Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Jadi lawan di Jakarta, akur di daerah

Jadi lawan di Jakarta, akur di daerah SBY-Megawati-Prabowo. ©2016 merdeka.com

Merdeka.com - Dalam politik tidak ada lawan dan kawan abadi, yang ada hanya kepentingan yang abadi. Ungkapan tersebut memang menjadi kiblat dalam dunia politik. Demi kepentingan, hari ini kawan besok bisa menjadi lawan, juga sebaliknya.

Dalam ajang pilkada serentak 2017 misalnya, tiga poros besar kekuatan yang bertarung di Pilgub DKI ternyata tidak selamanya berperang juga di daerah lain. Koalisi yang dibangun di pusat bisa berbeda di tingkatan pilkada.

Di Pilgub DKI, PDIP, Demokrat dan Gerindra membentuk tiga poros berbeda. Ketiga partai itu seolah membuat kutub yang saling serang satu sama lain.

Demokrat, PPP, PAN dan PKB membentuk koalisi Cikeas untuk mengusung duet Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni. PDIP, Hanura, NasDem dan Golkar membentuk koalisi besar dengan mengusung petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat. Sedangkan Gerindra dan PKS mengusung duet Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. Ketiganya melambangkan elite politik yang mendominasi saat ini, Jokowi dengan back up Megawati, kubu Prabowo Subianto, dan kubu Susilo Bambang Yudhoyono.

mega dampingi ahok djarot daftar ke kpud

Mega dampingi Ahok-Djarot daftar ke KPUD ©2016 merdeka.com/muhammad luthfi rahman

Ketiga poros itu pun mulai saling serang. Tidak cuma para pasangan calon, kader partainya sudah mulai memanasi mesin politik untuk kemudian saling lempar peluru dan bola panas ke arah musuhnya. Pilgub DKI rasa pilpres pun dirasakan para pendukung.

Namun, perseteruan ketiga poros itu rupanya tidak terjadi di daerah lain. Di Pilgub Sulawesi Barat misalnya, PDIP dan Gerindra berdamai untuk mengusung pasangan Ali Baal Masdar dan Enny Angraeny Anwar. Koalisi ini juga ditambah NasDem, PAN, PKB dan PPP.

Di Sulawesi Barat, koalisi PDIP dan Gerindra ini justru bertarung dengan koalisi Demokrat, PKS dan Hanura mengusung Suhardi Duka-Kalama Katta. Sedangkan partai beringin mengusung Salim Mengga-Hasunddin Mas'ud.

Konstelasi politik di Kulonprogo, DIY juga membuat PDIP dan PKS bergabung mengusung pasangan Hasto Wardoyo-Sutedjo. Pasangan nomor urut dua ini juga disokong oleh Golkar, PAN, Hanura dan NasDem. Koalisi gemuk ini bakal menantang pasangan Zuhadmono Azhari-Iriani Pramastuti yang diusung Gerindra, PKB dan Demokrat.

deklarasi anies baswedan sandiaga uno

Deklarasi Anies Baswedan-Sandiaga Uno ©2016 Merdeka.com/Anisyah Al Faqir

Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) Djayadi Hanan menyebut, dalam konteks politik di Indonesia, koalisi memang tidak utuh bulat. Artinya koalisi di tingkat nasional bisa berbeda dengan di tingkat lokal atau daerah.

"Koalisi partai politik itu tergantung dari kesepakatannya apa. Artinya koalisi di tingkat nasional bisa tidak berlaku di tingkat lokal," ujar Djayadi dalam perbincangan dengan merdeka.com, Kamis (3/11) kemarin.

Dalam konteks Pilgub DKI, Djayadi tidak menampik adanya pertarungan antara Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Prabowo dan Megawati. Namun pertarungan ketiganya di Pilgub DKI bukan karena perbedaan fatsun politik, tetapi lebih dipengaruhi oleh dinamika politik lokal.

"Jika saja Megawati mengusung Risma di Pilgub DKI, mungkin saja saat ini Prabowo dan SBY akan bergabung dengan Megawati. Hanya karena kemudian PDIP mengusung Ahok, Prabowo dan SBY akhir berseberangan dengan Megawati," ujarnya.

Deputi Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) Masykurudin Hafidz menyebut cairnya koalisi di Tanah Air dikarenakan dukungan terhadap calon kepala daerah tidak didasarkan pada fatsun partai. Koalisi baik di tingkat nasional maupun daerah lebih dikarenakan pasangan calonnya.

"Gerindra misalnya, punya fatsun politik ekonomi kerakyatan dan anti asing, PDIP partai wong cilik. Nah ketika membangun koalisi mereka tidak berdasarkan pada fatsun itu," ujarnya.

kampanye agus sylvi di gedung djakarta theater

Kampanye Agus-Sylvi di Gedung Djakarta Theater ©2016 merdeka.com/muhammad luthfi rahman

Terlebih dalam banyak kasus, koalisi tidak dibangun oleh parpol, tetapi justru oleh pasangan calon. Pasangan calon justru mendudukkan bareng para parpol untuk kemudian dimintai dukungan.

