Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Jadi gay & lesbian, faktor gen atau pilihan hidup?

Jadi gay & lesbian, faktor gen atau pilihan hidup? Ilustrasi LGBT. ©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Fenomena mengenai kelompok lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) akhir-akhir ini kembali merebak. Sejumlah diskriminasi terhadap kelompok LGBT kian marak, akibat stigmatisasi buruk yang kadung mewabah dalam menyikapi kelompok tersebut.

Sebut saja sejumlah kasus seperti sweeping yang dilakukan sebuah ormas di kawasan Bandung Kulon beberapa waktu lalu. Dalam aksinya, mereka menyisir rumah-rumah kontrakan dan menggerebek lima orang buruh wanita yang bekerja di pabrik-pabrik garment wilayah Cigondewah, serta menuduh mereka merupakan pasangan lesbian hanya karena mereka mengontrak rumah berlima.

Aksi-aksi serupa pun banyak terjadi di Indonesia. Bahkan, sebuah LSM bernama Arus Pelangi yang peduli terhadap isu-isu diskriminasi kelompok LGBT ini, merilis data bersama pihak YLBHI yang menyebutkan bahwa pada tahun 2013 saja, sebanyak 89,3 persen LGBT di Indonesia pernah alami kekerasan, baik kekerasan secara verbal, fisik, maupun ekonomi.

"Pada kasus-kasus ini negara tidak hadir untuk melindungi LGBT," ujar Ketua LSM Arus Pelangi Yuli Rustinawati pada Rabu (27/1).

Dalam setiap kasus diskriminasi yang terjadi pada kelompok LGBT, umumnya mereka yang melakukan diskriminasi itu biasanya melandaskan argumen mereka pada teks-teks agama, serta sejumlah tuduhan lainnya seperti memvonis bahwa LGBT adalah sebuah 'gangguan kejiwaan'.

Padahal sejak 17 Mei 1990, World Health Organization (WHO) secara resmi telah menyatakan bahwa homoseksual bukanlah sebuah penyakit maupun gangguan kejiwaan. Sementara itu, Indonesia melalui Departemen Kesehatan RI telah meratifikasi hal tersebut sejak tahun 1983, dan memasukkannya dalam buku Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ), edisi II (1983) dan edisi III (1993).

Kemudian, PPDGJ edisi II dan edisi III ini oleh Departemen Kesehatan RI ditetapkan sebagai acuan profesi kesehatan jiwa, akademisi, dan masyarakat, dalam melihat fenomena homoseksualitas. Hal ini dijadikan sebagai pedoman dengan tujuan untuk menghapuskan stigma buruk dan diskriminasi yang kerap dituduhkan masyarakat terhadap kelompok LGBT tersebut.

Dengan fakta tersebut, tugas pemerintah Indonesia saat ini adalah melindungi sebagian warga negaranya yang merupakan kelompok LGBT, dari diskriminasi yang dilakukan pihak lain dengan dalil dan tuduhan apapun. Sebab, hal-hal inilah yang nyatanya kerap menjadi motif diskriminasi bagi kelompok LGBT.

Selain itu, hal penting yang harus dipahami masyarakat umum adalah fakta bahwa para LGBT itu sama sekali tidak membuat-buat dirinya menjadi demikian. Sebab, faktor genetis yang begitu dominan dalam memahami fenomena ini lebih rumit untuk diteliti oleh para pakar kedokteran, daripada sekedar tuduhan bahwa para LGBT tersebut sengaja untuk merubah kecenderungan seksualnya.

Tuduhan bahwa para LGBT ini sengaja menjadikan diri mereka memiliki orientasi seksual yang berbeda, biasanya hanya dilihat dari bagaimana banyaknya para transgender (banci) yang menjalani profesi-profesi asusila seperti menjadi PSK sebagai stereotype-nya. Padahal, sebagian transgender atau para LGBT lainnya banyak juga yang berusaha meraih pendidikan formal, dan menjadi bagian dari masyarakat pada umumnya.

Seorang ahli bedah syaraf dr. Roslan Yusni Hasan, atau yang biasa disapa dr. Ryu Hasan menjelaskan, bahwa ilmu biologi modern saat ini sangat detail menjelaskan apa itu identitas seksual. Tiga variabel yang harus dipahami sebagai dasar dalam menentukan identitas seksual seseorang yakni: jenis kelamin, gender, dan orientasi seksual, harus dipahami sebagai variabel-variabel yang saling independen dan bisa berdiri sendiri-sendiri.

