Izrail eks baret hijau
Merdeka.com - Membuka lembaran kelamnya terasa sulit. Pengalamannya sebagai pembunuh bayaran sebagian sudah terkikis usia. Iwan Cepi Murtado, 71 tahun, berkaus hijau kusam dengan tulisan Yon Serna Trikora di bagian dada dulunya tentara elite pada 1960-an.
Rumahnya di tengah gang sempit di Utan Panjang, Kemayoran, Jakarta Pusat. Dia menjadi tentara setelah lulus dari Sekolah Keterampilan Negeri (SKN) di daerah Kampung Jawa. "Waktu itu ada penerimaan 20 ribu tentara di Jakarta. Saya iseng-iseng coba ternyata masuk," kata Iwan kepada merdeka.com di kediamannya Jumat pekan lalu.
Iwan tergabung dalam pasukan Raider dan digembleng di wilayah Sukoharjo, Jawa Tengah, selama enam bulan. Kembali ke ibu kota, pria sekarang bercucu tiga ini bertugas menumpas gerakan komunis di sekitar Malang, Jawa Timur. "Karena jiwa nakal saya tak pernah hilang, usai kembali bertugas saya tak pernah lapor pada kesatuan, lebih milih turun kembali ke jalanan," ujar lelaki berkumis dan berambut uban ini.
-
Siapa yang menolong pria tersebut? Sebuah video yang diunggah oleh akun Instagram @bgd.info memperlihatkan seorang Polisi sedang menolong pemuda yang berjalan kaki di jalan tol Cipularang KM 127.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
-
Mengapa perwira tersebut diperlakukan seperti itu? Dijelaskan dalam video, bahwa setiap prajurit yang sudah masuk ke rumah tahanan maka dianggap sama. “Tidak ada yang spesial di penjara militer meski setinggi apapun pangkatnya,“
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
-
Siapa Jenderal bintang satu yang disangka sebagai pembantu? Tiba-tiba beberapa orang taruna senior dengan wajah gusar mendekatinya dengan tergesa-gesa. 'Kamu tahu Bapak itu siapa?' bentak seorang Taruna senior.'Siap, tidak tahu!' balas Taruna Junior tersebut.
Memasuki 1970-an, Iwan mulai menapaki dunia kejahatan. Latar belakang sebagai bekas prajurit sangat berpengaruh dengan pekerjaan melenyapkan nyawa manusia. Mental membunuh sudah ditempa sejak dia memburu gerakan separatis komunis. Dia sudah tak bisa mengingat puluhan pemberontak diburu hingga tewas.
Iwan hanya sumringah sambil menundukkan kepala. "Tapi itu (pengalaman saya sebagai prajurit) jelas membantu saya secara teknis, bagaimana membaca situasi, strategi, dan eksekusi korban-korban saya," tuturnya.
Pesanan pertamanya adalah membunuh seorang pengusaha. Tugas itu dia peroleh lewat perantara. Selama sepekan dia membaca gerak-gerik target dari kediaman sampai kantor korban di daerah Fatmawati, Jakarta Selatan. "Tak lama, masih berada di dalam mobil, usai pulang kantor saya menikam korban pada bagian dada. Lalu saya tinggal pergi," katanya mengingat.
Iwan biasanya melakoni tugasnya bersama satu orang. Desertir ini bertugas mengeksekusi dan rekannya menjadi joki kendaraan. Uniknya, sang asisten dipastikan selalu berganti saban kali membunuh. "Waktu target itu, saya diboncengin motor langsung kabur. Sempat dikejar sama beberapa orang tapi berhasil lolos," ujarnya.
Untuk upah pertamanya, bapak tiga anak ini mendapatkan Rp 5 juta sekali tugas. Waktu itu jumlahnya tergolong besar, namun perantara ikut memotong bayaran membunuh. "Biasalah itu, terima bersih Rp 3 juta. Saya bagi ke teman, paling bawa Rp 2 juta," katanya. Dia membandingkan pada tahun 1970-an harga satu mobil taksi Rp 400 ribu.
Dari total tujuh korban, Iwan mampu melenyapkan target tanpa jejak. Dia mengaku lihai menggunakan berbagai senjata untuk menghabisi target pemesannya. Mulai dari senjata api, tajam hingga hanya memakai seutas tali. Pengalaman sebagai eks tentara baret hijau membantu dalam perjalanannya sebagai pembunuh bayaran.
(mdk/fas)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tentara bayaran Israel berasal dari berbagai negara seperti Spanyol, Prancis, dan Afrika Selatan.
Baca SelengkapnyaOperasi Agen Mossad Israel mencuri data rahasia jet tempur musuh. Seorang pilot terkena jeratnya.
Baca SelengkapnyaIsrael menangkap tujuh warganya yang diduga menjadi agen mata-mata untuk intelijen Iran.
Baca SelengkapnyaIsrael terungkap memakai tentara bayaran dari Spanyol untuk berperang di Gaza, Palestina.
Baca SelengkapnyaIsrael pakai jasa tentara bayaran saat berperang, ternyata segini bayarannya.
Baca SelengkapnyaKasus bunuh diri di kalangan tentara Israel juga meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaTak terkira, bayaran ke sejumlah tentara itu begitu fantastis.
Baca SelengkapnyaKapolres Boyolali AKBP Petrus Parningotan Silalahi menyebut hubungan IR dan Bayu hanya pertemanan.
Baca SelengkapnyaSejarah Heroik Mengapa Brigade Al-Qassam Kerap Dokumentasikan Serangan Mereka ke Tentara Israel
Baca SelengkapnyaSerda Adan menjual tiga nama yang disebutnya sebagai perwira TNI AL untuk memuluskan tindak kejahatannya.
Baca SelengkapnyaAbdullah Ghaleb Barghouti adalah sosok yang tegas melawan penjajahan Israel atas Palestina. Dia memilih bergabung dengan Hamas.
Baca SelengkapnyaIsrael telah menyatakan perang melawan Palestina pasca serangan mendadak kelompok Hamas.
Baca Selengkapnya