanisme registrasi prioritas. Produk tersebut klaim memelihara daya tahan tubuh, serta suplemen kesehatan. Dalam masa pandemi corona ini, BPOM memungkinkan mengeluarkan izin penggunaan darurat tersebut.
Kini Jamu Herbavid-19 sudah terdaftar di BPOM dengan Nomor Izin Edar (NIE) TR203643421. Meski izin darurat, kata Mayagustina, BPOM telah melakukan evaluasi terhadap aspek keamanan, mutu, dan khasiatnya. "Herbavid-19 merupakan salah satu produk yang mendapatkan izin penggunaan darurat," kaya Mayagustina kepada merdeka.com, Rabu pekan lalu.
Klaim yang disetujui untuk Herbavid-19 adalah untuk membantu memelihara daya tahan tubuh, membantu meredakan batuk, demam, dan melegakan tenggorokan. Untuk penandaan produk juga harus memenuhi ketentuan peraturan yang berlaku, di antaranya mencantumkan informasi pada kemasannya terkait komposisi, kegunaan, cara penggunaan, dan peringatan/perhatian, cara penyimpanan, nomor izin edar, nomor bets dan batas kedaluwarsa.
Kemasan Herbavid-19 sebelum dan sesudah mendapatkan izin BPOM juga berbeda. Termasuk komposisi isinya. Menurut Mayagustina, BPOM melakukan evaluasi produk saat registrasi. Produk Herbavid-19 terdiri dari 11 bahan aktif yang memiliki riwayat empiris digunakan untuk membantu memelihara daya tahan tubuh, membantu meredakan batuk, demam dan melegakan tenggorokan.
Berdasarkan hasil peninjauan ke sarana produksi, produk Herbavid-19 memiliki komposisi, yaitu Lonicera japonica Flos (Bunga Honeysuckle), Forsythiae suspensae Fructus (Biji Forsythiae), Arctium lappa Fructus (Biji Burdock), Mentha arvensis Folium (Daun Mint), Coix lacryma-jobi Semen (Biji Jali-jali), Lophateri gracile Folium (Daun Bambu), Schizonepeta tenuifolia Folium (Daun Kemamgi), Imperata cylindrica Rhizoma (Akar Alang-alang), Glycyrrhyza glabra Radix (Akar Licorice), Pogostemon cablin Folium (Daun Nilam), Curcuma xanthorrhiza Rhizoma (Rimpang Temulawak).
Dari 11 jenis bahan baku tersebut, terdapat tiga jenis bahan baku yang diimpor, yaitu Lonicera Japonica Flos (Bunga Honeysuckle), Forsythiae Suspensae Fructus (Biji Forsythiae), dan Arctium Lappa Fructus (Biji Burdock)
Ketua Umum PDPOTJI, dr. Inggrid Tania juga sempat menelusuri berbagai bahan yang terkandung dalam jamu yang disumbangkan Satgas tersebut. Hasil temuannya, Herbavid-19 menggunakan modifikasi resep Yin Qiao San dari China. Bahan itu diakui telah memiliki riwayat empirik sepanjang tiga generasi di negara asalnya.
Menurut Inggrid, Herbavid-19 ini formulanya baru saja dimodifikasi dan dibuat. Artinya, belum ada pengalaman dipakai di China. Untuk itu dia meminta obat tradisional yang belum pernah dipakai di Indonesia perlu dilakukan uji klinis. "Jadi izin edar saja belum cukup," tegas dr Inggrid.
Herbavid-19 Bukan Obat Corona
Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad ©2017 dok foto dok ri
Alasan darurat kesehatan disampaikan BPOM tidak bisa dijadikan landasan untuk melewati prosedur. Justru perlu penelitian mendalam demi memastikan obat maupun jamu itu benar-benar berkhasiat dan aman.
Terkait pernyataan dr. Inggrid Tania, BPOM mengatakan bahwa produk Herbavid-19 merupakan obat herbal yang diproduksi dalam negeri. Dalam prosesnya juga telah menerapkan aspek Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) sesuai ketentuan.