Pemahaman mengenai jenis kelamin biologis, tidaklah sama dengan gender. Hal itu nyatanya juga berbeda dengan pemahaman mengenai orientasi seksual. Ketiganya merupakan variabel terpisah yang bisa saling mempengaruhi.

Hal ini sangat penting dipahami untuk melihat fenomena-fenomena yang terjadi di masyarakat. Seperti misalnya, ada seseorang yang jenis kelaminnya laki-laki, tapi gendernya feminin, namun orientasi seksualnya tetap kepada perempuan. Laki-laki seperti ini tingkah lakunya mungkin bisa jadi sangat kemayu (feminin), tapi dia tetap berkeluarga dan bisa punya anak seperti orang kebanyakan.

Menurut dr. Ryu, hal ini sebenarnya bisa dijadikan pemahaman dasar bahwa anggapan umum yang menyimpulkan bahwa 'Individu yang berjenis kelamin laki-laki, gendernya tentu maskulin dan arah orientasi seksualnya kepada perempuan', tidaklah selalu demikian. Fenomena genetis dalam dunia biologi modern pun nyatanya tidak sesederhana seperti mengklasifikasikan pria pasti suka wanita, atau wanita pasti suka pria.

Insting untuk menentukan orientasi seksual inilah yang kemudian menjadikan para lesbian saling suka sesama perempuan, dan para gay yang juga suka terhadap sesama lelaki. Faktor-faktor genetis selama seseorang berada di dalam kandungan ibunya, adalah hal yang diteliti sangat mendalam melalui dunia biologi modern. Sehingga, klasifikasi mengenai jenis kelamin, gender, dan orientasi seksual menjadi sangat bervarian, dan tidak sesederhana laki-laki dan perempuan saja seperti yang dipahami selama ini.

Selain itu, anggapan lain yang terkadang dijadikan motif dalam upaya-upaya diskriminasi terhadap para LGBT ini, adalah ketakutan sebagian masyarakat bahwa apa yang terjadi dengan LGBT itu bisa menular kepada siapapun yang berada dan bersosialisasi dengan mereka. Padahal, insting yang menentukan orientasi seksual seseorang itu bukanlah sesuatu yang bisa menular, karena proses pembentukannya bahkan ketika seseorang itu masih berada di dalam kandungan.

Dengan kata lain, insting untuk memiliki kecenderungan seksual terhadap pria atau wanita, merupakan bawaan lahir yang berbeda-beda dari setiap individu.

Hal ini diakui oleh seorang transgender bernama Karina Samosir, yang ditemui merdeka.com beberapa waktu lalu. Menurut pengakuannya, dirinya pun menjadi seorang transgender bukan karena terpengaruh oleh orang lain, melainkan karena hasrat dan insting personal yang sudah dirasakan olehnya sejak kecil.

Karina yang merupakan mahasiswa di sebuah kampus swasta di bilangan Jakarta Pusat dan kini sedang mempersiapkan sidang skripsinya itu mengaku, banyak teman-teman yang bergaul dengannya sejak lama, namun mereka tetap menjadi laki-laki dan perempuan normal seperti orang-orang pada umumnya.

"Jika memang ini virus yang dapat menular, mungkin tetangga saya, temen sekelas saya, atau temen-temen kantor saya, mereka akan 100 persen menjadi lesbi atau gay dong. Karena mereka kan juga bersosialisasi secara normal dengan saya," ujar Karina saat ditemui merdeka.com pada Rabu pekan lalu.

Menurutnya, apabila ada seorang pria atau wanita yang bergaul dengan para LGBT ini kemudian terpengaruh untuk menjadi salah satu dari mereka, hal itu sebenarnya bukanlah keterpengaruhan akibat penularan. Melainkan, sebenarnya sudah ada insting di dalam diri pria atau wanita tersebut, yang secara genetis memang menjadikan orientasi seksualnya berbeda dengan jenis kelamin serta sudut pandang gender yang dimilikinya.