"Pasangan calon justru yang menggerakkan partai, bukan partai atas dasar fatsun dalam membentuk koalisi. Nah politik kita apalagi dalam konteks pilkada saat ini masih seperti itu," terang Maskurudin.

Hal itu terlihat jelas ketika koalisi terbentuk, kontribusi parpol kepada pasangan terlihat sangat minim. Yang ada justru sebaliknya, para pasangan calon kepala daerah yang kerja sendiri.

"Kontribusi parpol ke calon itu minim. Mereka para calon justru kerja sendiri. Mereka bikin tim sendiri yang lebih efektif dari parpol," ujarnya. (mdk/hhw)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
PKB Ingin Bersama PDIP Membangun Jakarta Usung Anies Baswedan
PKB Ingin Bersama PDIP Membangun Jakarta Usung Anies Baswedan

Jika PDIP bersama PKB dan PKS mendukung Anies maka akan semakin bagus dan berpeluang menang.

Baca Selengkapnya
PKB dan PDIP Making Mesra di Pilkada Jatim: Cari Figur Lawan Khofifah!
PKB dan PDIP Making Mesra di Pilkada Jatim: Cari Figur Lawan Khofifah!

PKB akan bekomunikasi dengan PDIP membahas calon kuat yang akan menjadi jagoan mereka.

Baca Selengkapnya
PDIP Berandai-andai Kerja Sama dengan PKB, Usung Anies di Jakarta dan di Jatim Kadernya Cagub
PDIP Berandai-andai Kerja Sama dengan PKB, Usung Anies di Jakarta dan di Jatim Kadernya Cagub

Eriko mengatakan, dalam membangun kerja sama tidak ada partai yang bisa mengedepankan egonya.

Baca Selengkapnya
Said Abdullah: PDIP Terbuka Kadernya Diusung jadi Cagub atau Cawagub di Jatim
Said Abdullah: PDIP Terbuka Kadernya Diusung jadi Cagub atau Cawagub di Jatim

Ketua DPD PDIP Jatim, Said Abdullah, mengatakan partainya terbuka bila dalam bekerja sama dengan partai lainnya

Baca Selengkapnya
Ahok Siap Lawan Ridwan Kamil Jika Diusung PDIP Maju Pilkada Jakarta 2024
Ahok Siap Lawan Ridwan Kamil Jika Diusung PDIP Maju Pilkada Jakarta 2024

Ahok menyerahkan keputusan pencalonan Pilkada Jakarta kepada Tim Desk Pilkada DPP PDIP, Sekjen PDIP dan nantinya akan diputuskan oleh Megawati Soekarnoputri

Baca Selengkapnya
Said Abdullah Sebut Kepastian Calon yang Diusung PDIP di Pilgub Jakarta Diumumkan Pekan Depan
Said Abdullah Sebut Kepastian Calon yang Diusung PDIP di Pilgub Jakarta Diumumkan Pekan Depan

Pengumuman tersebut rencananya akan dilakukan langsung oleh Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.

Baca Selengkapnya
PDIP Buka Peluang Ahok-Djarot Bertarung di Pilgub Sumut
PDIP Buka Peluang Ahok-Djarot Bertarung di Pilgub Sumut

PDIP membuka peluang mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Djarot Syaiful Hidayat untuk dicalonkan pada Pilkada Sumut.

Baca Selengkapnya
PDIP Buka Peluang Koalisi dengan Gerindra, PAN hingga PKB di Pilkada 2024
PDIP Buka Peluang Koalisi dengan Gerindra, PAN hingga PKB di Pilkada 2024

Hasto Kristiyanto memastikan PDIP membuka peluang bekerja sama dengan partai lain

Baca Selengkapnya
VIDEO: Yunarto Blak-blakan Dua Sisi di Balik Megawati Soekarnoputri
VIDEO: Yunarto Blak-blakan Dua Sisi di Balik Megawati Soekarnoputri "Keras Kepala & Lentur"

Yunarto juga mengomentari munculnya nama Pramono Anung, sosok yang dekat dengan Jokowi

Baca Selengkapnya
Bagaimana Pengaruh PDIP di Parlemen Jika Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran?
Bagaimana Pengaruh PDIP di Parlemen Jika Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran?

Jika kekuatan pro pemerintah di Parlemen sangat kuat maka akan sulit menyampaikan kritik.

Baca Selengkapnya
PDIP Ungkap Syarat Pertemuan SBY dan Megawati: Deklarasi Dukung Ganjar Dulu
PDIP Ungkap Syarat Pertemuan SBY dan Megawati: Deklarasi Dukung Ganjar Dulu

Adapun soal sinyal arah dukungan Demokrat, kata Hasto, sejauh ini masih terlihat baru penjajakan.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Ketua DPP PDIP Keras! Siap Berkawan atau Lawan Prabowo, Ikut Perintah Megawati
VIDEO: Ketua DPP PDIP Keras! Siap Berkawan atau Lawan Prabowo, Ikut Perintah Megawati

Ketua DPP PDI Perjuangan, Ahmad Basarah blak-blakan, arah politik PDIP akan mengikuti perintah Ketua Umum Megawati Soekarnoputri

Baca Selengkapnya