Jamu ini diproduksi Utomo Chinese Medical Center, Kota Jakarta Utara, DKI Jakarta. Klinik tersebut merupakan produsen dalam negeri yang sesuai ketentuan dalam bidang registrasi produk telah menerapkan aspek CPOTB bertahap, yaitu untuk aspek sanitasi dan hygiene serta dokumentasi dan telah memiliki sertifikat CPOTB tahap 1 Nomor : BST.04.03.431B.05.20.01.01.393 tanggal 5 Mei 2020.
Terkait izin edar ini, Sufmi Dasco Ahmad mengatakan sebelum Herbavid-19 dibagikan ke beberapa rumah sakit rujukan, sudah mendapatkan izin dari Kemenkes dan BPOM. Dasco mengaku bahwa Satgas sudah berkonsultasi dengan Kemenkes dan BPOM.
"Kami kan tidak menjualnya. Kami membagikan secara gratis. Sebelum dibagikan juga kami sudah cek ke Kemenkes langsung. Kawan-kawan juga sudah konsultasi ke BPOM. Karena Herbavid-19 bukan untuk diperjualbelikan jadi tidak apa-apa," kata politikus Partai Gerindra itu.
Senada dengan koleganya di DPR dan partai, Andre Rosiade selaku Anggota Satgas Covid-19 DPR, mengklaim bahwa sudah banyak sembuh setelah mengonsumsi Herbavid-19. Akibat pernyataan itu, Andre mendapat protes banyak dokter.
Menurut Andre, Herbavid-19 merupakan jamu untuk meningkatkan daya imun dan siapa saja bisa meminumnya. "Herbavid itu untuk menambah daya imun tubuh. kalau imun kuat, otomatis virus tidak bisa masuk. Atau orang yang sudah positif diberikan herbavid ya untuk mempercepat proses penyembuhannya," kata Andre kepada merdeka.com.
Sementara itu, Mayagustina menegaskan tidak pernah memberikan klaim terhadap khasiat obat herbal yang disebut bisa menyembuhkan pasien corona. Meski begitu, pihaknya memberikan dukungan kepada siapa saja memiliki peran dan upaya terhadap penanggulangan wabah Covid-19 dengan tetap memperhatikan keamanan, mutu, dan manfaat produk
Untuk itu, BPOM mengimbau masyarakat jangan mudah terkecoh iklan atau pernyataan seseorang menyebut bahwa obat herbal ampuh mengobati penyakit corona. "Kita tidak pernah memberikan persetujuan klaim khasiat obat herbal yang dapat mengobati Covid-19," ungkap Mayagustina menambahkan.
(mdk/ang)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah membahas pemanfaatan Wisma Atlet di Kemayoran, Jakarta Utara, setelah selesai digunakan sebagai rumah sakit darurat saat pandemi COVID-19.
Baca SelengkapnyaRumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran Jakarta resmi ditutup pada Jumat, 31 Maret 2023
Baca SelengkapnyaPenyusunan Inpres tersebut sedang dikaji oleh Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg).
Baca SelengkapnyaHeru berujar, dia belum membaca RUU yang dimaksud.
Baca SelengkapnyaRSPPN ini sebagai wujud penghargaan dan penghormatan atas konstribusi luar biasa Panglima Besar Soedirman dalam sejarah perjuangan bangsa.
Baca SelengkapnyaSaat hendak duduk, Prabowo sempat menyalami Menko Airlangga Hartarto
Baca SelengkapnyaBesaran tunjangan perumahan anggota DPR RI akan disesuaikan dengan harga sewa rumah di kawasan Senayan, Semanggi, hingga Kebayoran.
Baca SelengkapnyaAtas kejadian tersebut, Ketua DPRD Sementara Kepulauan Mentawai Ibrani Sababalatturun prihatin dan meminta maaf kepada seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaAnggota DPR yang sudah masa habis jabatan (2019-2024) atau yang terpilih kembali (2024-2029) harus mengosongkan RJA pada akhir Oktober 2024.
Baca SelengkapnyaRencananya, kegiatan ini akan dibuka oleh Ketua MPR RI Bambang Soesatyo dan dilanjut pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi), Jumat (16/8).
Baca SelengkapnyaPolisi akan terus melakukan penyidikan dan melakukan pengembangan perkara.
Baca SelengkapnyaWalaupun begitu, sejauh ini dia belum menyebut nominal tunjangan rumah dinas yang akan diberikan dan otomatis menambah gaji para Anggota DPR RI tersebut.
Baca Selengkapnya