"Jadi, tergantung individu masing-masing apakah dia mempunyai potensi menjadi LGBT secara genetis, dan memutuskan untuk terpengaruh atau tidak. Jadi transgender, gay atau lesbi tidak menular," ujarnya. (mdk/ian)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pengertian Diskriminasi Sosial, Penyebab, dan Contohnya yang Perlu Diketahui
Pengertian Diskriminasi Sosial, Penyebab, dan Contohnya yang Perlu Diketahui

Diskriminasi adalah masalah sosial yang dapat memicu perpecahan.

Baca Selengkapnya
LGBTQ adalah Jenis Identitas Seksual, Perlu Dipahami
LGBTQ adalah Jenis Identitas Seksual, Perlu Dipahami

Setiap orang memiliki pendapat dan sudut pandang masing-masing dalam melihat keberadaan LGBTQ.

Baca Selengkapnya
Diskriminasi adalah Perlakuan Berbeda yang Merugikan Golongan Tertentu, Ini Penyebab dan Dampaknya
Diskriminasi adalah Perlakuan Berbeda yang Merugikan Golongan Tertentu, Ini Penyebab dan Dampaknya

Diskriminasi sosial adalah suatu sikap membedakan secara sengaja terhadap orang atau golongan yang berhubungan latar belakang tertentu.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Ungkap Penyebab Kasus Cacar Monyet Meningkat
Kemenkes Ungkap Penyebab Kasus Cacar Monyet Meningkat

Kasus cacar monyet di Indonesia saat ini mencapai 14. Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2022 hanya satu kasus.

Baca Selengkapnya
Mengenal Gender Dysphoria, Kondisi Ketidaknyamanan Atas Jenis Kelamin yang Dimiliki
Mengenal Gender Dysphoria, Kondisi Ketidaknyamanan Atas Jenis Kelamin yang Dimiliki

Gender dysphoria mengacu pada perasaan tidak nyaman yang dialami seseorang karena jenis kelaminnya tidak sesuai dengan identitas gender yang mereka miliki.

Baca Selengkapnya
Stigma adalah Stereotip Negatif, Ketahui Faktor dan Karakteristiknya
Stigma adalah Stereotip Negatif, Ketahui Faktor dan Karakteristiknya

Stigma dapat muncul dalam berbagai bentuk, baik secara personal maupun institusional.

Baca Selengkapnya
Kontak Seksual Bisa Tularkan Cacar Monyet
Kontak Seksual Bisa Tularkan Cacar Monyet

Hanny menjabarkan, hubungan seksual sesama jenis atau sering berganti-ganti pasangan dapat meningkatkan risiko penularan virus tersebut.

Baca Selengkapnya
Terbongkar! Grup LGBT di Klaten, Anggotanya Ribuan Orang
Terbongkar! Grup LGBT di Klaten, Anggotanya Ribuan Orang

Orang tua diminta untuk mengawasi handphone anak jika memiliki tiga aplikasi sebagai media komunikasi mereka.

Baca Selengkapnya
Jangan Seks Bebas, Ini Cara Jitu Cegah Terpapar Cacar Monyet
Jangan Seks Bebas, Ini Cara Jitu Cegah Terpapar Cacar Monyet

Kemenkes melaporkan kasus cacar monyet di Indonesia bertambah menjadi tujuh.

Baca Selengkapnya
Ternyata Orang Kaya Rentan Kena Penyakit kanker, Sementara Orang Miskin Diabetes
Ternyata Orang Kaya Rentan Kena Penyakit kanker, Sementara Orang Miskin Diabetes

Prediksi genetik risiko penyakit juga bergantung pada latar belakang sosial ekonomi seseorang.

Baca Selengkapnya
Apa Penyebab Orang Terjangkit HIV?
Apa Penyebab Orang Terjangkit HIV?

Banyak orang belum memahami penyebab HIV. Yuk, simak hal-hal yang bisa jadi penyebab seseorang terjangkit HIV!

Baca Selengkapnya
Kasus HIV/AIDS di Kota Banda Aceh Meningkat, Didominasi Kelompok Homoseksual
Kasus HIV/AIDS di Kota Banda Aceh Meningkat, Didominasi Kelompok Homoseksual

Kasus HIV/AIDS di Kota Banda Aceh Meningkat dari tahun 2008 hingga Mei 2024

Baca Selengkapnya